JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, menyoroti ketatnya persaingan di papan bawah klasemen BRI Liga 1 2024/2025, yang disebutnya jauh lebih menarik dibanding kompetisi papan bawah di Premier League Inggris musim ini. Ia menilai situasi di kompetisi domestik masih sangat dinamis, terutama karena belum ada satu pun tim yang secara matematis dipastikan terdegradasi, berbeda dengan di Inggris yang sudah menemukan tiga tim terburuk.
Perbandingan tersebut disampaikan Erick Thohir kepada wartawan ketika membahas dinamika kompetisi dalam negeri yang semakin kompetitif menjelang berakhirnya musim reguler.
“Kalau kita lihat juga di Liga Inggris. Ketika klub papan bawah, di bawah, bukan Manchester United di bawah ya, Manchester United di tengah. Di papan bawah, yang degradasi,” ujar Erick Thohir.
Persaingan Degradasi di Liga 1 Semakin Ketat
Hingga pekan ke-30, BRI Liga 1 2024/2025 masih menyisakan empat pertandingan. Namun, ketegangan di papan bawah semakin terasa karena belum ada kepastian klub mana saja yang akan turun kasta ke Liga 2. Saat ini, Semen Padang, PSIS Semarang, dan PSS Sleman menempati zona degradasi. Tapi selisih poin dengan tim-tim di atas mereka sangat tipis.
Sebagai contoh, Semen Padang yang kini berada di posisi ke-16 dengan 28 poin hanya terpaut satu angka dari Barito Putera di posisi ke-15. Situasi ini membuka peluang bagi setidaknya enam tim terbawah untuk saling salip dalam memperebutkan tiket bertahan di Liga 1.
“Karena degradasi itu kayaknya 6 klub bisa masih deg-degan tuh. Bagus kan, tapi selama enggak ada match fixing enggak apa-apa,” tambah Erick Thohir, mengingatkan pentingnya integritas kompetisi.
Premier League Sudah Tentukan Tim Degradasi
Sebaliknya, di Premier League Inggris, situasi di papan bawah jauh lebih "tenang". Tiga tim yang akan turun ke divisi Championship sudah dipastikan, yakni Southampton, Leicester City, dan Ipswich Town. Dengan kepastian tersebut, klub-klub lain yang sudah aman dari degradasi diprediksi akan menurunkan pemain-pemain muda demi persiapan musim depan.
“Kalau kita lihat perdebatan antara klub ini dan klub ini menang, ya memang sudah kurang menarik. Kenapa? Klub papan bawahnya sudah terdegradasi,” ucap Erick.
Ia juga menambahkan bahwa kondisi ini membuat beberapa tim Premier League memilih untuk tidak tampil maksimal, karena hasil akhir tidak akan memengaruhi posisi mereka di klasemen.
“Ada klub-klub yang juga mungkin ingin memainkan pemain-pemain juniornya. Karena mungkin tiga pertandingan terakhir sudah enggak penting. Karena posisinya sudah tidak terdegradasi,” imbuhnya.
Peringatan Soal Match Fixing dan Harapan Kompetisi Sehat
Dalam pernyataannya, Erick Thohir juga memberikan peringatan keras mengenai isu match fixing atau pengaturan skor. Ia menegaskan bahwa ketatnya persaingan harus dijaga agar tetap fair dan tidak dinodai oleh praktik tidak sportif.
Pernyataan ini mengacu pada potensi godaan yang muncul ketika laga-laga penentuan nasib klub bisa menjadi incaran untuk manipulasi skor.
“Tetapi klub-klub yang posisi degradasi ingin berjuang. Nah kalau di Liga Inggris sudah enggak mungkin, karena yang tiga bawah sudah enggak ngejar yang atas. Jadi ya enggak ada yang diperjuangkan juga. Yang juara sudah ketahuan. Jadi mungkin beberapa game ke depan ya mereka akan memainkan pemain-pemain muda untuk mulai membentuk tim masa depan. Nah kalau di Indonesia lagi seru-serunya,” tegas Erick.
Jadwal Laga Penentuan di Liga 1
Sejumlah pertandingan penting akan digelar pada awal Mei 2025. Di antaranya:
-1 Mei 2025: Bali United vs PSIS Semarang
-4 Mei 2025: Semen Padang vs Madura United
Laga-laga ini akan menjadi ujian krusial bagi tim-tim yang berada di ambang degradasi untuk mengamankan poin maksimal demi tetap berlaga di kasta tertinggi sepak bola nasional musim depan.
Gelar Juara Liga 1 dan Premier League
Sementara itu, di papan atas BRI Liga 1, Persib Bandung hampir dipastikan kembali merebut gelar juara secara back-to-back. Sedangkan di Inggris, Liverpool telah resmi menjadi kampiun Premier League setelah mengamankan poin tak terkejar oleh rival-rivalnya.
Dengan sisa pertandingan yang semakin sedikit, perhatian publik pecinta sepak bola Tanah Air akan tertuju pada drama di papan bawah, yang masih penuh kejutan dan tak terduga. Persaingan seperti inilah yang, menurut Erick Thohir, membuat Liga 1 musim ini patut diapresiasi.