JAKARTA - Apple Inc. secara resmi mengalihkan sebagian besar lini produksi iPhone dari Tiongkok ke India dan Vietnam sebagai langkah strategis untuk menghadapi tekanan ekonomi akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Perusahaan teknologi raksasa asal Cupertino itu berupaya mengurangi ketergantungan terhadap Tiongkok sekaligus menekan bea masuk yang meningkat drastis.
Langkah relokasi ini dilakukan setelah Amerika Serikat, di bawah kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump, memberlakukan tarif tinggi terhadap berbagai produk asal Tiongkok. Akibatnya, Apple mengalami lonjakan biaya operasional hingga mencapai US$900 juta.
Meskipun beberapa produk elektronik sempat dikecualikan dari kebijakan tarif, tekanan politik dari Washington tetap mendorong Apple untuk mencari alternatif lokasi produksi. India kini diposisikan sebagai pusat utama produksi iPhone, sedangkan Vietnam akan difokuskan sebagai tempat perakitan perangkat lain seperti iPad dan Apple Watch.
CEO Apple, Tim Cook, menegaskan bahwa India dan Vietnam memiliki kesiapan yang tinggi untuk mendukung transisi besar ini. "Kami memperkirakan mayoritas iPhone yang dijual di AS akan berasal dari India," ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan strategi diversifikasi rantai pasokan Apple yang telah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Apple berupaya menghindari risiko geopolitik yang timbul dari ketergantungan terhadap satu negara sebagai basis produksi global.
India Jadi Tumpuan Baru, Didukung Insentif Pemerintah
India menjadi tumpuan utama Apple dalam fase baru rantai produksinya, berkat dukungan aktif dari pemerintah setempat. Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, India menawarkan berbagai insentif kepada perusahaan teknologi besar guna menarik investasi manufaktur.
Program Make in India yang dicanangkan pemerintah India dianggap memberikan sinyal positif bagi perusahaan global, termasuk Apple. Insentif pajak dan kemudahan birokrasi menjadi faktor kunci dalam keputusan Apple memperluas pabriknya di wilayah seperti Tamil Nadu dan Karnataka.
Namun, meski menunjukkan potensi besar, tantangan produksi di India masih cukup kompleks. Hingga tahun 2024, hanya 14% dari total produksi iPhone berasal dari India. Apple menargetkan lonjakan signifikan menjadi 25% atau sekitar 60 juta unit pada 2026.
"Target ini ambisius, tetapi realistis melihat tren investasi dan kerja sama kami dengan mitra lokal," kata seorang analis.
Tantangan Infrastruktur dan Rantai Pasokan
Relokasi produksi tidak datang tanpa hambatan. Apple menghadapi kendala serius dalam membangun rantai pasokan baru di India dan Vietnam yang sebanding dengan efisiensi manufaktur di Tiongkok. Pasalnya, selama dua dekade terakhir, Tiongkok telah menjadi pusat manufaktur global dengan sistem logistik dan pasokan komponen yang sangat efisien.
Selain itu, tarif impor komponen di India tergolong lebih tinggi dibandingkan negara lain. Hal ini dapat berdampak pada kenaikan harga jual iPhone secara global, terutama jika ketidakseimbangan antara biaya dan volume produksi tidak segera diatasi.
Analis memperingatkan bahwa Apple perlu mengembangkan ekosistem produksi yang matang di India agar bisa menjaga daya saing produk secara global. “Perlu waktu dan investasi besar untuk meniru efisiensi manufaktur seperti yang selama ini tersedia di Tiongkok,” ujar analis dari Bloomberg Intelligence.
Fokus Efisiensi dan Kemandirian Jangka Panjang
Meski menghadapi banyak tantangan, Apple tetap berkomitmen terhadap rencana jangka panjang ini. Pemindahan fasilitas produksi bukan hanya soal penghematan biaya, tetapi juga strategi mitigasi risiko geopolitik dan upaya menyeimbangkan kekuatan produksi global.
Apple juga melihat relokasi ini sebagai peluang memperluas pasar. Dengan memperkuat kehadiran manufaktur di India, perusahaan juga membuka potensi penetrasi pasar domestik yang besar di negara tersebut.
Di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang, keputusan Apple untuk memindahkan produksi iPhone keluar dari Tiongkok merupakan titik balik dalam strategi rantai pasok global industri teknologi.
Semua pihak kini menanti bagaimana transisi ini akan memengaruhi harga, ketersediaan, dan keberlanjutan teknologi Apple di pasar global. Jika target produksi di India tercapai, Apple akan menjadi pelopor dalam membangun model manufaktur baru yang tidak lagi terpusat pada satu negara dominan.