Harga Batu Bara Menguat Didukung Rencana China Bangun PLTU Hingga 2027

Selasa, 15 April 2025 | 08:35:22 WIB
Harga Batu Bara Menguat Didukung Rencana China Bangun PLTU Hingga 2027

JAKARTA – Harga batu bara dunia kembali menunjukkan penguatan pada awal pekan ini, Senin (14/4/2025), didorong oleh sentimen positif dari China yang mengumumkan rencana untuk melanjutkan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara hingga tahun 2027.

Harga batu bara acuan Newcastle untuk kontrak April 2025 tercatat naik sebesar US$ 0,65 menjadi US$ 95,5 per ton. Sementara itu, kontrak untuk Mei 2025 tercatat stabil di level US$ 99 per ton, dan kontrak Juni 2025 meningkat sebesar US$ 0,55 menjadi US$ 102,8 per ton.

Di pasar Eropa, harga batu bara Rotterdam juga mengalami penguatan. Untuk kontrak April 2025, harga naik sebesar US$ 1,1 menjadi US$ 103,65 per ton. Adapun kontrak Mei 2025 naik sebesar US$ 1,55 ke posisi US$ 102,1, sementara kontrak Juni 2025 naik US$ 1,6 menjadi US$ 102 per ton.

Kenaikan harga batu bara global ini tak lepas dari pengaruh kebijakan terbaru yang diumumkan Pemerintah China. Dalam pedoman resmi yang dirilis pada Senin (14/4/2025), China menyatakan komitmennya untuk terus membangun PLTU batu bara sebagai sumber daya cadangan hingga 2027. Kebijakan ini bertujuan menjaga keamanan energi nasional, terutama saat permintaan listrik memuncak dan ketika pasokan dari energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin terganggu oleh cuaca.

"Pembangunan PLTU ini akan difokuskan di daerah-daerah yang membutuhkan pasokan tambahan untuk menjaga stabilitas sistem kelistrikan," demikian pernyataan resmi pemerintah China yang dikutip dari Reuters.

Pemerintah juga menekankan bahwa PLTU yang baru dibangun maupun yang sudah dimodernisasi harus memiliki fleksibilitas operasional untuk menyesuaikan kapasitas dengan cepat, sebagai bentuk respons terhadap lonjakan permintaan listrik sewaktu-waktu.

Kebijakan ini muncul di tengah laporan dari Asosiasi Batu Bara China yang memperkirakan konsumsi batu bara domestik baru akan mencapai puncaknya pada 2028. Proyeksi ini lebih lambat dari prediksi sebelumnya yang memperkirakan puncak konsumsi akan terjadi pada 2025.

Meski demikian, data terbaru dari Administrasi Umum Kepabeanan China menunjukkan bahwa impor batu bara China pada Maret 2025 mengalami penurunan 6% secara tahunan menjadi 38,73 juta ton, dibandingkan 41,38 juta ton pada Maret 2024. Penurunan ini disebabkan oleh stok batu bara yang tinggi di pelabuhan serta melemahnya permintaan domestik akibat harga spot yang menyentuh titik terendah dalam empat tahun terakhir.

Menurut laporan yang sama, harga batu bara domestik untuk kualitas sedang (5.500 kilokalori per kilogram) per 11 April 2025 tercatat sebesar 676 yuan per ton, atau sekitar US$ 92,70. Ini merupakan harga terendah sejak Maret 2021, berdasarkan indeks harga batu bara Bohai-Rim.

Penurunan impor batu bara ini menjadi yang pertama sejak Maret 2022, di luar bulan Januari dan Februari yang biasanya terdampak oleh perayaan Imlek. Kendati demikian, secara kumulatif, total impor batu bara China sepanjang kuartal I-2025 mencapai 114,85 juta ton, hanya turun tipis 0,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, produsen batu bara dari Indonesia, yang merupakan salah satu pemasok utama bagi China, masih mempertahankan harga jualnya. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya operasional serta rencana pemerintah Indonesia untuk menaikkan tarif royalti batu bara. Kondisi tersebut mendorong para pembeli di China untuk mulai beralih ke pasokan dalam negeri.

"Margin impor makin menyempit, dan dengan tingginya stok di pelabuhan, permintaan dari luar negeri bisa terus melemah dalam waktu dekat," kata analis komoditas dari Asosiasi Batu Bara China dalam keterangannya yang dikutip dari Reuters.

Sementara itu, lonjakan impor sempat terjadi pada periode Januari-Februari 2025, dengan volume mencapai 76,12 juta ton atau naik 2% secara tahunan. Namun, tren penurunan seperti yang terjadi pada Maret sudah diprediksi sebelumnya dan kemungkinan masih akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Kebijakan energi China yang terus mempertahankan batu bara sebagai sumber cadangan strategis di tengah transisi energi, menjadi salah satu faktor penting yang menjaga sentimen positif terhadap harga komoditas ini di pasar global. Meski tekanan dari energi terbarukan terus meningkat, peran batu bara belum akan tergantikan sepenuhnya dalam waktu dekat.

Dengan dinamika ini, pelaku industri dan pasar energi global diperkirakan akan terus mencermati setiap kebijakan baru dari China yang secara signifikan memengaruhi arah pergerakan harga batu bara dunia.

Terkini

ASUS Vivobook Pro 16X OLED N7601, Laptop Kreator Andal 2024

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:30 WIB

Huawei MatePad 11, Tablet Murah dengan Layar Keren

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:26 WIB

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:18 WIB

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:13 WIB