JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang wilayah timur laut Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Senin, 24 November 2025k, pukul 03.40 WIB.
BMKG menegaskan gempa ini tidak berpotensi tsunami, sehingga masyarakat tidak perlu panik.
Gempa terjadi pada kedalaman 10 km, dengan titik koordinat 9.35 Lintang Selatan dan 111.85 Bujur Timur. Pusat gempa berada sekitar 141 km barat daya Kabupaten Blitar.
Detail Gempa dan Dampak Awal
BMKG melaporkan bahwa gempa dirasakan di beberapa wilayah sekitar Blitar, meski intensitasnya relatif sedang. Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan bangunan atau korban jiwa dari otoritas setempat.
Meski tidak berpotensi tsunami, BMKG tetap mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap gempa susulan. Gempa susulan kerap terjadi dalam beberapa jam hingga hari setelah gempa utama, terutama di wilayah rawan sesar aktif.
Aktivitas Seismik di Indonesia Minggu Ini
Dalam catatan BMKG, sepanjang sepekan terakhir, wilayah Indonesia mengalami 19 kali aktivitas gempa signifikan yang dirasakan masyarakat. Magnitudo dan kedalaman gempa bervariasi, mencerminkan kondisi tektonik yang dinamis di Nusantara.
Gempa di Blitar kali ini termasuk kategori menengah. Gempa menengah seperti ini biasanya menimbulkan guncangan terasa di permukaan, tetapi jarang menimbulkan kerusakan serius jika struktur bangunan memadai.
Imbauan dan Pencegahan BMKG
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti protokol keselamatan gempa, seperti:
Tetap berada di bawah meja atau perabot kuat saat gempa terjadi.
Menjauhi jendela, pintu kaca, dan benda yang mudah jatuh.
Segera evakuasi ke tempat terbuka bila terjadi gempa susulan dengan kekuatan signifikan.
Warga yang tinggal di wilayah rawan sesar aktif disarankan memantau informasi gempa melalui website BMKG atau aplikasi resmi untuk mendapatkan data terkini.
Kesiapan Pemerintah Daerah dan Masyarakat
Pemerintah Kabupaten Blitar telah meningkatkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk memantau kondisi pasca-gempa. Patroli lapangan dilakukan untuk memastikan tidak ada kerusakan bangunan kritis maupun potensi bahaya bagi warga.
BMKG menekankan bahwa gempa ini merupakan bagian dari aktivitas seismik normal di Indonesia. Namun, kesadaran masyarakat terhadap prosedur evakuasi dan mitigasi gempa tetap menjadi kunci keselamatan.