Penyebab Gula Darah Tinggi Selain Diabetes yang Sering Terjadi

Senin, 01 Desember 2025 | 10:15:48 WIB
Penyebab Gula Darah Tinggi Selain Diabetes yang Sering Terjadi

JAKARTA - Kenaikan gula darah sering kali langsung dikaitkan dengan diabetes, padahal tubuh manusia memiliki banyak mekanisme yang dapat memicu lonjakan glukosa tanpa harus didahului penyakit tersebut. 

Berbagai kondisi medis, gaya hidup, hingga respons tubuh terhadap stres dapat berperan membuat gula darah melonjak dalam waktu singkat maupun bertahap.

Pemahaman yang keliru membuat sebagian orang tidak menyadari bahwa tingginya gula darah bisa terjadi pada siapa saja, meski tidak memiliki riwayat diabetes sekalipun. Karena itu, mengenali penyebabnya secara lebih luas menjadi langkah penting untuk pencegahan dini.

Gaya Hidup dan Hormon Berperan Besar dalam Lonjakan Glukosa

Pola makan tidak sehat dan kebiasaan kurang bergerak merupakan faktor paling umum yang meningkatkan kadar gula darah. Konsumsi gula berlebih, karbohidrat olahan, serta perilaku sedenter terbukti memicu resistensi insulin. Tubuh menjadi kesulitan mengolah glukosa sehingga kadar gula pun meningkat.

Mengutip CNNIndonesia, lonjakan gula darah bukan hanya disebabkan diabetes. Berbagai kondisi lain dapat menimbulkan efek serupa dan memengaruhi kerja metabolisme tubuh. Kesalahpahaman ini membuat sebagian kasus terlambat ditangani karena tidak menyadari pemicunya berasal dari faktor non-diabetes.

Pada banyak orang, perubahan hormon juga memegang peranan penting. Respons tubuh terhadap stres fisik maupun emosional dapat memicu peningkatan kortisol—hormon yang secara langsung mendorong pelepasan glukosa dari hati.

Gangguan Organ dan Kondisi Medis yang Memengaruhi Gula Darah

Beberapa kondisi kesehatan tertentu dapat mengganggu kemampuan tubuh mengatur gula darah. Salah satunya adalah sindrom Cushing, kondisi langka yang terjadi akibat paparan hormon kortisol berlebihan. Kortisol yang tinggi mengganggu kerja insulin sehingga resistensi insulin pun meningkat.

Selain gangguan hormon, masalah pada pankreas menjadi pemicu lain yang tidak kalah serius. Penyakit seperti pankreatitis, kanker pankreas, hingga fibrosis kistik dapat merusak fungsi pankreas. Ketika organ ini tidak mampu memproduksi insulin yang cukup, maka gula darah akan naik dengan cepat.

Pada perempuan, PCOS (sindrom ovarium polikistik) juga sering menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Kondisi ini memicu peningkatan insulin dan testosteron. Hasilnya, tubuh kesulitan mengendalikan glukosa darah dan membuat kadar gula mudah melonjak.

Kondisi fisik seperti cedera maupun luka bakar berat juga dapat menaikkan gula darah. Respons stres fisik tersebut memicu pelepasan hormon seperti epinefrin dan kortisol yang meningkatkan produksi glukosa. Tubuh dalam kondisi darurat akan memperbanyak energi cadangan sehingga gula darah pun naik.

Stres, Infeksi, Obat-obatan, dan Pengaruhnya pada Metabolisme

Stres pascaoperasi juga menjadi penyebab yang umum namun sering tidak disadari. Tubuh yang terpacu oleh rasa sakit atau proses pemulihan akan meningkatkan pelepasan hormon stres. Melansir Very Well Health, sekitar 30 persen pasien mengalami hiperglikemia akibat kondisi ini.

Infeksi seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih dapat meningkatkan kadar kortisol di dalam tubuh. Kortisol yang tinggi menghambat kemampuan insulin bekerja menurunkan gula darah. Peningkatan glukosa ini merupakan respons normal tubuh agar organ vital tetap mendapat energi selama melawan infeksi.

Selain kondisi kesehatan, beberapa obat juga memicu lonjakan gula darah. Vasopresor katekolamin seperti dopamin dan norepinefrin, imunosupresan seperti takrolimus dan siklosporin, serta kortikosteroid dapat meningkatkan enzim yang menaikkan glukosa. 

Obat-obatan tersebut juga dapat mengganggu efektivitas insulin sehingga kadar gula menjadi sulit dikendalikan.

Obesitas pun berperan besar dalam mempengaruhi keseimbangan gula darah. Kelebihan sel lemak menyebabkan pelepasan protein inflamasi yang meningkatkan resistensi insulin. Sel lemak juga mengacaukan metabolisme glukosa, sehingga risiko hiperglikemia semakin tinggi.

Faktor Lain: Penyakit Gusi hingga Nutrisi Melalui Selang Makanan

Tidak banyak yang mengetahui bahwa penyakit gusi tingkat lanjut dapat memicu peningkatan gula darah. Peradangan yang terjadi pada jaringan gusi menimbulkan efek sistemik yang membuat tubuh kesulitan mengatur glukosa. 

Itulah sebabnya penderita diabetes sering mengalami masalah pada gigi dan mulut, dan dokter memeriksa kondisi gusi untuk mendeteksi tanda-tanda dini penyakit tersebut.

Penyebab lainnya adalah pemberian nutrisi melalui selang atau intravena pada pasien rawat inap. Cairan nutrisi tersebut sering mengandung larutan gula yang tinggi, sehingga memicu kenaikan kadar glukosa. Pada pasien tertentu, kondisi ini dapat menimbulkan hiperglikemia mendadak.

Faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa gula darah tinggi dapat terjadi melalui beragam mekanisme, bahkan pada mereka yang tidak memiliki riwayat diabetes. Karena itu, pemeriksaan glukosa secara rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi perubahan sedini mungkin.

Dengan memahami penyebabnya secara menyeluruh, individu dapat menerapkan langkah pencegahan yang lebih tepat. Pengelolaan stres, menjaga pola makan, meningkatkan aktivitas fisik, serta pemantauan kesehatan rutin menjadi cara efektif mencegah lonjakan gula darah berulang.

Terkini

9 Aplikasi YouTube Tanpa Iklan Terbaik 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 13:43:09 WIB

Mitratel Fokus Pulihkan Ribuan Titik Jaringan Sumatra

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:48 WIB

Wings Air Buka Tiga Rute Baru dari Bandung 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:47 WIB

KM Sinabung Pelni Desember 2025: Rute dan Tiket Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:44 WIB