JAKARTA – Di tengah maraknya persaingan mobil listrik murah, BYD Seagull muncul sebagai kejutan menarik. Mobil listrik mungil asal Tiongkok ini tidak hanya hadir dengan harga terjangkau, tetapi juga tampil dengan desain yang memukau dan jauh dari kesan “murahan”. Salah satu rahasianya: desain eksteriornya dikerjakan oleh Wolfgang Egger, mantan desainer Lamborghini dan Audi.
Desain menjadi salah satu daya tarik utama BYD Seagull. Dengan harga sekitar USD 10.000 atau setara Rp 150 jutaan, mobil ini berhasil menepis anggapan bahwa mobil murah harus tampil sederhana. Di pasar domestik Tiongkok, BYD Seagull bahkan dijuluki “Mini Lamborghini” karena garis desainnya yang tajam, lampu LED futuristik, serta siluet ramping yang memberikan kesan sporty dan modern.
Dirancang oleh Maestro Desain Otomotif Dunia
Wolfgang Egger bukan nama asing di dunia otomotif. Ia dikenal sebagai sosok di balik desain Audi R8 dan Lamborghini Gallardo. Pengalamannya di dunia supercar dibawa ke BYD dengan pendekatan unik: menyuntikkan estetika premium ke segmen mobil listrik terjangkau.
“Desain adalah bahasa global. Bahkan mobil murah harus punya daya tarik visual,” kata Egger dalam wawancara dengan Electrek.
Sejak bergabung dengan BYD, Egger membawa filosofi desain kelas atas ke lini kendaraan urban. Hasilnya, Seagull menjadi salah satu kendaraan listrik murah paling mencolok secara visual di pasaran saat ini.
Spesifikasi Dimensi dan Kenyamanan
Secara dimensi, BYD Seagull memiliki panjang 3.780 mm, lebar 1.715 mm, dan tinggi 1.540 mm. Ukurannya yang kompak menjadikannya ideal untuk kebutuhan mobilitas di kota besar. Jarak sumbu roda sepanjang 2.500 mm turut memberikan ruang kabin yang cukup lega, menghadirkan kenyamanan meskipun ukurannya kecil.
Selain tampilan yang memikat, desain kompak Seagull juga berfungsi meningkatkan efisiensi energi dan manuverabilitas. Hal ini penting dalam konteks penggunaan sehari-hari di kawasan urban yang padat dan sering macet.
Tantangan Mendesain Mobil Listrik Terjangkau
Merancang mobil listrik murah dengan tampilan premium tentu bukan perkara mudah. Tim desain BYD harus mampu menggabungkan efisiensi material, aerodinamika, dan estetika dalam satu paket ekonomis.
“Biasanya, mobil dengan harga rendah dikompromikan pada sisi desain. Tapi BYD Seagull membuktikan bahwa itu tidak selalu harus demikian,” ujar Egger.
Hasilnya adalah sebuah kendaraan listrik yang bukan hanya ekonomis dan fungsional, tetapi juga mampu tampil mencuri perhatian, terutama di kalangan pengguna muda dan masyarakat urban kelas menengah.
Daya Tarik Pasar Global
BYD Seagull tidak hanya sukses secara desain, tetapi juga dari sisi penjualan. Pada April 2025 saja, BYD mencatatkan angka penjualan Seagull mencapai 55.000 unit di pasar Tiongkok. Angka ini menjadi sinyal kuat akan potensi ekspansi ke pasar internasional, termasuk Eropa dan Indonesia.
Dengan harga yang kompetitif dan desain yang menggoda, BYD Seagull diproyeksikan akan masuk ke pasar Indonesia pada pertengahan tahun ini. Jika terealisasi, Seagull bisa menjadi pionir di segmen kendaraan listrik murah yang tetap memperhatikan nilai estetika.
Merek yang Semakin Dipertimbangkan
Keberhasilan BYD Seagull menunjukkan bahwa transisi ke kendaraan listrik tidak harus mengorbankan aspek desain. Masyarakat global, terutama generasi muda, kini semakin mempertimbangkan faktor gaya dalam memilih kendaraan ramah lingkungan.
Langkah BYD menggandeng desainer kelas dunia seperti Wolfgang Egger menjadi strategi cerdas untuk meningkatkan daya tarik produknya di pasar global yang semakin kompetitif.
“BYD Seagull adalah bukti bahwa masa depan kendaraan listrik bisa murah, efisien, sekaligus stylish,” tutup Egger.
Dengan kombinasi antara harga terjangkau, teknologi ramah lingkungan, dan desain elegan, BYD Seagull siap menjadi game-changer di segmen mobil listrik urban, termasuk di pasar Indonesia yang tengah berkembang pesat.