PLN Perkuat Kolaborasi Global untuk Kembangkan Energi Hidro, Dorong Target Net Zero Emission 2060

Jumat, 18 April 2025 | 08:16:56 WIB
PLN Perkuat Kolaborasi Global untuk Kembangkan Energi Hidro, Dorong Target Net Zero Emission 2060

JAKARTA – PT PLN (Persero) terus memperkuat kolaborasi global untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya tenaga hidro, sebagai bagian dari upaya Indonesia mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Komitmen ini ditegaskan dalam ajang Indonesia–Switzerland Hydropower Conference yang digelar di Jakarta.

Konferensi tersebut menjadi momentum penting dalam mendorong sinergi antara Indonesia dan mitra internasional, terutama Swiss, dalam pemanfaatan potensi besar tenaga air Indonesia. Dalam acara tersebut, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder, menegaskan dukungan negaranya terhadap transisi energi Indonesia yang berkelanjutan.

“Perusahaan Swiss telah aktif di sektor tenaga hidro Indonesia selama lebih dari satu abad. Mari kita perkuat komitmen bersama untuk meningkatkan ketahanan energi, memperbesar porsi energi terbarukan dalam bauran energi, dan mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060,” ujar Olivier.

Dukungan serupa juga datang dari International Hydropower Association (IHA). Wakil Ketua IHA, Karen Atkinson, menyatakan bahwa pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berkelanjutan memerlukan kolaborasi lintas pihak, inovasi teknologi, dan komitmen kuat dari semua pemangku kepentingan.

“Membangun tenaga hidro yang berkelanjutan membutuhkan kolaborasi, inovasi, dan yang terpenting adalah komitmen. Kami harap konferensi ini bisa menjadi forum berbagi solusi, praktik terbaik, dan kisah sukses, termasuk dari Swiss, untuk menginspirasi pengembangan tenaga hidro di Indonesia,” tutur Karen.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa energi hidro menjadi salah satu fokus utama dalam strategi transisi energi nasional. Energi ini dinilai sangat potensial untuk dikembangkan secara masif karena memanfaatkan kekayaan sumber daya air dalam negeri dan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya impor.

“Energi hidro adalah salah satu sumber EBT paling potensial yang dimiliki Indonesia dan dapat dikembangkan secara masif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Untuk mengoptimalkan potensi ini, dibutuhkan kolaborasi erat dan berkelanjutan antara negara, industri, komunitas, termasuk IHA dan INAHA,” kata Darmawan.

Ia juga menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden terpilih Prabowo Subianto yang menekankan penguatan ketahanan energi nasional berbasis sumber daya domestik.

Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko PLN, Suroso Isnandar, menjelaskan bahwa PLTA akan menjadi tulang punggung dalam roadmap transisi energi nasional. Dari rencana penambahan kapasitas pembangkit sebesar 71,2 GigaWatt (GW) hingga tahun 2034, sekitar 59% direncanakan berasal dari energi terbarukan. Dari jumlah tersebut, sekitar 28% ditargetkan dari tenaga air.

“Target ini menjadi blueprint masa depan kami untuk mewujudkan ekosistem energi bersih di Indonesia yang mendorong pertumbuhan ekonomi, daya saing, dan kemakmuran. Yang terpenting adalah menciptakan lingkungan yang lebih baik dan bersih di masa depan,” ungkap Suroso.

Berdasarkan data PLN, potensi tenaga hidro yang telah teridentifikasi di Indonesia mencapai 28,9 GW. Wilayah dengan potensi terbesar meliputi Kalimantan dengan lebih dari 13 GW, disusul oleh Sumatera dengan lebih dari 7 GW, dan Sulawesi lebih dari 5 GW.

Dalam rangka mewujudkan potensi tersebut, PLN kini tengah mengembangkan sejumlah proyek strategis. Di Kalimantan Utara, PLN menggandeng berbagai mitra dalam proyek PLTA Mentarang Induk berkapasitas 1,3 GW serta proyek besar Kayan Cascade dengan kapasitas mencapai 9 GW.

Tak hanya di Kalimantan, PLN juga mengembangkan pembangkit pumped storage pertama di Indonesia, yakni Upper Cisokan Pumped Storage di Pulau Jawa, dengan kapasitas 1.040 megawatt (MW). Proyek ini didukung oleh World Bank dan diharapkan dapat meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di kawasan Jawa-Bali yang merupakan pusat konsumsi energi terbesar di Indonesia.

Kolaborasi internasional ini menjadi bagian dari strategi PLN untuk mempercepat transisi ke energi bersih serta meningkatkan daya saing sektor ketenagalistrikan nasional. Dengan dukungan dari negara mitra seperti Swiss dan lembaga global seperti World Bank, PLN optimistis dapat menjadi pelopor transisi energi di kawasan Asia Tenggara.

Terkini

ASUS Vivobook Pro 16X OLED N7601, Laptop Kreator Andal 2024

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:30 WIB

Huawei MatePad 11, Tablet Murah dengan Layar Keren

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:26 WIB

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:18 WIB

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:13 WIB