ESDM Pastikan Mundurnya LG Tak Ganggu Hilirisasi Nikel, Proyek Strategis Tetap Berjalan

Selasa, 22 April 2025 | 22:46:02 WIB
ESDM Pastikan Mundurnya LG Tak Ganggu Hilirisasi Nikel, Proyek Strategis Tetap Berjalan

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa keputusan mundurnya konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG dari proyek strategis baterai kendaraan listrik (EV) senilai US$7,7 miliar di Indonesia tidak akan menghambat agenda hilirisasi nikel nasional. Pemerintah memastikan bahwa langkah industrialisasi berbasis mineral strategis seperti nikel tetap berjalan sesuai peta jalan nasional.

Proyek besar tersebut awalnya digadang-gadang menjadi salah satu tonggak pengembangan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia. Namun, LG dan mitra konsorsiumnya memilih mengundurkan diri dari kerja sama tersebut. Meski demikian, pemerintah melalui Kementerian ESDM memastikan bahwa hilirisasi mineral, khususnya nikel yang menjadi bahan utama baterai EV, tetap menjadi prioritas utama dan akan dilanjutkan bersama mitra strategis lainnya.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyampaikan bahwa pemerintah kecewa terhadap langkah LG yang dinilai tidak menunjukkan komitmen kuat dalam menjalankan proyek tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa mundurnya perusahaan asal Korea Selatan tersebut tidak berarti menghentikan kemajuan hilirisasi nikel di tanah air.

"Kami kecewa karena LG dan mitra-mitranya sering tidak tepat waktu dalam menjalankan rencana proyek. Tapi kami ingin menegaskan bahwa hilirisasi jalan terus. Mundurnya LG tidak mengganggu agenda besar pemerintah dalam membangun ekosistem EV nasional," kata Tri dalam pernyataan resminya.

Lebih lanjut, Tri menjelaskan bahwa pemerintah tetap membuka peluang kerja sama dengan berbagai investor lain yang memiliki visi dan komitmen jangka panjang terhadap pengembangan industri baterai di Indonesia. Ia menyebut bahwa saat ini beberapa perusahaan internasional telah menunjukkan minat untuk menggantikan posisi LG dalam konsorsium tersebut.

“Indonesia tidak kekurangan mitra strategis. Banyak pihak yang tertarik untuk berinvestasi dalam ekosistem baterai EV karena kita punya cadangan nikel terbesar di dunia. Ini adalah keunggulan kompetitif yang terus kami dorong,” ujarnya.

Langkah LG ini menambah daftar perusahaan asing yang mundur dari proyek-proyek industri strategis di Indonesia, namun pemerintah tetap optimistis. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memang gencar mendorong hilirisasi mineral sebagai bagian dari strategi besar transformasi ekonomi berbasis sumber daya alam. Hilirisasi nikel, dalam hal ini, menjadi prioritas karena perannya yang krusial dalam produksi baterai lithium untuk kendaraan listrik.

Penguatan hilirisasi juga sejalan dengan target Indonesia menjadi pemain utama dalam rantai pasok baterai EV global. Dengan cadangan bijih nikel laterit terbesar di dunia, Indonesia berambisi menjadi produsen utama baterai listrik dan kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara, bahkan global.

Menurut data ESDM, Indonesia memiliki potensi cadangan nikel sebesar lebih dari 21 juta ton Ni (nikel), yang tersebar di berbagai wilayah seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Cadangan ini memberikan daya tarik tersendiri bagi investor untuk membangun smelter dan pabrik baterai di dalam negeri.

Sementara itu, pemerintah juga terus memperbaiki iklim investasi dengan memberikan berbagai insentif fiskal, kemudahan perizinan, serta penyediaan infrastruktur pendukung bagi proyek-proyek strategis nasional, termasuk industri baterai EV.

“Fokus kami adalah memastikan proyek berjalan dengan mitra yang serius dan tepat waktu. LG bukan satu-satunya opsi. Kami percaya banyak investor yang lebih visioner dan berkomitmen tinggi,” pungkas Tri.

Kementerian ESDM menekankan bahwa transformasi ekonomi melalui hilirisasi mineral adalah agenda jangka panjang yang tidak akan bergantung pada satu entitas korporasi. Pemerintah tetap berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dan energi terbarukan di Asia, seiring dengan upaya dekarbonisasi dan pengurangan ketergantungan pada energi fosil.

Dengan keyakinan dan kesiapan sumber daya yang dimiliki, hilirisasi nikel Indonesia dipastikan tetap melaju, meski tanpa keterlibatan LG dalam konsorsium EV tersebut

Terkini

ASUS Vivobook Pro 16X OLED N7601, Laptop Kreator Andal 2024

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:30 WIB

Huawei MatePad 11, Tablet Murah dengan Layar Keren

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:26 WIB

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:18 WIB

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:13 WIB