Strategi Investasi Properti yang Menjanjikan Tahun 2026

Senin, 24 November 2025 | 15:44:46 WIB
Strategi Investasi Properti yang Menjanjikan Tahun 2026

JAKARTA - Sektor properti diproyeksikan kembali menggeliat pada 2026 setelah mengalami perlambatan pada 2025.

Berdasarkan riset BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), marketing sales emiten properti diperkirakan tumbuh sekitar 4 persen pada 2026–2027, meningkat dari penurunan 3 persen sepanjang 2025.

Pertumbuhan ini menjadi sinyal positif bagi investor yang mencari sektor dengan potensi imbal hasil stabil. Selain itu, dukungan kebijakan pemerintah dan kondisi makroekonomi yang kondusif turut mendorong optimisme di pasar properti.

Faktor Pendukung Pertumbuhan Properti

Pertumbuhan marketing sales properti didorong oleh sejumlah faktor kunci. Pertama, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) membuat harga properti lebih terjangkau, sehingga mendorong minat beli konsumen.

Kedua, suntikan likuiditas dari perbankan mempermudah pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR), termasuk suku bunga yang masih relatif stabil. Ketiga, tren urbanisasi dan kebutuhan hunian modern menambah permintaan terhadap properti residensial di kota besar.

Selain itu, proyek-proyek properti berskala besar, seperti apartemen, perumahan premium, dan kawasan komersial, menjadi daya tarik investor karena memiliki potensi pertumbuhan nilai yang lebih tinggi. Kombinasi faktor-faktor ini membuat saham emiten properti tetap seksi bagi portofolio investasi jangka menengah hingga panjang.

Saham Properti Tetap Menarik Bagi Investor

Dengan rebound marketing sales, saham emiten properti menjadi pilihan menarik. Saham sektor ini biasanya memberikan peluang capital gain seiring meningkatnya penjualan properti dan pengembangan proyek baru.

Investor yang fokus pada properti dapat memanfaatkan momentum ini, terutama dengan memilih saham emiten yang memiliki portofolio proyek stabil dan rekam jejak penjualan konsisten. Saham emiten properti juga cenderung memberikan dividen reguler, menambah nilai bagi investor yang menginginkan arus kas tambahan.

Investor disarankan memantau laporan kuartalan dan kinerja marketing sales setiap emiten untuk menentukan waktu beli dan jual yang tepat. Tren kenaikan harga properti dan stabilitas proyek menjadi indikator penting untuk memaksimalkan imbal hasil investasi.

Strategi Investasi Properti 2026

Bagi investor, strategi portofolio yang tepat sangat penting. Diversifikasi tetap menjadi kunci, misalnya memadukan saham properti dengan saham sektor finansial, konsumer, atau infrastruktur.

Selain itu, perhatikan faktor eksternal yang memengaruhi pasar properti. Kebijakan pemerintah, suku bunga, inflasi, dan perkembangan urbanisasi menjadi indikator yang dapat memengaruhi nilai saham properti. Investor cerdas akan menyesuaikan porsi saham properti dalam portofolio sesuai profil risiko dan tujuan investasi.

Salah satu strategi adalah memilih emiten dengan proyek yang memiliki target pasar jelas dan kemampuan menyerap unit tinggi. Emiten yang mampu menjual lebih cepat atau memiliki pre-sales yang kuat biasanya lebih tahan terhadap gejolak pasar.

Selain itu, investor juga dapat memanfaatkan peluang saham properti yang undervalued akibat sentimen pasar jangka pendek. Dengan membeli saham pada harga wajar dan menahan hingga proyek terealisasi, potensi keuntungan bisa maksimal.

Prospek Jangka Panjang dan Risiko Investasi

Meski prospek positif, saham properti tetap memiliki risiko. Perubahan kebijakan pemerintah, kenaikan suku bunga, atau penurunan daya beli masyarakat bisa memengaruhi penjualan properti.

Namun, rebound marketing sales di 2026–2027 menunjukkan bahwa sektor ini memiliki daya tahan. Saham properti cocok untuk investor yang siap menahan fluktuasi jangka pendek dan fokus pada pertumbuhan jangka menengah hingga panjang.

Penting bagi investor untuk menilai fundamental emiten, termasuk rasio hutang, likuiditas proyek, dan manajemen pengembangan. Emiten yang memiliki rekam jejak proyek selesai tepat waktu dan penjualan stabil cenderung memberikan hasil lebih konsisten dibanding emiten dengan proyek tersendat.

Kesimpulan: Momentum Positif untuk Saham Properti 2026

Sektor properti diproyeksikan rebound pada 2026–2027, didukung oleh insentif PPN DTP, suntikan likuiditas perbankan, serta stabilitas suku bunga. Saham properti tetap menjadi opsi menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan pasar.

Dengan strategi diversifikasi dan pemilihan emiten yang tepat, investor dapat memaksimalkan keuntungan sekaligus menjaga risiko portofolio tetap terkendali. Properti bukan hanya sektor menjanjikan untuk pertumbuhan modal, tetapi juga sebagai sumber arus kas tambahan melalui dividen atau sewa.

Bagi investor jangka menengah hingga panjang, saham properti menjadi salah satu aset yang patut diperhitungkan dalam portofolio tahun 2026.

Terkini

9 Aplikasi YouTube Tanpa Iklan Terbaik 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 13:43:09 WIB

Mitratel Fokus Pulihkan Ribuan Titik Jaringan Sumatra

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:48 WIB

Wings Air Buka Tiga Rute Baru dari Bandung 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:47 WIB

KM Sinabung Pelni Desember 2025: Rute dan Tiket Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:44 WIB