JAKARTA - Pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Ratu Maxima dari Belanda di Istana Negara tidak hanya menyoroti agenda kerja sama strategis, tetapi juga memperlihatkan sisi personal kedua tokoh melalui momen pertukaran cendera mata.
Interaksi yang hangat tersebut menghadirkan suasana berbeda dari pertemuan kenegaraan pada umumnya, di mana simbol budaya, karya seni, dan perhatian personal menjadi penghubung antara dua negara.
Gestur saling memberi oleh-oleh ini mencerminkan kedekatan diplomatik sekaligus memperkuat hubungan antarbangsa melalui pendekatan yang lebih humanis. Dalam kesempatan tersebut, masing-masing pihak membawa simbol budaya dari negara mereka sebagai bentuk penghargaan dan rasa hormat.
Momen Hangat dalam Pertukaran Suvenir
Suasana akrab terlihat jelas saat Prabowo dan Ratu Maxima menyelesaikan agenda pertemuan resmi pada Kamis. Di ruang istana, keduanya terlibat dalam percakapan ringan yang kemudian berlanjut dengan pertukaran hadiah sebagai tradisi diplomasi yang penuh makna.
Prabowo memberikan tiga cendera mata utama yang mewakili keindahan dan keragaman budaya Indonesia. Hadiah pertama adalah vas bunga khas wilayah Pesisir Utara Jawa. Dengan penuh kehati-hatian, Prabowo menunjukkan hadiah tersebut sambil berkata, “Suvenir… Ini vas. Ini dari pesisir utara Jawa.”
Selanjutnya, ia menyerahkan kain sutra Batik “Boketan” dari Pekalongan, sebuah karya yang dikenal melalui motif bunganya serta gradasi warna ungu yang elegan. Ratu Maxima tampak terpesona melihat tekstur dan motif batik tersebut.
“Kain sutra, itu indah sekali. Banyak cendera mata,” ucap Ratu Maxima sambil mengamati kain itu dengan senyum lebar.
Prabowo merespons dengan santai, “Tidak setiap hari Anda datang,” yang membuat suasana semakin cair dan penuh canda.
Keindahan Budaya Indonesia dalam Hadiah Diplomatik
Hadiah ketiga yang diberikan Presiden Prabowo adalah miniatur rumah adat Tongkonan dari Sulawesi Selatan. Tongkonan, yang merupakan simbol kebesaran masyarakat Toraja, dikenal memiliki nilai filosofis mendalam terkait leluhur dan struktur sosial.
“Ini dari Sulawesi,” ujar Prabowo saat memperlihatkan miniatur itu.
Pemilihan suvenir ini bukan tanpa alasan. Benda-benda tersebut menggambarkan keragaman budaya Indonesia sekaligus memperlihatkan bagaimana seni tradisional masih menjadi bagian penting dalam diplomasi modern. Dengan memberikan simbol budaya yang kaya makna, Indonesia menegaskan identitasnya sebagai bangsa yang penuh tradisi dan memiliki kedalaman sejarah.
Ratu Maxima menyambut setiap hadiah tersebut dengan penuh apresiasi, menandakan ketertarikannya pada seni dan budaya Nusantara. Momen ini tidak hanya memperlihatkan keramahan tuan rumah, tetapi juga menggarisbawahi bahwa diplomasi dapat dilakukan melalui pendekatan yang personal dan penuh simbol.
Balasan Ratu Maxima: Dari Buku Seni hingga Hadiah untuk Bobby
Sebagai bentuk penghargaan dan balasan, Ratu Maxima juga membawa cendera mata yang sarat makna. Ia memberikan sebuah buku berjudul Between The Sea & The Sky karya fotografer dunia Jimmy Nelson, yang dikenal lewat dokumentasinya tentang masyarakat adat dalam seri Before They Pass Away.
Buku tersebut dianggap sebagai simbol apresiasi terhadap keberagaman budaya, selaras dengan hadiah-hadiah yang diberikan Prabowo sebelumnya. Karya Nelson, yang mengangkat estetika visual suku-suku di berbagai belahan dunia, menjadi wujud persahabatan yang menghargai keberagaman.
Namun kejutan tidak berhenti di situ. Ratu Maxima juga membawa hadiah spesial untuk Bobby Kertanegara, kucing kesayangan Prabowo yang kerap mencuri perhatian publik. Hadiah itu berupa boneka berjersey oranye, warna khas Belanda yang identik dengan Wangsa Oranje-Nassau.
“Ini untuk Bobby, yang oranye itu, benar, jersey,” ujar Ratu Maxima sambil menyerahkan hadiah tersebut.
Prabowo pun tersenyum dan menjawab, “Dia yang paling setia. Terima kasih.”
Gestur sederhana ini kembali memperlihatkan bagaimana hubungan personal dapat memperkuat diplomasi antarnegara. Dengan memberi hadiah kepada hewan peliharaan sang presiden, Ratu Maxima menunjukkan bentuk kedekatan yang jarang terlihat dalam pertemuan kenegaraan.
Diplomasi yang Lebih Personal dan Humanis
Pertukaran cendera mata seperti yang terjadi antara Prabowo dan Ratu Maxima menjadi contoh bagaimana diplomasi bisa hadir dengan wajah yang lebih ramah dan humanis.
Alih-alih hanya membahas isu-isu strategis seperti ekonomi, kesehatan, atau pembangunan, momen seperti ini mengingatkan bahwa hubungan antarnegara juga dapat dibangun melalui interaksi yang hangat.
Hadiah-hadiah yang dibawa Prabowo menegaskan identitas Indonesia sebagai negara yang kaya budaya, sementara hadiah dari Ratu Maxima menunjukkan sikap saling menghormati dan persahabatan yang tulus.
Pertemuan tersebut akhirnya tidak hanya menjadi catatan diplomatik, tetapi juga potret kecil dari hubungan dua tokoh yang saling menghargai. Dalam suasana yang informal namun penuh makna, pertukaran hadiah ini meninggalkan kesan positif dan mempererat hubungan Indonesia–Belanda.