JAKARTA - Perdagangan Selasa, 25 November 2025 menjadi panggung koreksi bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali bergerak turun.
Indeks ditutup melemah 0,56% ke posisi 8.521,89 di tengah dinamika pasar dan tekanan jual yang meluas di berbagai sektor.
Sepanjang sesi perdagangan, IHSG bergerak fluktuatif setelah dibuka di level 8.570,85. Indeks sempat menyentuh titik terendah di 8.487,22 dan mencatatkan level tertinggi pada 8.574,39. Koreksi ini menunjukkan masih kuatnya tekanan pada sejumlah saham berkapitalisasi besar.
Transaksi pasar juga tetap ramai, dengan nilai perdagangan mencapai Rp31,21 triliun, volume 56,83 miliar lembar, dan frekuensi 2,55 juta kali. Sementara itu, kapitalisasi pasar tercatat di level Rp15.579 triliun.
Deretan Saham Unggulan Ikut Terkoreksi
Distribusi tekanan jual merata di hampir seluruh sektor. Dari total perdagangan, sebanyak 382 saham melemah, 293 menguat, dan 281 stagnan. Sejumlah saham unggulan tak mampu bertahan dan ikut mengalami penurunan signifikan.
Saham bank jumbo seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) terkoreksi 3,77%, disusul PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang turun 1,47%. Sektor lain yang mencatatkan nilai transaksi tinggi juga berada dalam tekanan.
Harga saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melemah 4,88%, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) turun 3,09%, dan PT Petrosea Tbk. (PTRO) turun 0,76%. Koreksi ini melengkapi pelemahan di berbagai sentimen perdagangan sepanjang hari.
Sementara itu, beberapa saham mencatat penurunan terdalam atau top losers. PT Satria Mega Kencana Tbk. (SOTS) anjlok 14,94%, PT Puri Global Sukses Tbk. (PURI) turun 14,62%, serta PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) merosot 14,25%.
Namun tak semua saham bergerak negatif. Ada pula saham yang mencatat lonjakan signifikan dan menjadi top gainers. PT Saraswati Indoland Development Tbk. (SWID) melesat 34,86%, PT Semacom Integrated Tbk. (SEMA) naik 34,62%, dan PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk. (WEHA) menguat 34,58%.
Sentimen Kebijakan dan Faktor Eksternal Ikut Berpengaruh
Tim Riset Phintraco Sekuritas menyebut adanya sejumlah sentimen yang mewarnai pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin. Salah satu fokus utama investor adalah proses penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Demutualisasi Bursa Efek.
Kebijakan tersebut merupakan amanat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK). Jika diberlakukan, RPP Demutualisasi akan mengubah struktur kepemilikan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang selama ini dimiliki penuh oleh anggota bursa menjadi lebih terbuka bagi pemilik saham yang lebih luas.
Perubahan ini dipandang sebagai langkah menuju modernisasi industri pasar modal, namun juga menghadirkan ketidakpastian jangka pendek yang ikut mempengaruhi pergerakan IHSG.
Dari sisi eksternal, pasar global turut menantikan data ekonomi Amerika Serikat yang sempat tertunda akibat government shutdown beberapa waktu lalu. Rilis data tersebut menjadi salah satu katalis yang diperkirakan dapat mempengaruhi arah pasar ke depan.
Prospek Pergerakan Pasar pada Sesi Berikutnya
Dengan koreksi yang terjadi, IHSG masih berada pada momen yang memberi peluang bagi investor untuk mencermati kembali dinamika pergerakan harga. Sentimen yang berkembang, baik dari kebijakan domestik maupun global, masih menjadi faktor penentu potensi rebound pada perdagangan hari ini.
Pelaku pasar akan melihat bagaimana respons investor terhadap perkembangan RPP Demutualisasi serta bagaimana data ekonomi AS dirilis dan direspons secara global. Mengingat volatilitas yang masih tinggi, perdagangan dalam beberapa hari ke depan diperkirakan berlangsung lebih hati-hati.
Momentum teknikal dan aliran sentimen diperkirakan tetap menjadi kunci dalam membaca arah IHSG. Dengan demikian, investor disarankan tetap selektif dalam memantau saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan potensi pergerakan jangka pendek yang menarik.