GJAW 2025 Dorong Penguatan Ekosistem Otomotif Nasional Indonesia

Minggu, 23 November 2025 | 11:18:32 WIB
GJAW 2025 Dorong Penguatan Ekosistem Otomotif Nasional Indonesia

JAKARTA - Gelaran GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 kembali menjadi panggung penting bagi perkembangan industri otomotif nasional. 

Alih-alih sekadar ajang pamer produk, penyelenggaraan tahun ini dipandang sebagai katalis utama untuk memperkuat ekosistem otomotif Indonesia dari hulu hingga hilir.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, menegaskan bahwa GJAW 2025 memiliki nilai strategis bagi promosi kendaraan buatan dalam negeri. Ia menilai momentum pameran ini tidak hanya menampilkan inovasi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting di kawasan.

"GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) menjadi wadah strategis untuk menampilkan inovasi industri otomotif nasional, termasuk perluasan penggunaan kendaraan rendah emisi. Kami berharap gelaran ini tidak hanya memperkuat daya saing, tetapi juga menarik investasi baru di sektor otomotif," kata Setia dikutip Minggu.

Kontribusi Industri Otomotif Terhadap Ekonomi

Pameran GJAW tidak dapat dilepaskan dari peran besar sektor otomotif terhadap pertumbuhan industri manufaktur nasional. Setia memaparkan bahwa subsektor kendaraan bermotor pada triwulan III 2025 mampu memberikan kontribusi 1,28 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Indonesia saat ini memiliki kapasitas industri yang sangat besar di bidang otomotif. Tercatat 39 pabrikan kendaraan roda empat mampu memproduksi hingga 2,39 juta unit per tahun. Sementara itu, untuk kendaraan roda dua dan tiga, jumlah pabrikan mencapai 82 perusahaan dengan kapasitas 11,2 juta unit per tahun.

Dalam periode Januari–September 2025, produksi kendaraan roda empat mencatatkan angka 0,85 juta unit. Dari jumlah tersebut, ekspor Completely Built Up (CBU) mencapai 0,38 juta unit atau sekitar 45 persen dari total output nasional.

Untuk kendaraan roda dua dan tiga, produksi nasional mencapai 5,25 juta unit, sementara ekspor CBU menyentuh 0,41 juta unit. Data ini menunjukkan betapa besar potensi Indonesia dalam industri otomotif regional.

Lebih jauh, Setia menilai bahwa pasar domestik masih memiliki ruang pertumbuhan yang luas. Tingkat kepemilikan kendaraan yang masih rendah menjadi peluang besar bagi pelaku industri untuk memperluas pasar.

Potensi Pasar yang Masih Sangat Besar

Menurut data Vehicles in Use 2024 dari OICA, tingkat kepemilikan mobil (Car Ownership Ratio/COR) Indonesia baru mencapai 99 kendaraan per 1.000 penduduk. Angka ini jauh tertinggal dari negara tetangga.

Malaysia berada pada rasio 490 kendaraan per 1.000 penduduk, Thailand sebesar 275, dan Singapura 211. Dengan kondisi tersebut, pasar kendaraan nasional dinilai masih sangat menjanjikan untuk pertumbuhan jangka panjang.

Melihat celah besar ini, pemerintah dan industri telah bergerak untuk memperkuat teknologi mobilitas masa depan, khususnya kendaraan rendah emisi. Total investasi di sektor bus listrik, mobil listrik, serta roda dua dan tiga listrik telah mencapai Rp5,76 triliun.

Detail kapasitas produksi industri berbasis elektrifikasi ini meliputi:

Bus listrik: 4.100 unit per tahun

Mobil listrik: 110.660 unit per tahun

Roda dua dan tiga listrik: 2,51 juta unit per tahun

Kapasitas ini menjadi fondasi penting bagi perluasan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Lonjakan Produksi Kendaraan Rendah Emisi

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah mendorong percepatan kendaraan rendah emisi karbon (LCEV). Upaya tersebut membuahkan hasil signifikan. "Sepanjang tahun 2022 hingga September 2025, produksi kendaraan rendah emisi karbon (LCEV) mencapai 878 ribu unit, dengan melibatkan 274 industri komponen lokal serta menyerap 182.348 tenaga kerja," ujar Setia.

Ia menambahkan bahwa penyelenggaraan pameran seperti GJAW berperan besar dalam memperkenalkan teknologi ramah lingkungan kepada publik sekaligus membuka peluang investasi baru. Pemerintah pun memberikan apresiasi kepada industri yang aktif menghadirkan kendaraan elektrifikasi, terutama Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Dengan dukungan ekosistem yang terus berkembang, prospek kendaraan listrik nasional diproyeksikan semakin cerah. "Kami optimis, kinerja industri kendaraan listrik nasional ini akan terus berkembang secara signifikan," ujar Setia.

Pameran GJAW Menjadi Ruang Edukasi dan Kolaborasi

GJAW 2025 yang mengikutsertakan 80 merek otomotif serta industri pendukung menjadi ruang kolaborasi besar antara pemerintah, produsen, dan konsumen. Digelar di ICE BSD Tangerang pada 21–30 November 2025, pameran ini membuka kesempatan bagi masyarakat untuk melihat langsung perkembangan teknologi otomotif terbaru.

Tidak hanya itu, pameran ini juga memberikan ruang investasi bagi produsen global yang tertarik memperluas komitmen mereka di Indonesia. Keikutsertaan puluhan merek memperlihatkan bahwa pasar nasional masih sangat menarik bagi investor.

Melalui gelaran ini, pemerintah berharap kepercayaan industri terhadap Indonesia semakin kuat, terutama dalam pengembangan teknologi elektrifikasi yang menjadi arah masa depan mobilitas nasional.

Terkini

9 Aplikasi YouTube Tanpa Iklan Terbaik 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 13:43:09 WIB

Mitratel Fokus Pulihkan Ribuan Titik Jaringan Sumatra

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:48 WIB

Wings Air Buka Tiga Rute Baru dari Bandung 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:47 WIB

KM Sinabung Pelni Desember 2025: Rute dan Tiket Lengkap

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:27:44 WIB