Dominasi Mobil Listrik Impor Tekan Industri Otomotif Nasional

Senin, 01 Desember 2025 | 08:26:49 WIB
Dominasi Mobil Listrik Impor Tekan Industri Otomotif Nasional

JAKARTA - Industri otomotif Indonesia menghadapi dilema serius. Penjualan mobil domestik menurun drastis, sementara mobil listrik impor membanjiri pasar.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat penjualan mobil listrik sepanjang Januari-Oktober 2025 mencapai 69.146 unit, di mana 73 persen atau sekitar 50.476 unit merupakan produk impor Completely Built Up (CBU).

Kemenperin menekankan, nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja dari mobil listrik impor tetap berada di negara asal. Artinya, meski penjualan meningkat, dampaknya terhadap industri lokal sangat minim.

Fenomena ini menimbulkan kesan industri otomotif kuat jika hanya dilihat dari angka penjualan mobil listrik, padahal kenyataannya berbeda.

Produksi Domestik Tertekan Tajam

Sementara itu, kendaraan produksi lokal yang mendominasi pasar nasional justru mengalami penurunan signifikan. Kemenperin menegaskan, volume penjualan jauh di bawah kapasitas produksi tahunan, menandakan tekanan nyata pada industri dalam negeri.

“Penurunan tajam penjualan kendaraan bermotor roda empat jauh di bawah angka produksinya di kala penjualan kendaraan EV impor naik tajam adalah fakta yang tidak bisa dihindari,” ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, Minggu (30/11/2025).

Febri juga menekankan, banyaknya pameran otomotif yang digelar sepanjang tahun bukan indikasi industri kuat. Sebaliknya, itu merupakan upaya pelaku industri untuk mempertahankan permintaan dan melindungi pekerja dari potensi PHK.

Data Penjualan dan Produksi yang Memprihatinkan

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil baru Januari-Oktober 2025 hanya mencapai 634.844 unit, turun 10,6 persen dibanding periode sama 2024. Penurunan paling tajam terjadi pada segmen entry-level di bawah Rp200 juta, mencapai 40 persen.

Segmen low (Rp200–400 juta) merosot 36 persen, sedangkan kendaraan komersial turun 23 persen. Segmen-segmen ini menjadi basis produksi terbesar di dalam negeri dan menyasar konsumen kelas menengah, termasuk pembeli mobil pertama.

Selain itu, data Ditjen ILMATE menunjukkan produksi kendaraan domestik turun menjadi 957.293 unit, lebih rendah dari 996.741 unit pada tahun lalu. Penurunan serentak ini memperlihatkan tekanan ganda yang dialami industri lokal.

Kebutuhan Insentif untuk Memulihkan Industri

Kemenperin menilai insentif penting untuk memulihkan industri otomotif. Langkah ini diharapkan dapat menyeimbangkan dominasi mobil impor dan mendorong produksi domestik, sekaligus mempertahankan lapangan kerja.

“Walaupun Kemenperin belum merumuskan jenis, bentuk, dan target insentif, usulannya akan mengarah ke segmen kelas menengah-bawah dan didasarkan pada nilai TKDN,” jelas Febri.

Insentif diharapkan mampu menurunkan harga kendaraan, memperbaiki sentimen pasar, serta menjaga daya beli konsumen, khususnya di kelas menengah dan pembeli mobil pertama yang sensitif terhadap perubahan harga.

Febri menegaskan, tanpa kebijakan yang tepat, tekanan pasar dapat memengaruhi utilisasi pabrik, investasi, dan keberlangsungan lapangan kerja, tidak hanya di industri mobil tetapi juga sektor komponen.

Ancaman Terhadap Struktur Industri Nasional

Pelemahan pasar yang terjadi secara simultan bisa menimbulkan konsekuensi panjang bagi industri otomotif. Tidak adanya intervensi kebijakan akan memperdalam tekanan, bahkan mengancam keberlanjutan produksi lokal dan stabilitas lapangan kerja.

Fenomena dominasi mobil listrik impor menyoroti pentingnya strategi jangka panjang untuk mendukung produsen domestik. Jika tidak diantisipasi, pertumbuhan kendaraan listrik justru akan memberi keuntungan bagi negara lain tanpa berdampak signifikan bagi industri dalam negeri.

Febri menyatakan, strategi ini harus melibatkan kebijakan fiskal, regulasi insentif, dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik domestik agar industri otomotif Indonesia tetap kompetitif dan berkelanjutan.

Terkini

9 Aplikasi YouTube Tanpa Iklan Terbaik 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 13:43:09 WIB

Mitratel Fokus Pulihkan Ribuan Titik Jaringan Sumatra

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:48 WIB

Wings Air Buka Tiga Rute Baru dari Bandung 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:47 WIB

KM Sinabung Pelni Desember 2025: Rute dan Tiket Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:44 WIB