JAKARTA – Pemerintah Indonesia menargetkan nilai investasi sebesar US$ 800 miliar atau sekitar Rp12.800 triliun dalam lima tahun ke depan sebagai strategi utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8 persen. Target ambisius ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Forum Bisnis Rusia-Indonesia di Jakarta.
Dalam sambutannya, Airlangga menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen hanya bisa dicapai dengan dukungan investasi besar dan berkelanjutan di berbagai sektor strategis.
“800 billion untuk lima tahun ke depan, kita membutuhkan investasi agar kita bisa mencapai pertumbuhan 8 persen,” ujar Airlangga di Hotel Raffles, Jakarta Pusat.
Fokus Investasi di Sektor Strategis
Menurut Airlangga, pemerintah akan memfokuskan aliran investasi pada sektor-sektor prioritas seperti swasembada pangan, swasembada energi, dan pengembangan energi terbarukan. Strategi ini dinilai penting untuk memastikan ketahanan nasional serta menjaga daya saing Indonesia di tengah ketidakpastian global.
“Kemudian yang berikut adalah hilirisasi dan juga tentu peningkatan ekspor di tengah ketidakpastian mengenai tarif,” ujarnya.
Airlangga menambahkan, hilirisasi akan menjadi tulang punggung dalam peta jalan investasi nasional. Pemerintah akan mendorong hilirisasi industri mineral seperti nikel, tembaga, dan bauksit, serta meningkatkan nilai tambah dari sektor agrikultur, termasuk minyak sawit.
Kebijakan hilirisasi diyakini mampu memperkuat struktur industri nasional, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor produk olahan.
Kerja Sama Investasi Indonesia-Rusia
Dalam forum bisnis yang mempertemukan pelaku usaha dari Indonesia dan Rusia, Airlangga juga membuka peluang kerja sama bilateral di berbagai bidang strategis. Rusia disebut menunjukkan minat besar dalam investasi di sektor energi, khususnya aluminium dan pengembangan energi, termasuk reaktor modular kecil (small modular reactor).
Selain energi, potensi kerja sama juga mencakup sektor minyak dan gas, teknologi siber dan keamanan digital, serta sektor kesehatan dan pendidikan. Airlangga menekankan pentingnya pengembangan kerja sama pendidikan antara kedua negara, termasuk pengiriman mahasiswa Indonesia untuk belajar di luar negeri.
“Terutama untuk mengirim mahasiswa untuk belajar di luar negeri ini juga menjadi prioritas dari Presiden Pak Prabowo,” kata Airlangga.
Libatkan Danantara untuk Investasi Strategis
Untuk mendukung realisasi target investasi jumbo ini, pemerintah membuka kemungkinan melibatkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga investasi yang baru dibentuk ini dinilai memiliki peran vital dalam mengelola dan menyalurkan investasi strategis, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Tentu dari Rusia sangat minat di bidang aluminium dan juga minat di bidang energi,” ujar Airlangga, menegaskan potensi kolaborasi dengan mitra asing yang bisa dimediasi oleh Danantara.
Menjawab Tantangan Ekonomi Global
Target investasi US$ 800 miliar menjadi bagian dari strategi besar Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, termasuk dampak perang dagang, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan kebijakan suku bunga di negara-negara maju.
Pemerintah berharap, melalui kebijakan yang terfokus dan terbuka terhadap kerja sama internasional, Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan global untuk memperkuat perekonomian nasional dan memperluas peluang kerja serta kesejahteraan masyarakat.
Sejumlah pelaku usaha yang hadir dalam forum bisnis juga menyambut baik inisiatif pemerintah tersebut. Mereka berharap ada regulasi yang lebih fleksibel dan insentif menarik agar minat investasi dari mitra asing dapat diwujudkan dalam waktu dekat.
Sinergi Pemerintah dan Dunia Usaha
Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen bukanlah hal mudah, mengingat kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil. Namun, Airlangga optimistis dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, serta lembaga investasi seperti Danantara, cita-cita tersebut bisa dicapai.
Sebagai tindak lanjut dari forum tersebut, pemerintah akan terus memperluas peluang kerja sama internasional, menyederhanakan birokrasi investasi, dan memperkuat reformasi struktural untuk menciptakan iklim usaha yang sehat dan kompetitif.
Dengan arah kebijakan yang jelas dan dukungan infrastruktur investasi yang solid, Indonesia menatap masa depan sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru di kawasan Asia.