PGEO Percepat Proyek Panas Bumi Lahendong Dorong Pasokan Listrik Bersih Nasional

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:27:56 WIB
PGEO Percepat Proyek Panas Bumi Lahendong Dorong Pasokan Listrik Bersih Nasional

JAKARTA - Upaya penguatan energi bersih nasional kembali menunjukkan kemajuan penting. 

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGEO mengambil langkah strategis dengan merampungkan dokumen teknis pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 7 dan 8 di Sulawesi Utara.

Langkah ini menjadi sinyal kuat keseriusan PGEO dalam mempercepat pemanfaatan panas bumi sebagai sumber listrik andal dan berkelanjutan. Penyerahan dokumen tersebut kepada PT PLN (Persero) membuka jalan bagi proses evaluasi pembelian tenaga listrik berbasis energi baru dan terbarukan.

Dengan kapasitas yang dirancang cukup signifikan, proyek ini diharapkan tidak hanya memperkuat pasokan listrik regional, tetapi juga mendukung agenda transisi energi nasional menuju sumber yang lebih ramah lingkungan.

Dokumen Teknis Jadi Fondasi Tahap Pengembangan

PGEO mencatatkan tonggak penting melalui penyelesaian dan penyerahan dokumen teknis pengembangan PLTP Lahendong Unit 7 dan 8. Proyek ini dirancang memiliki kapasitas 2 x 20 megawatt yang dikombinasikan dengan pembangkit Binary Unit berkapasitas 10 megawatt.

Dokumen teknis tersebut menjadi syarat utama bagi PLN dalam melakukan evaluasi pembelian tenaga listrik. Skema yang digunakan adalah total proyek melalui Perjanjian Jual Beli Listrik atau PJBL untuk pembangkit energi baru dan terbarukan.

Dengan rampungnya dokumen ini, proses pengembangan diharapkan dapat berjalan lebih terstruktur dan terukur. Tahapan administratif dan teknis yang solid menjadi fondasi penting sebelum masuk ke fase konstruksi dan operasional.

PGEO memandang penyelesaian dokumen ini sebagai langkah awal yang menentukan keberhasilan proyek panas bumi di kawasan Lahendong, sekaligus mempertegas komitmen perusahaan dalam mendukung bauran energi nasional.

Komitmen PGEO Optimalkan Potensi Lahendong

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGEO, Edwil Suzandi, menyampaikan bahwa perusahaan terus mengoptimalkan potensi panas bumi di wilayah Lahendong. Upaya tersebut telah dilakukan sejak beroperasinya PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 pada 2016.

Menurut Edwil, penyampaian dokumen teknis ini memiliki arti strategis bagi pengembangan panas bumi, tidak hanya untuk Sulawesi Utara, tetapi juga bagi penguatan sektor energi bersih di Indonesia secara keseluruhan.

“Kami berharap dengan disampaikannya dokumen ini, PLN dapat melakukan proses evaluasi dan pembelian tenaga listrik dari pembangkit energi baru terbarukan, sekaligus mendorong percepatan tahapan pengembangan selanjutnya,” ujar Edwil.

Ia menegaskan bahwa PGEO berkomitmen memperluas manfaat panas bumi agar dampaknya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat. Energi panas bumi dinilai memiliki peran penting dalam menyediakan listrik yang stabil dan rendah emisi.

Tahapan Lanjutan dan Sinergi dengan PLN

Seiring dengan penyerahan dokumen teknis, PGEO menyatakan kesiapan untuk melanjutkan tahapan berikutnya bersama PLN. Proses ini mencakup diskusi teknis yang lebih mendalam terkait berbagai aspek pengembangan proyek.

Beberapa kajian yang akan dibahas meliputi evaluasi reservoir panas bumi, desain fasilitas produksi, hingga studi penyambungan ke sistem kelistrikan. Aspek kelistrikan dan komersial juga menjadi bagian penting dalam pembahasan lanjutan tersebut.

Sinergi antara PGEO dan PLN diharapkan dapat mempercepat pengambilan keputusan sekaligus memastikan proyek berjalan sesuai standar teknis dan regulasi yang berlaku. Kolaborasi ini dinilai krusial untuk menjaga keandalan pasokan listrik berbasis energi terbarukan.

Edwil juga menyebutkan bahwa saat ini PGEO telah menyumbang sekitar 30 persen kebutuhan listrik di Sulawesi Utara dan wilayah sekitarnya. Kontribusi ini menunjukkan peran strategis panas bumi dalam sistem kelistrikan regional.

Kontribusi Listrik Regional dan Target Jangka Panjang

Dengan tambahan kapasitas dari PLTP Lahendong Unit 7 dan 8 serta Binary Unit, kontribusi PGEO diperkirakan akan meningkat signifikan. Pasokan listrik dari panas bumi berpotensi mencapai 35 hingga 40 persen dari total kebutuhan listrik wilayah tersebut.

Peningkatan ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi regional sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Panas bumi menawarkan keunggulan berupa pasokan yang stabil dan berkelanjutan sepanjang tahun.

Sebagai pionir pengembangan energi panas bumi di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, PGE terus memacu pengembangan kapasitas. Perusahaan menargetkan kapasitas terpasang sebesar 1 gigawatt dalam beberapa tahun ke depan dan meningkat menjadi 1,8 gigawatt pada 2033.

Saat ini, PGE mengelola kapasitas terpasang sebesar 727 megawatt yang tersebar di enam wilayah operasi. Selain Lahendong, PGEO juga mengembangkan proyek strategis lain seperti PLTP Hululais Unit 1 dan 2 serta proyek co-generation bersama PLN Indonesia Power.

Langkah percepatan proyek Lahendong Unit 7 dan 8 menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang PGEO. Melalui pengembangan panas bumi, perusahaan berupaya memperkuat peran energi bersih dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional secara berkelanjutan.

Terkini