Penguatan Diplomasi Indonesia–Pakistan Lewat Undangan Resmi Prabowo

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:07:26 WIB
Penguatan Diplomasi Indonesia–Pakistan Lewat Undangan Resmi Prabowo

JAKARTA - Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Pakistan selama dua hari pada 8–9 Desember 2025 tidak hanya menjadi momentum pertemuan tingkat tinggi, tetapi juga langkah strategis mempererat hubungan kedua negara. 

Dari hasil rangkaian agenda tersebut, Presiden Prabowo secara resmi mengundang Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif untuk melakukan kunjungan balasan ke Indonesia.

Undangan itu disampaikan langsung dalam sesi pernyataan bersama setelah pertemuan bilateral yang digelar di kediaman resmi PM Pakistan (PM House), Islamabad, pada Selasa. Selain kepada PM Sharif, Presiden Prabowo juga membuka pintu bagi pemimpin Pakistan lainnya untuk datang ke Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut Prabowo menegaskan, “Saya mengundang secara resmi Perdana Menteri Sharif untuk berkunjung ke Indonesia, dan juga pemimpin Pakistan lainnya untuk datang ke Indonesia, untuk melihat bersama, dan mungkin memberikan kami petunjuk-petunjuk juga wawasan untuk bersama-sama memperkuat kerja sama dua negara.”

Pertemuan Produktif Bahas Beragam Sektor Strategis

Kunjungan Presiden Prabowo ke Pakistan merupakan yang pertama sejak menjabat sebagai kepala negara. Pertemuan dengan PM Sharif di PM House berlangsung dalam suasana yang disebut keduanya sebagai pertemuan produktif. Beragam sektor strategis masuk dalam pembahasan, mulai dari perdagangan dan investasi, pendidikan terutama pendidikan vokasi, kebudayaan, hingga kesehatan.

Kedua pemimpin juga menyaksikan penandatanganan sejumlah dokumen kerja sama dan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Pakistan. Secara keseluruhan, terdapat tujuh dokumen yang disepakati, mencakup bidang kesehatan, pendidikan, bantuan beasiswa, sertifikasi serta pengembangan produk halal, arsip, hingga pencegahan dan pemberantasan perdagangan narkoba.

Kesepakatan tersebut menjadi langkah tindak lanjut yang konkret untuk membuka peluang kerja sama yang lebih kuat di masa mendatang, sekaligus mempertegas komitmen kedua negara dalam memperluas kolaborasi di sektor-sektor penting.

Upaya Menyeimbangkan Neraca Perdagangan

Isu perdagangan menjadi perhatian khusus dalam pertemuan bilateral ini. Baik Indonesia maupun Pakistan sepakat untuk menyeimbangkan neraca perdagangan yang selama ini masih timpang karena didominasi oleh impor sawit dari Indonesia.

Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa ia telah menginstruksikan para menterinya untuk mencari langkah konkret guna menciptakan neraca perdagangan yang lebih seimbang. Di hadapan PM Sharif, Prabowo menekankan perlunya upaya bersama agar hubungan ekonomi tidak hanya berjalan satu arah.

Sementara itu, PM Sharif menyampaikan bahwa nilai perdagangan kedua negara telah mencapai 4,5 miliar dolar AS, tetapi sekitar 90 persen berasal dari impor sawit dari Indonesia. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, pihaknya menyoroti potensi ekspor Pakistan, mulai dari produk pertanian, teknologi informasi (IT), hingga sektor-sektor lain yang dinilai belum banyak tergarap pasar Indonesia.

Pernyataan ini menunjukkan komitmen Pakistan untuk memperluas profil ekspornya sekaligus memperkuat hubungan dagang dengan Indonesia melalui sektor yang lebih beragam.

Kerja Sama Sumber Daya Manusia dan Kesehatan

Selain bidang perdagangan, isu mengenai pengembangan sumber daya manusia—khususnya di sektor kesehatan—juga menjadi sorotan. PM Sharif menjelaskan bahwa Pakistan sepakat untuk mengirim tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi, dokter spesialis, hingga ahli kesehatan lainnya ke Indonesia.

Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang berencana membangun banyak fakultas kedokteran di Indonesia. Melalui tambahan tenaga ahli, diharapkan kebutuhan pendidikan dan produksi tenaga kesehatan dapat terpenuhi, termasuk mencetak lebih banyak dokter spesialis dan subspesialis.

Kerja sama ini dinilai penting bagi kedua negara. Bagi Pakistan, hal ini membuka peluang penempatan tenaga ahli di sektor kesehatan di luar negeri. Sementara bagi Indonesia, kerja sama tersebut mendukung program peningkatan kapasitas tenaga medis yang sedang digencarkan pemerintah.

Delegasi Indonesia Perkuat Pembahasan Bilateral

Dalam seluruh agenda pertemuan di PM House, Presiden Prabowo didampingi sejumlah pejabat tinggi pemerintahan. Di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Brian Yuliarto.

Turut hadir pula Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI M Tonny Harjono, Duta Besar RI untuk Pakistan Letjen TNI (Purn) Chandra Warsenanto Sukotjo, dan Kepala Badan Logistik Pertahanan Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari. Selain itu, hadir juga Panglima Kopassus TNI AD Letjen TNI Djon Afriandi.

Kehadiran delegasi lengkap menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam memperkuat berbagai sektor kerja sama dengan Pakistan. Pendekatan ini sekaligus menandai babak baru diplomasi Indonesia yang lebih aktif, khususnya di kawasan Asia Selatan.

Terkini

5 Resep Kue Jadul Lezat untuk Nostalgia di Rumah

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:07:59 WIB

Teknik Memotong Kentang agar Kukusan Pulen dan Beraroma

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:07:56 WIB

Racikan Bumbu Bebek Goreng Empuk dan Gurih Rumahan

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:07:53 WIB