JAKARTA - Dominasi instrumen investasi di sektor asuransi jiwa kembali terlihat kuat pada kuartal III-2025.
Perubahan komposisi penempatan dana menunjukkan bahwa pelaku industri semakin mengandalkan stabilitas dan keamanan instrumen jangka panjang, terutama Surat Berharga Negara (SBN), yang terus menjadi prioritas dalam menjaga ketahanan portofolio investasi.
Data terbaru Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperlihatkan bahwa porsi SBN bukan hanya terbesar, tetapi juga tumbuh signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Tren ini mencerminkan kehati-hatian industri dalam mengelola dana masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang menuntut stabilitas.
Penempatan Investasi Didominasi SBN yang Terus Tumbuh
Ketua Bidang Operational of Excellence AAJI, Yurivanno Gani, menjelaskan bahwa penempatan investasi industri asuransi jiwa pada instrumen SBN per kuartal III-2025 mencapai Rp 236,88 triliun.
Ia menegaskan adanya kenaikan yang cukup kuat pada instrumen ini.
“Nilainya meningkat 15,2%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Jadi, mayoritas itu masih dipegang SBN,” ujarnya dalam konferensi pers AAJI di Jakarta Pusat, Senin.
Berdasarkan catatan AAJI, SBN memberikan kontribusi sebesar 41,45% terhadap total investasi industri yang mencapai Rp 571,40 triliun. Tingginya alokasi ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut masih menjadi andalan perusahaan asuransi jiwa untuk menjaga keseimbangan portofolio.
Yurivanno juga menegaskan bahwa komitmen industri dalam memilih SBN erat kaitannya dengan dukungan terhadap program pembangunan nasional. Menurutnya, penempatan dana di instrumen ini mencerminkan tanggung jawab sektor asuransi jiwa dalam membantu pembiayaan pemerintah.
Komitmen pada Instrumen Stabil Demi Kepentingan Pemegang Polis
Selain kontribusi terhadap pembangunan, penempatan dana di SBN juga memiliki alasan fundamental lainnya. Yurivanno menuturkan bahwa stabilitas jangka panjang menjadi pertimbangan utama industri asuransi jiwa.
Menurutnya, SBN dipilih sebagai instrumen yang mampu menjaga kestabilan dana perusahaan dan tidak mudah terpengaruh fluktuasi pasar.
“Hal itu bertujuan untuk menjaga kepentingan para pemegang polis,” jelasnya.
Sikap tersebut menunjukkan bahwa pelaku industri mengutamakan keamanan aset dalam jangka panjang. Dengan begitu, perusahaan dapat memastikan bahwa kewajiban pembayaran manfaat kepada pemegang polis dapat terus dipenuhi tanpa mengabaikan risiko pasar.
Namun, dominasi SBN juga mencerminkan penyesuaian portofolio industri terhadap dinamika ekonomi dan kondisi pasar modal yang bergerak fluktuatif sepanjang tahun.
Instrumen Lain Mengalami Perubahan Komposisi Investasi
Meskipun SBN menjadi penempatan terbesar, beberapa instrumen lain menunjukkan perkembangan yang beragam. Instrumen saham menempati posisi kedua dalam portofolio investasi asuransi jiwa, dengan nilai Rp 124,57 triliun pada kuartal III-2025.
Nilai tersebut menurun 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan kontribusi 21,8% terhadap total investasi. Penurunan ini menandakan adanya penyesuaian industri terhadap volatilitas pasar saham.
Posisi ketiga ditempati instrumen reksadana dengan nilai investasi Rp 70,6 triliun. Angka ini turun 2,4% secara tahunan, dan memberikan kontribusi 12,35% terhadap total portofolio.
Pada posisi berikutnya, instrumen sukuk korporasi justru mencatat kenaikan. Penempatannya mencapai Rp 53,92 triliun, naik 16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan kontribusi 9,44%. Kenaikan ini menunjukkan bahwa instrumen pendapatan tetap berbasis syariah semakin diminati oleh pelaku industri.
Sementara itu, instrumen deposito berada di posisi kelima. Nilainya mencapai Rp 33,17 triliun per kuartal III-2025, turun 4,1% secara tahunan dan memberikan kontribusi 5,8% terhadap total investasi.
Di luar lima instrumen utama tersebut, sisa dana ditempatkan pada instrumen penyertaan langsung, bangunan dan tanah, serta instrumen lainnya sesuai strategi masing-masing perusahaan asuransi jiwa.
Total Penempatan Investasi Meningkat Moderat
AAJI melaporkan bahwa total penempatan investasi industri asuransi jiwa per kuartal III-2025 mencapai Rp 571,40 triliun. Angka tersebut tumbuh 3,2% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan moderat ini menandakan bahwa industri tetap mampu menjaga keberlanjutan kinerja investasi di tengah dinamika perekonomian. Kenaikan total investasi juga mencerminkan penguatan strategi pengelolaan dana berbasis kehati-hatian yang dilakukan pelaku industri.
Dengan SBN sebagai tulang punggung portofolio, ditambah perkembangan instrumen lainnya yang terus dipantau, industri asuransi jiwa menunjukkan kesiapan dalam menghadapi tantangan ekonomi sekaligus menjaga kepentingan jutaan pemegang polis.