JAKARTA - Menjelang dimulainya Piala Dunia 2026, perhatian publik sepak bola dunia kembali tertuju pada Timnas Inggris.
Bukan hanya karena performa meyakinkan mereka di babak kualifikasi, tetapi juga lantaran dukungan yang datang dari salah satu pelatih paling berpengaruh dalam sepak bola modern: Josep “Pep” Guardiola.
Sang manajer Manchester City itu menyampaikan keyakinannya bahwa Inggris kini berada pada titik yang tepat untuk melangkah menuju gelar dunia yang telah lama mereka impikan.
Guardiola, yang telah menetap di Inggris hampir satu dekade, melihat momentum besar tengah terbangun. Keberhasilan Inggris menembus putaran final tanpa hambatan berarti dianggap sebagai tanda kesiapan mereka memasuki babak baru dalam perjalanan sepak bola internasional.
Keyakinan Guardiola terhadap Potensi Inggris
Di bawah komando Thomas Tuchel, Inggris menunjukkan perkembangan signifikan sejak awal tahun ini. Undian resmi fase grup yang akan digelar Sabtu, 6 Desember 2025 dini hari WIB, menjadi momen penting bagi publik Inggris untuk melihat sejauh mana perjalanan mereka akan diuji.
Guardiola menilai bahwa pengalaman pahit di Euro 2020 dan 2024 justru menjadi fondasi paling kuat bagi Inggris untuk tampil lebih matang. Dua kekalahan tipis di laga final dianggap sebagai pembelajaran berharga yang membentuk karakter tim.
Ketika ditanya mengenai siapa yang pantas dijagokan sebagai kandidat juara, Guardiola memberikan jawaban yang lugas.
Ia menyatakan, “Sama saja. Semua orang sudah tahu. Kita semua akan sepakat soal para kandidat jika kita menyebut empat atau lima tim. Semua orang sudah mengetahuinya.”
Namun di antara nama-nama raksasa dunia, Guardiola tidak menutupi harapannya. Ia berkata, “Saya ingin Inggris ada di sana [kandidat favorit juara].”
Kedekatan emosional menjadi alasan yang ia kemukakan. Guardiola telah bekerja dan tinggal di Inggris sejak 2016, membangun salah satu dinasti paling kuat dalam sejarah Premier League. “Saya tidak ingin terlihat terlalu baik, tapi saya sudah berada di sini selama bertahun-tahun dan menjadi bagian dari negara ini,” ujarnya.
Ia pun menambahkan harapan personalnya: “Saya ingin Thomas [Tuchel] dan orang-orang di sini mengambil langkah terakhir itu dan mencapainya.”
Transformasi Inggris di Bawah Thomas Tuchel
Penunjukan Thomas Tuchel sebagai pelatih Inggris di awal tahun membuka babak baru bagi The Three Lions. Banyak yang memperkirakan proses adaptasi memerlukan waktu, tetapi hasil di lapangan berbicara sebaliknya.
Tuchel langsung mengantarkan Inggris mencatat delapan kemenangan beruntun di laga kompetitif, semuanya tanpa kebobolan.
Rangkaian clean sheet tersebut mencerminkan organisasi pertahanan Inggris yang semakin kuat, sembari tetap mempertahankan kekuatan lini depan yang dikenal agresif dan efektif. Tidak mengherankan jika publik dan pengamat kemudian memasukkan Inggris dalam jajaran favorit kuat di Piala Dunia mendatang.
Opta mencatat Inggris memiliki peluang 11,8 persen untuk menjadi juara, menempatkan mereka di bawah Prancis dan Spanyol. Walau bukan yang tertinggi, angka tersebut menunjukkan posisi solid Inggris di antara elite dunia.
Dengan kedalaman skuad yang merata dan sejumlah pemain yang sedang berada dalam masa keemasan, ekspektasi publik meningkat tajam menjelang turnamen.
Spekulasi sempat mengiringi pergantian era ini. Guardiola sendiri pernah dikaitkan dengan posisi pelatih Inggris setelah Gareth Southgate mundur pada 2024, menyusul kekalahan keduanya di final Euro. Namun pada akhirnya, Tuchel menjadi sosok yang dipercaya, dan hingga kini ia menjawab ekspektasi itu dengan performa mengesankan.
Modal Berharga Inggris Menuju Piala Dunia
Jika menilik perjalanan mereka selama dua tahun terakhir, Inggris tampak memiliki kombinasi ideal antara pengalaman, kualitas individu, dan kedisiplinan taktik. Pemain-pemain seperti Jude Bellingham, yang terus menunjukkan kualitas di level klub dan internasional, menjadi simbol dari ambisi baru Inggris.
Dalam laga kualifikasi Grup K, Bellingham kembali membuktikan perannya sebagai motor permainan saat Inggris menghadapi Albania. Performa pemain muda tersebut menjadi bagian dari konsistensi yang membuat Inggris sulit dikalahkan dalam berbagai pertandingan resmi sepanjang tahun ini.
Kedalaman skuad Inggris di era Tuchel juga memberi fleksibilitas taktik yang besar. Dengan banyak pemain yang mampu mengisi berbagai posisi, Tuchel punya ruang untuk melakukan rotasi tanpa mengurangi kualitas permainan.
Faktor ini dinilai sangat penting dalam kompetisi besar seperti Piala Dunia, di mana jadwal padat bisa menjadi tantangan tersendiri.
Guardiola memahami betul bagaimana tuntutan turnamen besar dapat menguji mental dan fisik pemain. Oleh karena itu, dukungan yang ia sampaikan bukan sekadar formalitas, tetapi didasari pada penilaian objektif terhadap perkembangan sepak bola Inggris.
Menatap Kesempatan Emas di 2026
Dengan segala modal yang dimiliki, Inggris memasuki Piala Dunia 2026 sebagai salah satu tim paling diperhitungkan. Bagi Guardiola, kesempatan ini lebih dari sekadar peluang untuk menjuarai turnamen; ini adalah momen bagi Inggris untuk menyempurnakan perjalanan panjang mereka sejak era Southgate hingga masa baru bersama Tuchel.
Kini, hanya tinggal menunggu bagaimana Inggris memanfaatkan momentum tersebut. Undian grup pada awal Desember menjadi langkah awal yang akan menentukan peta perjalanan mereka di Amerika Utara nanti. Namun bagi Guardiola, harapan sudah jelas: Inggris layak mengambil langkah terakhir itu.