JAKARTA - BMKG memantau bibit siklon tropis 95B aktif di Selat Malaka, meningkatkan potensi hujan di Aceh dan Sumatera Utara.
Selain itu, bibit siklon tropis 92W di Laut Filipina utara Papua Barat Daya diperkirakan memicu hujan di Sulawesi Utara, Maluku, dan sekitarnya.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menekankan, “Fenomena atmosfer skala global, regional, dan lokal masih memengaruhi cuaca di Indonesia hingga sepekan ke depan.”
Gelombang Tinggi dan Peningkatan Curah Hujan
Bibit siklon 95B diprediksi menimbulkan gelombang hingga 4 meter di Selat Malaka bagian tengah, perairan timur Sumatera Utara, dan Riau. Sementara bibit 92W cenderung stabil namun berpotensi meningkat saat bergerak ke barat laut Laut Filipina Barat.
BMKG menyebut hujan intensitas sedang hingga lebat dengan angin kencang kemungkinan terjadi di Kepulauan Sangihe, Talaud, Laut Maluku, Halmahera, hingga Papua.
Faktor Global dan Regional Perkuat Curah Hujan
Andri Ramdhani menjelaskan, kondisi Dipole Mode Index (DMI) saat ini minus 0,6 meningkatkan pembentukan awan hujan di pesisir barat Sumatera. La-Nina lemah dengan indeks Nino 3,4 minus 0,95 serta SOI positif 16,7 meningkatkan potensi hujan di wilayah timur Indonesia.
Penguatan monsun Asia, ditandai WNPMI positif, menambah pasokan uap air dari Samudra Hindia sehingga memicu pembentukan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Wilayah Berpotensi Hujan dan Waspada Bencana
BMKG memprakirakan periode 26 November–1 Desember 2025 didominasi kondisi berawan hingga hujan ringan.
Wilayah yang perlu waspada antara lain Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua Pegunungan.
Hujan lebat dengan kilat atau petir serta angin kencang berpotensi memicu genangan, banjir, dan longsor. BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi sewaktu-waktu.