Masjid Buya Syafii Maarif di Sumpur Kudus Gunakan Panel Surya, Jadi Contoh Transisi Energi Bersih di Sumbar

Minggu, 04 Mei 2025 | 08:18:11 WIB
Masjid Buya Syafii Maarif di Sumpur Kudus Gunakan Panel Surya, Jadi Contoh Transisi Energi Bersih di Sumbar

JAKARTA – Upaya transisi energi bersih di Indonesia kini mulai menyentuh ranah keagamaan di daerah pelosok. Masjid Buya Syafii Maarif yang berada di Nagari Sumpur Kudus Selatan, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, kini resmi beralih menggunakan energi terbarukan berupa panel surya, menggantikan ketergantungan pada genset dan pasokan listrik dari PLN.

Langkah progresif ini dilakukan melalui program Sedekah Energi yang diinisiasi oleh Koalisi Muslim for Shared Action on Climate Impact (Mosaic) Indonesia. Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dilakukan pada Jumat, sebagai bagian dari komitmen untuk memperluas penggunaan energi bersih di tempat ibadah dan komunitas lokal.

Masjid Jadi Sentral Transisi Energi

Menurut M. Syahdiladarama, perwakilan dari Mosaic Indonesia, pemilihan lokasi di Sumatera Barat merupakan bagian dari ekspansi program setelah sebelumnya diterapkan di NTB, Yogyakarta, dan Jawa Barat.

“Setelah NTB, Yogyakarta, dan Jawa Barat, tahun ini kami membawa program ini ke Sumatera Barat. Pemilihan masjid dilakukan berdasarkan survei, termasuk intensitas cahaya matahari dan peran strategis masjid di masyarakat,” jelas Syahdiladarama.

Ia menambahkan bahwa instalasi PLTS ini diharapkan menjadi solusi atas pemadaman listrik yang kerap terjadi di wilayah tersebut. Selain menjamin azan tetap berkumandang saat listrik padam, Mosaic juga memberikan pelatihan dasar kepada masyarakat agar dapat mengelola sistem secara mandiri.

“Yang terpenting, azan tetap berkumandang meskipun listrik mati. Kami juga telah memberikan pelatihan dasar kepada masyarakat agar dapat mengelola sistem ini secara mandiri,” ujarnya.

Teknologi PLTS Hibrida dengan Kapasitas Mandiri

Delta Prayoga Nugraha, teknisi yang menangani instalasi sistem PLTS di Masjid Buya Syafii Maarif, menjelaskan bahwa sistem yang digunakan memiliki kapasitas 5.500 WP (Watt Peak), mampu memenuhi kebutuhan listrik hingga 3.500 VA. PLTS ini juga dilengkapi dengan baterai berkapasitas 9.600 Watt yang dapat menunjang operasional mandiri selama lebih dari satu hari.

“Teknologi yang digunakan adalah sistem hybrid dengan pengalihan otomatis melalui Automatic Transfer Switch (ATS). Jika panel tidak optimal karena cuaca mendung, maka sistem akan beralih ke listrik PLN,” terang Delta.

Tantangan teknis seperti kemiringan atap masjid berhasil diatasi dengan pemasangan rel khusus. Dengan kondisi cuaca cerah yang dominan di daerah tersebut, sistem PLTS dinilai mampu mencukupi seluruh kebutuhan listrik masjid, mulai dari pengeras suara untuk azan, lampu penerangan, hingga pompa air untuk wudhu.

Manfaat Nyata Bagi Warga

Wali Nagari Sumpur Kudus Selatan, Khairul Basri, menyampaikan antusiasmenya atas pemasangan panel surya di masjid utama desa. Ia mengungkapkan bahwa pemadaman listrik di wilayahnya dapat terjadi hingga 10 kali dalam seminggu, dan lebih sering lagi saat musim hujan.

“Kadang sampai 24 jam mati lampu. Dengan adanya tenaga surya ini, kami tidak lagi khawatir azan tak terdengar karena speaker mati,” ujar Khairul.

Leo Prima Weski (26), salah satu pemuda setempat, melihat kehadiran panel surya bukan sekadar solusi energi, melainkan juga sebagai media edukasi lingkungan bagi generasi muda.

“Anak-anak dan pemuda di sini jadi tahu bagaimana menyeimbangkan teknologi dengan kelestarian alam. Ini mengubah cara pandang kami terhadap energi,” katanya.

Menurut Leo, hampir seluruh aktivitas di masjid bergantung pada listrik. Sebelum ada PLTS, jika listrik mati maka akses air wudhu juga terhenti. Kini, semua berjalan lancar berkat sistem energi yang lebih andal.

Hal serupa disampaikan oleh Novia Sartika (35), warga lainnya, yang menilai kehadiran energi surya memberikan dampak sosial yang besar.

“Dulu kalau ada yang meninggal, pengumuman dari masjid tidak terdengar karena mati listrik. Sekarang, informasi bisa tetap disampaikan. Bahkan kami bisa isi daya HP ke masjid saat listrik rumah padam,” ucapnya.

Biaya Investasi dan Harapan Keberlanjutan

Pemasangan PLTS di Masjid Buya Syafii Maarif menghabiskan dana sekitar Rp75 juta. Meski terbilang signifikan, manfaatnya dirasakan langsung oleh ratusan warga yang selama ini mengandalkan pasokan listrik yang tidak stabil. Program ini juga diharapkan menjadi contoh bagi masjid-masjid lain di wilayah terpencil yang menghadapi persoalan serupa.

Dengan implementasi teknologi energi bersih ini, Masjid Buya Syafii Maarif bukan hanya menjadi pusat spiritual, tetapi juga simbol perubahan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Terkini

12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi

Jumat, 05 September 2025 | 21:07:23 WIB

Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan

Jumat, 05 September 2025 | 20:59:45 WIB

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB

Refinancing Adalah: Definisi, Manfaat, dan Tips Melakukannya

Kamis, 04 September 2025 | 11:52:54 WIB