Waspadai Kerupuk Berbahaya dengan Ciri-Ciri Penting Ini

Senin, 24 November 2025 | 12:03:39 WIB
Waspadai Kerupuk Berbahaya dengan Ciri-Ciri Penting Ini

JAKARTA - Kerupuk sering menjadi pelengkap makanan yang tak tergantikan di meja makan masyarakat Indonesia.

Kerenyahan dan cita rasanya membuat banyak orang sulit menahan godaan untuk menikmatinya.Namun, di balik popularitasnya, tak semua kerupuk layak dimakan.

Banyak orang tidak menyadari bahwa ada jenis kerupuk tertentu yang justru berisiko bagi kesehatan.
Sebagian produsen masih menggunakan bahan tambahan yang dilarang atau tidak aman sehingga dapat memicu gangguan kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Laporan Sajian Sedap juga mengingatkan pentingnya masyarakat memahami tanda-tanda kerupuk berbahaya sebelum membeli.

Artikel ini mengajak pembaca melihat sisi lain dari camilan favorit tersebut melalui sudut pandang pencegahan dan keamanan pangan. Dengan mengenali ciri-ciri kerupuk yang tidak aman, masyarakat dapat lebih bijak memilih produk yang dikonsumsi.

Warna Kerupuk yang Terlalu Mencolok

Tidak sedikit kerupuk dijual dengan warna merah, oranye, kuning, atau hijau yang tampak sangat menarik.
Namun, warna yang terlalu cerah justru menjadi tanda awal adanya potensi bahaya dari pewarna sintetis yang tidak diperuntukkan untuk makanan.

Kerupuk dengan warna mencolok patut dicurigai. Pewarna kimia yang digunakan untuk memberi tampilan menarik biasanya dapat meninggalkan residu berbahaya pada tubuh.

Inilah sebabnya konsumen perlu berhati-hati, terutama ketika warna kerupuk terlihat jauh lebih terang dibanding produk sejenis.

Kerupuk Terlalu Renyah dan Tahan Lama

Secara alami, kerupuk akan melempem apabila terpapar udara dalam waktu tertentu.
Jika ditemukan kerupuk yang tetap renyah hingga berhari-hari meski tidak disimpan dalam wadah tertutup, kondisi ini perlu diwaspadai.

Kerupuk yang tahan renyah terlalu lama bisa saja mengandung bahan seperti boraks.
Bahan tambahan ini kerap digunakan untuk mempertahankan tekstur agar tetap keras dan renyah, namun memiliki dampak negatif bagi tubuh. 

Konsumsi jangka panjang bahan tersebut diketahui dapat mengganggu fungsi organ tertentu.

Makanan yang renyah memang menggugah selera, namun tidak selalu berarti aman.
Kerenyahan alami biasanya akan berkurang dengan sendirinya setelah beberapa hari.

Tekstur, Aroma, dan Reaksi Tubuh sebagai Tanda Bahaya

Kerupuk berkualitas baik umumnya mudah dihancurkan dengan tangan. Jika kerupuk terasa sangat keras atau sulit diremukkan, bisa jadi ada bahan tambahan yang digunakan untuk memperkuat strukturnya. Tekstur yang terlalu kokoh merupakan salah satu tanda kontaminasi.

Selain tekstur, aroma kerupuk juga bisa menjadi petunjuk. Uji sederhana yang sering digunakan masyarakat adalah membakar sedikit bagian kerupuk. Kerupuk yang mengandung lilin atau plastik akan mengeluarkan aroma tajam dan menyengat, sedangkan kerupuk aman hanya menimbulkan aroma makanan.

Reaksi tubuh setelah mengonsumsi kerupuk pun tidak boleh diabaikan. Kerupuk yang mengandung bahan berbahaya biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman di tenggorokan, seperti gatal, panas, atau kering. Jika gejala ini muncul, sebaiknya hentikan konsumsi dan hindari membeli kerupuk dari sumber tersebut.

Tanda Lain: Warna Tak Wajar dan Bekas Lilin

Beberapa kerupuk yang dijual dalam bentuk mentah juga kadang memperlihatkan permukaan yang mengilap.
Kilap yang berlebihan dapat menjadi indikasi adanya lilin atau bahan lain yang tidak seharusnya digunakan pada makanan. Hasilnya, kerupuk terlihat lebih menarik namun berpotensi membahayakan.

Selain itu, perubahan warna yang tidak wajar setelah digoreng juga bisa menjadi sinyal.
Kerupuk yang mengandung campuran tak aman biasanya berubah warna menjadi terlalu gelap atau meninggalkan noda minyak yang berbeda dari biasanya.

Meski perubahan tersebut tampak sepele, hal ini sebetulnya menunjukkan adanya bahan tambahan yang tidak sesuai standar keamanan.

Tips Memilih Kerupuk yang Aman

Memilih kerupuk yang aman sebenarnya tidak sulit apabila konsumen memperhatikan beberapa hal penting.
Beberapa langkah sederhana dapat membantu mengurangi risiko mengonsumsi kerupuk berbahaya.

Pertama, pilih kerupuk dari produsen yang terpercaya.
Produk dengan label dan izin edar resmi biasanya telah melalui pengawasan ketat.

Kedua, hindari kerupuk dengan warna terlalu terang.
Warna alami biasanya tidak mencolok dan cenderung lebih lembut.

Ketiga, perhatikan reaksi tubuh setelah makan kerupuk tertentu.
Jika muncul ketidaknyamanan, lebih baik menghentikan konsumsi.

Keempat, simpan kerupuk dalam wadah tertutup agar tidak melempem secara alami.
Kerupuk yang tidak melempem sama sekali justru patut dipertanyakan.

Terakhir, utamakan kualitas bahan daripada sekadar kerenyahan.
Kerupuk yang aman mungkin tidak seintrik kerupuk berbahaya, namun jauh lebih baik untuk kesehatan jangka panjang.

Kerupuk memang menjadi camilan dan pelengkap hidangan yang lekat dengan budaya makan masyarakat Indonesia.
Namun, keamanan tetap harus menjadi prioritas.

Dengan mengenali ciri-ciri kerupuk berbahaya—mulai dari warna, tekstur, aroma, hingga reaksi tubuh—konsumen dapat menghindari risiko kesehatan yang tidak perlu.
Kesadaran memilih makanan yang aman menjadi langkah sederhana namun penting untuk menjaga kualitas hidup.

Terkini

9 Aplikasi YouTube Tanpa Iklan Terbaik 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 13:43:09 WIB

Mitratel Fokus Pulihkan Ribuan Titik Jaringan Sumatra

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:48 WIB

Wings Air Buka Tiga Rute Baru dari Bandung 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:47 WIB

KM Sinabung Pelni Desember 2025: Rute dan Tiket Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:44 WIB