JAKARTA - Rencana Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Cik Ujang, untuk mendirikan klub sepak bola baru bernama Sumsel United sedang menjadi topik hangat di kalangan masyarakat dan penggemar sepak bola di provinsi ini. Langkah ini tentu menimbulkan pertanyaan besar mengingat keberadaan Sriwijaya FC yang sudah menjadi ikon sepak bola Sumatera Selatan sejak 2004. Manajemen Sriwijaya FC pun merespons dengan penuh pertimbangan dan harapan akan adanya keadilan dalam pengelolaan dua klub tersebut.
Anggoro Prajesta, CEO Digi Sport, menyatakan bahwa manajemen Sriwijaya FC menyadari adanya rencana tersebut dan berkomitmen untuk bersikap terbuka. "Itu adalah keputusan Gubernur Sumsel Herman Deru dan Wakil Gubernur Cik Ujang, dan kami menerima keputusan tersebut. Namun, yang penting adalah agar keadilan ditegakkan terhadap kedua klub nantinya," ujar Anggoro.
Sriwijaya FC merupakan Ikon Sepak Bola Sumsel yang Dicintai
Sejak berdiri, Sriwijaya FC, yang akrab dengan julukan Elang Andalas, telah memenangkan hati masyarakat Sumatera Selatan. Kompetisi yang sehat dianggap sebagai dinamika positif selama kedua klub mendapatkan dukungan yang adil. "Sebenarnya tidak masalah ya, kita siap berkompetisi secara fair, selama bisa adil memfasilitasi kedua klub Sriwijaya FC dan Sumsel United, apabila terbentuk nantinya," tambah Anggoro.
Tantangan yang Dihadapi Sriwijaya FC
Saat ini, Sriwijaya FC tengah dalam masa libur kompetisi, momen yang digunakan manajemen untuk melakukan pembenahan internal. Menurut Anggoro, ini adalah saat yang tepat untuk memperkuat manajemen Laskar Wong Kito dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan sponsor. Namun, klub ini masih menghadapi masalah serius terkait keuangan, termasuk tunggakan gaji pelatih, pemain, dan ofisial yang mencapai Rp 1 miliar, serta gaji dua bulan pemain untuk musim 2023/2024 sebesar Rp 700-800 juta.
Rencana Perombakan Manajemen melalui RUPS
Sebagai langkah awal mengatasi berbagai permasalahan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dijadwalkan pada Jumat, 28 Februari 2025. "Untuk saat ini kami tengah fokus membenahi Sriwijaya FC, pertama kita akan jalani RUPS dahulu," ujar Anggoro. Pertemuan ini diharapkan dapat memproduksi struktur manajemen baru yang lebih solid dan siap menghadapi tantangan.
Membangun Kembali Kepercayaan dengan Pemerintah
Anggoro berencana untuk menjalin komunikasi yang baik dengan Gubernur Herman Deru dan Wakil Gubernur Cik Ujang, mengingat dukungan mereka sangat krusial untuk menopang keberlanjutan Sriwijaya FC. "Kita sangat mau sekali, (bertemu Herman Deru-Cik Ujang) haruslah menghadap ke Gubernur dan jajarannya," ungkapnya. Mitra sponsor lama yang dulu mendukung klub juga diharapkan dapat kembali berkontribusi dalam kebangkitan Sriwijaya FC.
Langkah Menuju Masa Depan
Meskipun belum ada kepastian kapan pertemuan dengan gubernur dan wakil gubernur akan dilaksanakan, Anggoro menyatakan kesiapan untuk segera berkoordinasi. "Namun, mengenai jadwal itu, nanti kita akan berkoresponden terlebih dahulu tentunya," ujarnya. Komitmen ini menunjukkan keseriusan manajemen Sriwijaya FC dalam mengembalikan klub ke jalur yang benar.
Harapan untuk Dukungan Pemerintah
Di tengah krisis sponsor yang dialami sejak turun ke Liga 2 Indonesia, Anggoro berharap dukungan kuat dari pemerintah provinsi yang baru dilantik. "Mudah-mudahan dari pemerintah provinsi yang baru dilantik ini dapat ikut bersama-sama membangun kembali Sriwijaya FC ini," pungkasnya.
Dengan semua tantangan dan peluang yang ada, masa depan sepak bola Sumatera Selatan berada di titik krusial. Keputusan yang diambil dalam waktu dekat dapat menentukan nasib Sriwijaya FC dan klub baru yang diusulkan, Sumsel United. Dukungan masyarakat, pemerintah, dan stakeholder terkait sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem sepak bola yang adil dan berkelanjutan di Sumatera Selatan.