Harga Buyback Emas Antam Menguat, Pasar Tunggu Arah Global

Jumat, 05 Desember 2025 | 09:41:29 WIB
Harga Buyback Emas Antam Menguat, Pasar Tunggu Arah Global

JAKARTA - Kenaikan harga buyback emas Antam kembali menjadi sorotan pelaku pasar sepanjang pekan pertama Desember 2025. 

Meski belum menyentuh rekor tertinggi, tren penguatan harga buyback menunjukkan tingginya minat investor terhadap emas di tengah dinamika ekonomi global. Pergerakan harga yang terus naik menjadi indikator bahwa emas masih menjadi instrumen aman di tengah ketidakpastian.

Pergerakan ini juga memperlihatkan bagaimana sentimen internasional ikut mempengaruhi harga emas domestik, termasuk buyback di Antam yang terus menanjak sepanjang tahun berjalan.

Kenaikan Harga Buyback Menguat Sepanjang 2025

Berdasarkan data Logam Mulia Jumat, harga buyback emas Antam naik Rp1.000 menjadi Rp2.268.000 per gram. Kenaikan ini bukan sekadar fluktuasi harian, tetapi telah membawa total pertumbuhan hingga 66,15% sepanjang periode berjalan 2025.

Kendati demikian, harga buyback tersebut masih berada di bawah all time high (ATH) yang pernah mencapai Rp2.336.000 pada 21 Oktober 2025. Meski belum mengulang rekor tersebut, tren penguatan tahun ini mencerminkan tingginya permintaan buyback, terutama dari investor yang mulai menata ulang portofolio menjelang akhir tahun.

Buyback emas sendiri merupakan transaksi menjual kembali emas dalam bentuk logam mulia, batangan, atau perhiasan. Harga buyback biasanya dipatok lebih rendah dari harga jual, sehingga keuntungan dapat diperoleh ketika selisih antara harga beli dan harga jual kembali cukup besar.

Sesuai PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen bagi pemegang NPWP dan 3 persen bagi non-NPWP. Pajak tersebut dipotong langsung dari total nilai buyback sehingga investor perlu memperhitungkannya sejak awal.

Pergerakan Global Masih Menjadi Penggerak Utama

Kenaikan harga buyback emas Antam dipengaruhi pula oleh dinamika harga emas dunia. Berdasarkan laporan sebelumnya, harga emas di pasar global pada Jumat pukul 06.43 WIB berada di level US$4.205,88 per troy ounce, turun tipis US$1,74 dari posisi penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan sehari sebelumnya, harga emas dunia sempat menguat, meski hanya secara tipis, sejalan dengan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) dan pelemahan dolar AS. Pasar saat ini tengah menunggu rilis data inflasi yang dinilai penting sebagai petunjuk arah kebijakan Federal Reserve menjelang rapat Desember.

Dalam laporan Reuters, disebutkan:
"Harga emas menguat tipis di tengah kenaikan imbal hasil obligasi AS dan pelemahan dolar, sementara pasar menanti rilis data inflasi sebagai petunjuk arah kebijakan Federal Reserve jelang rapat Desember."

Harga emas spot tercatat naik 0,1% menjadi US$4.210,49 per ounce, sedangkan emas berjangka AS untuk pengiriman Februari menguat 0,2% ke US$4.243 per ounce.

Analis Marex, Edward Meir, menyampaikan bahwa ruang penguatan emas masih terbatas akibat tingginya imbal hasil obligasi. Namun, indeks dolar AS sedikit memberikan dorongan bagi kestabilan harga logam mulia tersebut.

"Yield yang lebih tinggi menahan kenaikan (harga emas), sementara indeks dolar secara umum justru memberi sedikit dukungan," ujarnya.

Sentimen Investor dan Faktor Pajak Pengaruhi Keputusan Jual-Beli

Bagi investor di pasar domestik, pergerakan harga buyback emas Antam sering dijadikan acuan untuk menentukan waktu yang tepat menjual koleksi emas mereka. Kenaikan dua digit sepanjang tahun ini menjadi sinyal bahwa emas masih menjadi instrumen lindung nilai favorit.

Harga buyback yang terus naik membuat sebagian pemegang emas mulai melirik peluang untuk mencairkan asetnya. Namun tidak sedikit pula yang memilih menahan emas hingga harga kembali mendekati rekor tertinggi, mengingat momentum tersebut pernah tercapai dua bulan sebelumnya.

Faktor pajak PPh 22 juga menjadi salah satu pertimbangan investor ketika ingin melakukan buyback dalam nominal besar. 

Pemotongan langsung dari nilai transaksi membuat perhitungan keuntungan harus dilakukan dengan lebih detail. Meski begitu, kenaikan harga yang signifikan sepanjang 2025 tetap membuat buyback menjadi opsi menarik, terutama untuk emas yang dibeli pada harga jauh lebih rendah.

Sebagian pelaku pasar memanfaatkan volatilitas harga global untuk mendapatkan margin optimal. Ketika harga emas naik namun pasar global menunjukkan sinyal pelemahan, sebagian investor cenderung memilih menjual kembali emasnya untuk mengamankan keuntungan.

Prospek Harga Emas Menjelang Akhir Tahun

Menjelang akhir 2025, harga emas diperkirakan masih akan bergerak mengikuti arah kebijakan Federal Reserve. Data inflasi dan perkembangan ekonomi AS menjadi indikator yang akan mempengaruhi imbal hasil obligasi serta nilai dolar, dua faktor yang sangat menentukan harga emas dunia.

Jika dolar melemah dan imbal hasil obligasi menurun, emas berpotensi kembali menguat dan mendekati level ATH. Sebaliknya, jika yield meningkat, tekanan terhadap emas bisa kembali muncul dan membatasi potensi penguatan.

Bagi investor dalam negeri, tren buyback yang naik 66,15% sepanjang tahun sudah cukup memberikan gambaran bahwa minat masyarakat terhadap emas tetap kuat. Kombinasi antara faktor global, kebijakan pajak, serta kebutuhan likuiditas akhir tahun akan menjadi penentu utama arus jual-beli emas Antam.

Dengan demikian, perkembangan harga buyback emas Antam hingga Desember ini menunjukkan dinamika menarik yang perlu dicermati, terutama bagi pemegang emas batangan yang tengah mempertimbangkan langkah strategis menjelang pergantian tahun.

Terkini

Mitratel Fokus Pulihkan Ribuan Titik Jaringan Sumatra

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:48 WIB

Wings Air Buka Tiga Rute Baru dari Bandung 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:47 WIB

KM Sinabung Pelni Desember 2025: Rute dan Tiket Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:44 WIB

Sugar Co Ambil Alih Tiga Pabrik Gula Milik ID FOOD

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:39 WIB

Jadwal DAMRI Jogja ke Bandara YIA, Tiket dan Rute Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:30 WIB