Comeback Ter Stegen di Barcelona Starter Sementara Masa Depan Dipertanyakan

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:31:14 WIB
Comeback Ter Stegen di Barcelona Starter Sementara Masa Depan Dipertanyakan

JAKARTA - Kemenangan Barcelona atas Guadalajara di Copa del Rey menghadirkan cerita yang lebih besar dari sekadar hasil pertandingan. 

Lolosnya Blaugrana ke babak 16 besar justru dibingkai oleh satu momen simbolik yang menyedot perhatian publik Camp Nou.

Marc-Andre ter Stegen kembali berdiri di bawah mistar sebagai starter. Untuk pertama kalinya sejak laga kandang terakhir musim lalu pada Mei, kiper asal Jerman itu kembali merasakan atmosfer pertandingan resmi.

Namun, kembalinya Ter Stegen bukan sekadar soal kebugaran. Ia hadir di tengah relasi yang belum sepenuhnya pulih antara dirinya dan manajemen klub.

Kemenangan 2-0 lewat gol telat Andreas Christensen dan Marcus Rashford menjadi latar, sementara sorotan tertuju pada masa depan sang kapten yang masih abu-abu.

Panggung Comeback Setelah Absen Panjang

Penampilan Ter Stegen melawan Guadalajara menjadi penanda resmi comeback-nya setelah tujuh bulan menepi. Ia terakhir kali tampil sebelum menjalani operasi punggung pada Juli lalu.

Proses pemulihan berjalan panjang dan penuh spekulasi. Banyak pihak meragukan apakah ia masih akan mendapat tempat di rencana jangka panjang Barcelona.

Keraguan itu muncul karena langkah klub di bursa transfer. Barcelona merekrut Joan Garcia dari Espanyol dengan nilai sekitar 25 juta euro.

Direktur olahraga Deco secara terbuka menilai posisi penjaga gawang membutuhkan penyegaran. Situasi tersebut membuat posisi Ter Stegen semakin terpojok.

Manajemen klub bahkan berharap sang kiper bersedia angkat kaki. Mereka menganggap peluang tampil reguler demi mengamankan status di timnas Jerman menjadi alasan logis.

Namun, Ter Stegen memilih jalan berbeda. Ia menolak hengkang dan bersikeras bertahan di Barcelona, meski tekanan datang dari berbagai arah.

Keputusan tersebut menjadi awal dari ketegangan yang sempat memanas. Hubungan pemain dan klub berada di titik paling rapuh sepanjang kariernya di Catalonia.

Ketegangan Internal dan Ban Kapten

Konflik internal sempat mencuat saat Ter Stegen menolak menandatangani dokumen terkait aturan batas gaji La Liga. Penolakan itu terjadi ketika ia masih dalam masa cedera.

Langkah tersebut memicu respons keras dari manajemen. Ban kapten dicopot, sebuah keputusan yang mengejutkan banyak pihak.

Situasi itu memperlihatkan betapa rapuhnya kepercayaan antara klub dan sang pemain. Ter Stegen yang selama ini dikenal loyal, tiba-tiba berada di posisi defensif.

Meski demikian, ketegangan perlahan mereda. Status kapten akhirnya dikembalikan, meski luka hubungan belum sepenuhnya sembuh.

Comeback di Copa del Rey pun terasa sarat makna. Ini bukan hanya soal menit bermain, tetapi juga pesan simbolik tentang eksistensinya.

Ter Stegen tampil tenang sepanjang laga. Ia tidak banyak diuji, namun kehadirannya memberi rasa stabil di lini belakang.

Bagi publik, momen ini menegaskan bahwa sang kiper masih mampu tampil di level tertinggi. Namun bagi klub, situasinya jauh lebih kompleks.

Sikap Flick dan Hirarki Penjaga Gawang

Meski Ter Stegen telah kembali fit, arah kebijakan klub belum berubah. Sumber internal menyebut Barcelona masih membuka peluang melepasnya.

Namun, klub juga mengakui hak Ter Stegen untuk menuntaskan kontraknya hingga 2028. Posisi itu membuat situasi semakin ambigu.

Pelatih Hansi Flick mengambil sikap tegas namun diplomatis. Ia menegaskan bahwa Joan Garcia tetap menjadi pilihan utama di bawah mistar.

“Sudah jelas, Joan Garcia adalah pilihan nomor satu,” kata Flick dalam konferensi pers. “Saya tidak mengatakan siapa nomor dua atau nomor tiga.”

Ia menambahkan bahwa tim percaya penuh kepada Garcia. Flick juga menegaskan tidak ada rencana perubahan dalam waktu dekat.

Namun, Flick mengaku telah berbicara langsung dengan Ter Stegen. Percakapan itu bersifat pribadi dan tidak untuk konsumsi publik.

“Saya berbicara secara pribadi dengan Marc tentang situasinya, tetapi apa yang kami bicarakan akan tetap di antara kami,” ujarnya.

Flick tetap memberikan penghormatan. Ia menyebut Ter Stegen sebagai kiper luar biasa dan pribadi yang hebat.

Pernyataan itu mencerminkan dilema. Flick harus menjaga stabilitas tim tanpa menutup pintu bagi figur senior yang berjasa besar.

Starter Sementara dan Masa Depan Terbuka

Setelah laga melawan Guadalajara, Flick kembali menegaskan bahwa keputusan memainkan Ter Stegen bersifat situasional. Ia menekankan status starter hanya untuk pertandingan tersebut.

“Bagi saya, Marc adalah kapten tim,” kata Flick. “Ia pemain dengan karier panjang di klub ini.”

Keputusan itu disebut sebagai bentuk penghargaan. Flick ingin memberi kesempatan kepada Ter Stegen untuk menunjukkan bahwa ia telah kembali.

Ter Stegen sendiri masih terikat kontrak panjang. Ia meneken perpanjangan pada 2023 hingga 2028, termasuk penundaan gaji.

Langkah tersebut dilakukan demi membantu kondisi finansial klub. Namun, sebagian besar nilai kontrak baru akan jatuh tempo dalam dua musim ke depan.

Fakta itu menambah kompleksitas. Barcelona harus menimbang beban finansial, sementara Ter Stegen mempertahankan hak profesionalnya.

Comeback ini membuka banyak kemungkinan. Ia bisa menjadi awal rekonsiliasi, atau sekadar episode singkat sebelum perpisahan.

Yang jelas, posisi Ter Stegen belum sepenuhnya aman. Ia masih berada di persimpangan antara loyalitas dan realitas sepak bola modern.

Bagi Barcelona, keputusan berikutnya akan menentukan arah masa depan lini pertahanan. Bagi Ter Stegen, setiap menit bermain kini bernilai pembuktian.

Terkini