United Tractors Percepat Diversifikasi Bisnis Non-Batubara, Cermati Rekomendasi Analis

Senin, 28 April 2025 | 15:15:47 WIB
United Tractors Percepat Diversifikasi Bisnis Non-Batubara, Cermati Rekomendasi Analis

JAKARTA - PT United Tractors Tbk (UNTR), perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra, terus mempercepat langkah diversifikasi bisnis dengan fokus pada sektor non-batubara. Perusahaan ini kini tengah memperluas portofolio mineralnya dengan mencermati berbagai peluang, termasuk melalui proses akuisisi tambang. Langkah ini sejalan dengan rencana UNTR untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor batubara dan memperkuat posisi di industri pertambangan mineral.

Direktur United Tractors, Iwan Hadiantoro, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa UNTR saat ini fokus pada beberapa komoditas mineral utama, termasuk nikel, emas, tembaga, dan perak. Perusahaan juga mempertimbangkan untuk memperluas portofolio dengan memasuki sektor bauksit dan tengah mengkaji potensi pengembangan lithium, komoditas yang semakin banyak diminati seiring dengan perkembangan industri kendaraan listrik.

"Kami sedang menjajaki beberapa proyek tambang mineral, dan kami juga memiliki rencana untuk terus memperluas portofolio mineral kami, baik melalui akuisisi ataupun pengembangan proyek baru," ujar Iwan. Meskipun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai proyek-proyek yang sedang dikerjakan, langkah ini jelas menunjukkan keseriusan UNTR dalam membangun portofolio yang lebih beragam di luar sektor batubara.

Alokasi Anggaran yang Signifikan

UNTR berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran tahunan yang cukup besar untuk memperluas portofolio di sektor mineral non-batubara. Iwan Hadiantoro memastikan bahwa perusahaan menganggarkan dana sebesar US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar untuk investasi pada sektor ini setiap tahunnya. Langkah ini menunjukkan tekad UNTR untuk mempercepat transisi dan mengoptimalkan potensi sektor mineral yang semakin berkembang.

"Diversifikasi bisnis kami adalah langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor batubara, yang memiliki volatilitas harga tinggi, dan untuk meningkatkan stabilitas kinerja jangka panjang," tambahnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, UNTR telah agresif melakukan akuisisi di sektor mineral. Pada akhir 2023, perusahaan melalui anak usaha PT Danusa Tambang Nusantara berhasil mengakuisisi tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, senilai Rp 3,22 triliun. Akuisisi ini dilakukan melalui pembelian tambang milik PT Stargate Pacific Resources dan PT Stargate Mineral Asia. Selain itu, UNTR juga membeli 19,99% saham di Nickel Industries Limited, perusahaan tambang nikel asal Australia.

Target Diversifikasi 50:50 pada 2030

Ke depan, UNTR menargetkan agar pendapatan dari sektor batubara dan non-batubara dapat berimbang pada 2030, dengan kontribusi masing-masing sebesar 50%. Target ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperluas basis pendapatan, menciptakan diversifikasi yang lebih seimbang dan mengurangi ketergantungan terhadap komoditas batubara.

Salah satu fokus utama UNTR dalam sektor pertambangan mineral adalah nikel. Perusahaan saat ini sedang membangun fasilitas smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) di tambang Stargate yang terletak di Konawe Utara. Iwan menjelaskan bahwa meskipun produksi tambang Stargate saat ini masih relatif kecil, dengan target produksi 1,9 juta ton ore nikel pada 2024, fasilitas smelter RKEF yang sedang dibangun diharapkan dapat beroperasi pada 2027 dengan kapasitas produksi nickel pig iron (NPI) mencapai 13.000 ton per tahun.

Setelah smelter tersebut beroperasi, produksi nikel di tambang Stargate diproyeksikan akan meningkat secara signifikan menjadi 3 juta ton ore nikel per tahun, yang diharapkan dapat mendukung keberlanjutan bisnis UNTR dalam jangka panjang.

Studi Kelayakan Smelter HPAL dan Ekspansi Proyek Lainnya

Selain pembangunan smelter RKEF, UNTR juga sedang melakukan studi kelayakan untuk pembangunan smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) di wilayah yang sama, yang diharapkan rampung pada 2025. Pengembangan smelter HPAL ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang perusahaan untuk memperkuat bisnis pertambangan dan pengolahan nikel.

Rekomendasi Analis: Saham UNTR Masih Menarik bagi Investor

Menurut Indy Naila, Investment Analyst dari Edvisor Provina Visindo, strategi diversifikasi yang diambil oleh UNTR dapat membantu mengurangi dampak volatilitas harga komoditas, yang seringkali mempengaruhi kinerja sektor batubara. Hal ini diperkirakan akan memperkuat kinerja perusahaan dalam jangka panjang, memberikan stabilitas yang lebih baik di tengah ketidakpastian harga komoditas global.

"Dengan langkah diversifikasi ini, UNTR dapat menghadapi tantangan yang lebih besar dan mengurangi risiko dari fluktuasi harga batubara. Bagi investor, saham UNTR masih sangat menarik, terutama bagi mereka yang mencari dividen yang stabil," ujar Indy.

UNTR juga dijadwalkan untuk membagikan dividen final sebesar Rp 1.484 per saham pada bulan Mei mendatang, yang menjadi daya tarik bagi para pemburu dividen.

Terkini

Galaxy S25 FE: Fitur Premium Harga Terjangkau

Rabu, 10 September 2025 | 11:13:08 WIB

OPPO Find X9 Usung Bezel Super Tipis dan Desain Baru

Rabu, 10 September 2025 | 11:13:07 WIB

Xiaomi 15T dan 15T Pro Siap Meluncur 24 September

Rabu, 10 September 2025 | 11:13:03 WIB