JAKARTA - Aksi jual investor asing kembali menjadi perhatian utama pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat.
Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah dan berakhir melemah, sejumlah saham pilihan justru dilepas asing secara signifikan. Kondisi ini menciptakan dinamika baru bagi pelaku pasar yang memantau arah aliran dana global menjelang penutupan tahun.
IHSG ditutup turun 31,64 poin atau 0,37% ke level 8.514,22 pada akhir pekan. Meski demikian, secara mingguan indeks tetap mencatat penguatan 0,6%. Selama lima hari perdagangan, IHSG tercatat dua kali berakhir di zona hijau dan tiga kali terkoreksi, mencerminkan kondisi pasar yang masih volatil.
Transaksi Pasar Ramai, Namun Kapitalisasi Pasar Terkikis
Pada perdagangan Jumat, aktivitas pasar terlihat cukup padat. Sebanyak 389 saham turun, 293 saham naik, dan 274 saham tidak bergerak. Besarnya pergerakan ini disertai nilai transaksi mencapai Rp15,95 triliun, dengan total 34,11 miliar saham berpindah tangan dalam 2,02 juta kali transaksi.
Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat menyusut menjadi Rp15.624 triliun akibat tekanan penurunan IHSG tersebut. Situasi ini menunjukkan bahwa meski sebagian pelaku pasar masih aktif melakukan pembelian, tekanan dari penjualan asing memberi dampak cukup nyata pada pergerakan pasar.
Sepanjang pekan lalu, investor asing secara keseluruhan membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp992,11 miliar di seluruh pasar. Rinciannya mencatat foreign sell Rp764,99 miliar di pasar reguler serta foreign buy Rp1,76 triliun di pasar negosiasi dan tunai.
Pola ini memperlihatkan bahwa investor asing masih selektif dalam melakukan akumulasi, sementara di sisi lain tetap melepas sejumlah saham unggulan.
Daftar Saham yang Paling Banyak Dilepas Asing
Di tengah aktivitas perdagangan yang dinamis, terdapat sepuluh saham yang paling banyak dijual oleh investor asing sepanjang pekan lalu. Mengutip RTI, berikut daftar net foreign sell yang menunjukkan tekanan terbesar pada saham-saham tertentu:
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) – Rp2,5 triliun
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) – Rp808,8 miliar
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) – Rp782,2 miliar
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) – Rp609 miliar
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) – Rp324,6 miliar
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk – Rp263,5 miliar
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) – Rp231,2 miliar
PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) – Rp132,5 miliar
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) – Rp98 miliar
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) – Rp97,5 miliar
Daftar tersebut menunjukkan bahwa saham-saham big caps, termasuk bank besar seperti BBRI dan BBCA, turut berada dalam tekanan jual asing. Beberapa emiten berbasis komoditas juga mengalami net sell tinggi, mencerminkan perubahan strategi investor global.
Prospek dan Respons Pasar Menjelang Akhir Tahun
Pergerakan asing yang cukup agresif pada pekan lalu memicu pertanyaan mengenai arah IHSG pada pekan berikutnya. Meskipun indeks masih mampu menguat secara mingguan, tekanan jual di akhir pekan dapat menjadi sinyal bahwa investor global tengah melakukan reposisi portofolio menjelang pergantian tahun.
Di sisi lain, penguatan IHSG 0,6% sepanjang minggu menunjukkan bahwa pelaku pasar domestik masih menjadi penopang utama pergerakan indeks. Tingginya nilai transaksi harian juga memperlihatkan minat perdagangan yang tetap terjaga, terutama pada saham-saham likuid.
Faktor global seperti rilis data ekonomi dari negara maju, kebijakan bank sentral dunia, serta dinamika harga komoditas berpotensi mempengaruhi aliran modal dalam jangka pendek. Sementara itu, sentimen domestik yang stabil dapat menjadi faktor pendukung apabila investor asing kembali masuk ke pasar.