Laba Bersih BSI Tembus Rp1,87 Triliun di Kuartal I-2025, Tumbuh 10,05% Didukung Pembiayaan dan Fee Based Income

Jumat, 02 Mei 2025 | 12:29:12 WIB
Laba Bersih BSI Tembus Rp1,87 Triliun di Kuartal I-2025, Tumbuh 10,05% Didukung Pembiayaan dan Fee Based Income

JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang solid pada kuartal I tahun 2025. Laba bersih perseroan meningkat 10,05% secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai Rp1,87 triliun, didorong oleh lonjakan pendapatan berbasis komisi (fee based income) dan pembiayaan yang sehat.

Plt. Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta, dalam konferensi pers Paparan Kinerja Triwulan I 2025 yang digelar secara daring pada Rabu, menyampaikan bahwa pencapaian ini mencerminkan daya tahan dan pertumbuhan berkelanjutan bank syariah terbesar di Indonesia tersebut.

“Alhamdulillah, BSI dapat menunjukkan kinerja keuangan yang solid dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan BSI kuartal I-2025 dapat tumbuh di atas pertumbuhan industri dengan kualitas yang sehat,” ujar Bob T. Ananta.

Fee based income BSI tercatat tumbuh pesat sebesar 39,3% yoy menjadi Rp1,71 triliun. Sementara itu, total aset BSI melonjak 12,01% yoy menjadi Rp401 triliun per akhir Maret 2025. Dari sisi penyaluran pembiayaan, BSI mencatatkan pertumbuhan sebesar 16,21% yoy dengan total pembiayaan mencapai Rp287 triliun.

Pembiayaan Tumbuh di Semua Segmen

Pertumbuhan pembiayaan BSI menyentuh semua segmen dengan performa positif. Segmen wholesale mencatat kenaikan 17,27% yoy, retail naik 14,92% yoy, dan konsumer meningkat 16,08% yoy. Yang paling mencolok adalah pertumbuhan bisnis cicil emas yang melonjak drastis sebesar 168,64% yoy.

BSI melihat potensi besar dari tren investasi emas, yang menjadi salah satu daya tarik masyarakat terhadap produk-produk pembiayaan berbasis syariah. Manajemen menyatakan bahwa produk cicil emas tidak hanya tumbuh dari sisi volume, namun juga memiliki kualitas aset yang sangat baik.

Dari sisi risiko, kualitas pembiayaan BSI tetap terjaga. Per akhir Maret 2025, rasio non-performing financing (NPF) gross tercatat di level 1,88%, sedangkan financing at risk (FaR) menurun ke angka 7,18%, menunjukkan tren perbaikan kualitas aset.

Rasio Keuangan Tetap Terkendali

Kinerja BSI juga didukung oleh efisiensi dan pengendalian risiko yang baik. Cost of credit (CoC) per Maret 2025 berada di angka 0,93%, masih di bawah ambang batas ideal 1%. Selain itu, rasio cash coverage meningkat menjadi 194,69%, memberikan bantalan yang cukup kuat terhadap potensi risiko pembiayaan ke depan.

Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI tumbuh 7,40% yoy menjadi Rp319 triliun. Dari total DPK tersebut, dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) mencapai Rp195 triliun, tumbuh 7,57% yoy. Khusus untuk tabungan, pertumbuhan mencapai 9,37% yoy menjadi Rp137 triliun, dengan komposisi mencapai 42% dari total DPK.

Menariknya, tren peningkatan dana tabungan wadiah juga terus berlanjut. Pada kuartal I-2025, porsi tabungan wadiah mencapai 40% dari keseluruhan tabungan, mengindikasikan preferensi masyarakat terhadap skema penyimpanan dana berbasis syariah yang aman dan transparan.

Bisnis Haji Jadi Fokus Baru

Tak hanya emas, bisnis haji juga diprediksi akan menjadi motor pertumbuhan baru bagi BSI. Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, mengungkapkan bahwa lonjakan pendaftar haji pada awal tahun 2025 menjadi sinyal positif terhadap kepercayaan masyarakat terhadap layanan haji BSI.

“Biasanya di BSI itu pendaftar haji per bulan sekitar 30 ribuan, 30-50 ribu orang. Di Maret kemarin mencapai rekor baru per bulannya menembus 111 ribu orang. Maka selain bisnis emas, bisnis haji juga akan menjadi bisnis yang akan kita dorong di BSI,” ujar Ade Cahyo.

Prospek Positif dan Optimisme Industri

Dengan pencapaian yang telah diraih di tiga bulan pertama tahun ini, BSI menunjukkan bahwa model bisnis syariah tidak hanya kompetitif, tetapi juga adaptif terhadap perubahan tren pasar dan kebutuhan masyarakat. Kombinasi antara pertumbuhan aset, peningkatan fee based income, efisiensi biaya kredit, serta ekspansi bisnis berbasis nilai-nilai Islam menjadikan BSI sebagai pemain utama yang diperhitungkan dalam industri perbankan nasional.

BSI juga dinilai berhasil menciptakan nilai tambah bagi nasabah, baik melalui produk investasi emas, pembiayaan haji, maupun pembiayaan konsumer yang berbasis syariah. Dengan fokus pada pertumbuhan berkelanjutan dan kualitas aset, BSI optimistis dapat melanjutkan kinerja positif hingga akhir tahun.

Terkini