JAKARTA - Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, menghadapi tantangan besar dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi era industri 4.0. Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara 1997 hingga 2012, kini memasuki fase transisi dari remaja menuju dewasa muda. Mereka menjadi kelompok usia produktif terbesar di Indonesia, dengan sekitar 74,93 juta jiwa atau 27,94% dari total populasi . Namun, meskipun memiliki potensi besar, Gen Z menghadapi dilema antara keinginan untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan tantangan biaya serta akses yang terbatas.
Pendidikan: Pilar Utama dalam Membangun Karier
Bagi Gen Z, pendidikan bukan sekadar kewajiban, tetapi investasi penting untuk masa depan. Survei Indonesia Gen Z Report 2024 oleh IDN Research Institute mengungkapkan bahwa 92% responden memandang pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan 84% merasa pendidikan membentuk karakter, moral, dan empati . Sebanyak 78% juga berpendapat bahwa pendidikan menambah pengetahuan dan mempersiapkan mereka untuk bekerja dan berkarier.
Namun, meskipun menyadari pentingnya pendidikan, tantangan biaya menjadi hambatan utama. Sekitar 36% responden mengungkapkan kekhawatiran mengenai sulitnya mendapatkan pendidikan berkualitas, baik karena faktor biaya maupun ketersediaan dukungan finansial .
Aspirasi Karier Gen Z: Fokus pada Kesejahteraan dan Pertumbuhan
Dalam memilih karier, Gen Z menunjukkan prioritas yang jelas. Sebanyak 78% responden menilai gaji dan tunjangan sebagai faktor utama, mencerminkan kebutuhan finansial yang mendesak. Selain itu, 60% mencari kesempatan untuk maju dalam karier, menunjukkan ambisi untuk berkembang dan meningkatkan keterampilan. Lingkungan kerja yang suportif dan budaya perusahaan yang positif juga menjadi pertimbangan penting bagi 53% responden .
Gen Z juga menunjukkan minat besar untuk menjadi pengusaha. Penelitian dari Sage.com mengungkapkan bahwa 72% Gen Z ingin memulai bisnis mereka sendiri, mencerminkan semangat kewirausahaan yang tinggi .
Kesenjangan Akses Pendidikan: Tantangan yang Harus Diatasi
Meskipun memiliki ambisi besar, kesenjangan akses pendidikan tetap menjadi masalah utama. Menurut laporan Ipsos Education Monitor 2024, sekitar 44% responden di Indonesia menilai kualitas pendidikan sebagai "baik", namun 36% merasa kualitasnya menurun dibandingkan masa lalu. Tantangan utama dalam sistem pendidikan Indonesia meliputi kurikulum yang dianggap usang, kurangnya pelatihan guru, ketimpangan akses pendidikan, dan kelas yang terlalu penuh .
Selain itu, sekitar 54% responden percaya bahwa teknologi akan memberikan dampak positif lebih besar dibandingkan dampak negatif dalam pendidikan. Namun, ada juga kekhawatiran yang signifikan terkait penggunaan AI dan alat seperti ChatGPT di sekolah, menunjukkan perlunya pendekatan bijak dalam penerapan teknologi dalam pendidikan .
Solusi untuk Mengatasi Dilema Gen Z
Untuk mengatasi dilema antara pendidikan dan aspirasi karier, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
-Peningkatan Akses Pendidikan: Menyediakan beasiswa dan dukungan finansial bagi siswa dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
-Pembaruan Kurikulum: Menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi agar relevan dengan dunia kerja.
-Pelatihan Keterampilan: Menyediakan program pelatihan keterampilan yang dapat membantu Gen Z mempersiapkan diri untuk dunia kerja.
-Penerapan Teknologi dalam Pendidikan: Menggunakan teknologi secara bijak untuk meningkatkan kualitas pendidikan tanpa mengabaikan nilai-nilai dasar dalam proses belajar mengajar.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan Gen Z dapat mengatasi dilema antara pendidikan dan aspirasi karier, serta mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, Gen Z memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menjadi agen perubahan yang mendorong kemajuan bangsa.