PT Bukit Asam Kembangkan Proyek Konversi Batu Bara Jadi Bahan Baterai Lithium, Siap Uji Komersial 2025

Selasa, 15 April 2025 | 08:11:33 WIB
PT Bukit Asam Kembangkan Proyek Konversi Batu Bara Jadi Bahan Baterai Lithium, Siap Uji Komersial 2025

JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan tambang milik negara, memulai langkah revolusioner dengan meluncurkan proyek percontohan yang mengubah batu bara menjadi artificial graphite dan anode sheet—dua komponen utama dalam pembuatan baterai lithium-ion. Inovasi ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik dan transisi energi bersih di Indonesia.

Proyek ini resmi diluncurkan di Kawasan Industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024, dan menjadi bukti keseriusan PTBA dalam melakukan diversifikasi bisnis serta mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah. Dengan dukungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PTBA kini berada di garda depan dalam pengembangan teknologi hilirisasi batu bara.

Batu Bara Jadi Komponen Baterai Lithium

Dalam pengembangan proyek ini, PTBA fokus pada pemanfaatan batu bara untuk menghasilkan artificial graphite, material yang sangat dibutuhkan dalam industri baterai lithium-ion sebagai komponen anoda. Material lainnya, anode sheet, juga tengah dikembangkan untuk mendukung rantai pasok baterai kendaraan listrik dalam negeri.

Direktur Utama PT Bukit Asam, Arsal Ismail, menyatakan bahwa proyek ini berpotensi besar memperkuat kemandirian industri baterai nasional.

“Sebanyak 90 persen komponen baterai lithium-ion bisa kita produksi di dalam negeri. Ini akan memperkuat integrasi industri baterai dari hulu hingga hilir dan tentu saja mengurangi ketergantungan kita pada impor,” ujar Arsal dalam peluncuran proyek di Tanjung Enim.

Didanai Secara Mandiri, PTBA Bergerak Cepat

Meskipun Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara tengah menyiapkan pendanaan untuk 21 proyek hilirisasi di Indonesia, PTBA memilih untuk membiayai proyek pionir ini menggunakan dana internal. Menurut Arsal, investasi awal yang relatif kecil memungkinkan perusahaan untuk segera memulai proyek ini tanpa menunggu pendanaan eksternal.

Namun, PTBA tetap menjalin diskusi lanjutan dengan MIND ID—holding BUMN sektor pertambangan—terkait kemungkinan dukungan pendanaan ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa PTBA terbuka terhadap sinergi antar-BUMN demi percepatan hilirisasi industri batu bara nasional.

Dorong Industri Ramah Lingkungan dan Bernilai Tambah

Transformasi batu bara menjadi bahan bernilai tambah seperti artificial graphite juga dinilai sebagai langkah strategis untuk menjawab tantangan lingkungan dan permintaan global terhadap energi bersih. Selama ini, batu bara identik dengan emisi tinggi. Namun dengan inovasi ini, batu bara diberi peran baru sebagai bahan dasar teknologi energi masa depan.

“Inovasi ini bukan hanya sekadar diversifikasi, tapi lompatan strategis menuju pemanfaatan batu bara yang lebih ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomi tinggi,” jelas Arsal.

PTBA juga tengah mengkaji aspek kelayakan ekonomi untuk hilirisasi dimethyl ether (DME) sebagai bagian dari transformasi menyeluruh. Namun, untuk saat ini, fokus utama perusahaan tetap pada percepatan produksi artificial graphite yang dinilai memiliki potensi besar dalam industri global baterai kendaraan listrik.

Target Komersialisasi Tahun Depan

Proyek konversi batu bara menjadi artificial graphite ditargetkan memasuki fase komersialisasi pada 2025. Hal ini diyakini akan menempatkan PTBA sebagai pemain kunci dalam rantai pasok industri baterai nasional, sekaligus memperkuat peran Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.

Kawasan Industri Tanjung Enim sendiri disiapkan menjadi pusat inovasi dan hilirisasi batu bara, di mana proyek ini menjadi salah satu dari sejumlah inisiatif strategis yang diusung PTBA dan pemerintah.

Dukung Kebijakan Energi Nasional

Langkah PTBA ini juga sejalan dengan arah kebijakan energi nasional yang mendorong transisi dari energi fosil ke energi terbarukan. Selain mempercepat adopsi kendaraan listrik, proyek ini juga mendukung visi pemerintah untuk mencapai net zero emission pada 2060.

“Kami berkomitmen untuk tidak hanya menjadi perusahaan tambang, tapi juga aktor penting dalam ekosistem energi masa depan Indonesia,” tutup Arsal.

Terkini

ASUS Vivobook Pro 16X OLED N7601, Laptop Kreator Andal 2024

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:30 WIB

Huawei MatePad 11, Tablet Murah dengan Layar Keren

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:26 WIB

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:18 WIB

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:13 WIB