Indika Energy (INDY) Produksi 22 Juta Ton Tertekan Harga Batu Bara

Kamis, 27 November 2025 | 15:56:40 WIB
Indika Energy (INDY) Produksi 22 Juta Ton Tertekan Harga Batu Bara

JAKARTA - PT Indika Energy Tbk. (INDY) mencatat produksi batu bara mencapai 22,2 juta ton hingga kuartal III/2025, atau 74% dari target tahunan 30 juta ton. 

Meski volume ini masih signifikan, angka tersebut turun dari 23,4 juta ton pada periode sama tahun sebelumnya.

Produksi batu bara INDY mayoritas berasal dari PT Kideco Jaya Agung. Manajemen INDY menargetkan stripping ratio 5,5 kali untuk tahun ini, serta pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) sebanyak 165 bank cubic meter.

Belanja Modal Tetap Tinggi di Tengah Produksi

Sampai akhir September 2025, INDY telah mengeluarkan belanja modal (capex) sebesar US$82,1 juta atau 33,4% dari bujet tahunan US$246,1 juta. Capex terbesar dihabiskan oleh Awakmas sebesar US$53,3 juta.

Anak usaha lainnya, Tripatra, membelanjakan US$6,5 juta, sementara Kideco mencatat belanja modal US$5 juta dari total anggaran US$16 juta. Anggaran ini mencerminkan fokus perusahaan pada pemeliharaan dan pengembangan aset operasional.

Pendapatan Tertekan Harga Jual dan Permintaan

Pendapatan INDY turun 19,1% year-on-year (YoY), dari US$1,78 miliar menjadi US$1,44 miliar. Kideco tetap menjadi kontributor utama, menyumbang US$1,15 miliar, sementara Indika Resources mencatat penurunan drastis menjadi US$47,2 juta, turun 66% YoY.

Manajemen menyebut penurunan pendapatan Kideco dipicu harga jual rata-rata batu bara yang turun 14,7%, sedangkan Indika Resources tertekan oleh melemahnya volume perdagangan dari 2,7 juta ton menjadi 0,5 juta ton.

Pasar Domestik dan Ekspor Kideco

Dari sisi pasar, Kideco menyalurkan 43% atau 9,6 juta ton ke pasar domestik, dan 57% atau 12,6 juta ton ke pasar ekspor. Meski ekspor tetap tinggi, permintaan global melemah ikut menekan pendapatan, terutama akibat harga batu bara yang turun di pasar internasional.

Manajemen INDY menekankan bahwa kombinasi faktor harga dan volume perdagangan menjadi penyebab utama tekanan laba. Lini bisnis lain seperti Tripatra, Interport, dan pendapatan lain-lain memberikan kontribusi tambahan namun tidak cukup menutupi penurunan utama.

Laba Bersih Nyaris Merosot Hingga 98,6%

Hingga kuartal III/2025, INDY hanya membukukan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$479.123 atau setara Rp7,9 miliar. Angka ini ambrol 98,6% dibandingkan US$34,4 juta pada periode sama tahun lalu.

Laba yang menurun drastis menjadi refleksi tekanan harga batu bara dan penurunan volume perdagangan, yang menekankan ketergantungan perusahaan pada pasar ekspor dan kinerja Kideco.

Strategi Menghadapi Tahun Depan

Manajemen INDY menegaskan fokus pada pengelolaan biaya, efisiensi operasional, dan penyesuaian strategi penjualan. Capex tetap dialokasikan untuk pemeliharaan dan pengembangan aset agar produksi tetap optimal meski harga batu bara fluktuatif.

Dengan kondisi pasar batu bara yang masih menantang, INDY juga mempertimbangkan diversifikasi bisnis dan optimasi lini non-batu bara untuk menjaga stabilitas pendapatan di masa mendatang.

Terkini

9 Aplikasi YouTube Tanpa Iklan Terbaik 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 13:43:09 WIB

Mitratel Fokus Pulihkan Ribuan Titik Jaringan Sumatra

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:48 WIB

Wings Air Buka Tiga Rute Baru dari Bandung 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:47 WIB

KM Sinabung Pelni Desember 2025: Rute dan Tiket Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:44 WIB