JAKARTA — Dalam upaya mendukung transisi menuju emisi nol bersih (Net Zero Emissions/NZE) di Indonesia, perusahaan logistik global Rhenus Group memperkenalkan serangkaian solusi logistik berkelanjutan dalam sebuah acara tertutup bersama mitra bisnis di Jakarta. Inisiatif ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk mendorong transformasi rantai pasokan yang lebih hijau dan ramah lingkungan di Tanah Air.
Kegiatan tersebut sekaligus menandai peringatan Hari Bumi dan menjadi momentum strategis untuk menegaskan pentingnya keterlibatan pelaku industri logistik dalam mendukung target iklim nasional serta kesiapan terhadap regulasi iklim global.
Hadapi Regulasi Global, Industri Didorong Lakukan Transformasi
Dalam forum tersebut, Rhenus Indonesia menyoroti tantangan yang dihadapi pelaku industri domestik dalam menyesuaikan operasional mereka dengan berbagai kebijakan iklim internasional seperti EU Emissions Trading System (EU ETS), Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM), dan Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD).
Regulasi-regulasi tersebut memberikan tekanan bagi perusahaan yang menargetkan pasar ekspor ke Eropa agar memperhatikan jejak karbon dalam aktivitas bisnis mereka, termasuk sektor logistik yang berperan penting dalam rantai pasok global.
“Di Rhenus, keberlanjutan bukan sekadar konsep, tapi prinsip kerja utama. Kami ingin memastikan seluruh mitra dan klien mendapat dukungan untuk bertransformasi menuju logistik hijau,” kata Fabian Kieble, Direktur Utama Rhenus Indonesia, dalam pernyataan resminya.
Solusi Hijau yang Ditawarkan Rhenus
Sebagai bentuk nyata dari komitmen keberlanjutan, Rhenus Indonesia memperkenalkan berbagai teknologi dan sistem pendukung yang memungkinkan perusahaan klien mengurangi emisi serta meningkatkan efisiensi energi. Beberapa inisiatif unggulan yang dihadirkan meliputi:
Pelaporan Emisi dan ESG: Rhenus menyediakan dasbor emisi CO₂ dan layanan EcotransIT, yang memungkinkan klien menghitung, memantau, serta mengoptimalkan jejak karbon dari pengiriman melalui udara dan laut.
Transportasi Berkelanjutan: Inisiatif Rhegreen mendorong pemilihan armada udara paling efisien, penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) melalui skema book and claim, serta keterlibatan dalam inisiatif Clean Cargo untuk efisiensi pengiriman laut.
Optimasi Moda Transportasi: Dengan Transport Mode Optimizer, perusahaan bisa memilih moda dan rute pengiriman yang paling ramah lingkungan. Rhenus juga tengah mengembangkan transportasi darat rendah emisi, termasuk armada e-truck, kendaraan CNG, LNG, dan biodiesel.
Fasilitas Ramah Lingkungan: Rhenus menerapkan desain bangunan hijau di lokasi-lokasi operasionalnya dengan pemasangan panel surya, sistem pemanfaatan air hujan, dan praktik penghematan energi lainnya.
“Bahan bakar bersih, rute optimal, dan teknologi pintar bukan hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga untuk biaya operasional jangka panjang,” ujar Nitipon Tansakul, Regional Head of Sustainability Asia Pasifik untuk Rhenus Air & Ocean.
Sertifikasi dan Jangkauan Operasional Rhenus
Hingga saat ini, Rhenus telah membuktikan komitmennya terhadap standar internasional melalui lebih dari 600 lokasi yang tersertifikasi ISO 9001 (manajemen mutu). Selain itu, ratusan fasilitas lainnya juga telah mengantongi sertifikasi:
-ISO 14001 (manajemen lingkungan)
-ISO 50001 (manajemen energi)
-ISO 45001 (keselamatan dan kesehatan kerja)
-ISO 14064 (inventarisasi emisi gas rumah kaca)
Rhenus Indonesia sendiri telah hadir selama lebih dari satu dekade, melayani berbagai sektor seperti otomotif, elektronik, kesehatan, hingga barang konsumsi. Perusahaan ini memiliki enam kantor cabang yang tersebar di wilayah Jawa, Sumatra, dan Batam.
Komitmen terhadap Tujuan Nasional
Langkah Rhenus Indonesia ini selaras dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060. Pemerintah juga tengah menyusun peta jalan untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai bagian dari strategi pengembangan bahan bakar rendah emisi yang berpotensi menjadi keunggulan nasional.
Tak hanya itu, Indonesia juga aktif mengembangkan mekanisme pasar karbon domestik, sebuah instrumen penting dalam mendorong investasi hijau dan praktik bisnis berkelanjutan.