UMKM ‘Kaya Hutan’ Asal Bekasi Sukses Ekspor Tembikar Artistik, Berawal dari Garasi Dekat Bantargebang

Sabtu, 12 April 2025 | 11:50:34 WIB
UMKM ‘Kaya Hutan’ Asal Bekasi Sukses Ekspor Tembikar Artistik, Berawal dari Garasi Dekat Bantargebang

JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuk kawasan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, kisah inspiratif lahir dari sebuah garasi rumah yang berubah menjadi pusat produksi tembikar artistik berorientasi ekspor. UMKM Kaya Hutan, yang didirikan oleh Khoirunisa Perwita Sari (32) pada 2020, kini menjelma menjadi pemain baru yang diperhitungkan di pasar kerajinan global.

Berawal dari usaha tanaman hias di masa pandemi Covid-19, Nisa – sapaan akrab pendirinya – melihat peluang bisnis lain yang lebih berkelanjutan: tembikar. Dari garasi rumahnya di Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ia mulai memproduksi pot dan dekorasi rumah berbahan tanah liat. Kini, produksi Kaya Hutan telah mencapai 5.000 unit tembikar per bulan, dengan omzet bulanan mencapai Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.

“Awalnya saya jualan tanaman, tapi saya sadar tren itu musiman. Akhirnya saya fokus ke pot-nya, yaitu tembikar, karena bisa dikembangkan dan tahan lama,” ujar Nisa saat ditemui di workshop-nya.

Nama Kaya Hutan terinspirasi dari kondisi rumah Nisa yang kala itu dipenuhi tanaman dan pot hingga menyerupai “hutan mini”. Produk yang dihasilkan pun beragam, mulai dari pot tanaman modern, art tekstur, clay edukatif, hingga dekorasi rumah dengan nilai seni tinggi.

Gandeng Pengrajin Lokal dan Padat Karya

Untuk mendukung skala produksi, Nisa menggandeng pengrajin tembikar dari Plered, Purwakarta – sentra kerajinan tanah liat ternama di Jawa Barat. Ia tidak hanya memberdayakan pengrajin, tapi juga memfasilitasi peralatan produksi seperti oven pembakar tembikar.

“Dulu saya cari pengrajin yang butuh modal, lalu kami bantu beli oven biar bisa produksi besar. Sekarang kami bermitra dengan banyak pengrajin, apalagi kalau untuk ekspor—ini usaha padat karya,” jelas Nisa.

Kemitraan ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga memberdayakan komunitas perajin lokal yang sebelumnya kesulitan menembus pasar yang lebih luas.

Tembus Pasar Ekspor Lewat BRI EXPO(RT)

Keseriusan Nisa dalam membesarkan Kaya Hutan membawanya ke ajang pameran bergengsi BRI EXPO(RT) yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Banten pada Januari 2025. Melalui dukungan dari BRI Inkubator Bisnis, Growpreneur, dan Rumah BUMN, Kaya Hutan mendapat kesempatan tampil di stand VIP yang memperluas jangkauan pasarnya secara signifikan.

“Setelah ikut BRI EXPO(RT), omzet kami naik signifikan. Banyak leads masuk, dan yang paling membanggakan, pengrajin kami merasa dihargai, karena ternyata karya mereka punya nilai besar,” tutur Nisa, dikutip dari situs resmi BRI.

Dengan strategi promosi yang tepat, Kaya Hutan berhasil menarik perhatian pembeli dari dalam maupun luar negeri. Produk tembikar mereka kini mulai diekspor ke berbagai negara, membuktikan bahwa kualitas lokal mampu bersaing di pasar internasional.

Rumah BUMN Fasilitasi Akselerasi UMKM

Keberhasilan Kaya Hutan juga tak lepas dari peran Rumah BUMN yang digagas oleh BRI sebagai wadah pemberdayaan UMKM. Program ini membantu pelaku usaha kecil untuk naik kelas, melalui pelatihan digitalisasi, manajemen keuangan, desain kemasan, hingga akses ke jaringan pasar global.

“Banyak UMKM punya produk bagus tapi terkendala pemasaran. Di Rumah BUMN, kami bantu melalui pelatihan dan kurasi agar mereka siap tampil di event besar dan bertemu dengan buyer, termasuk dari luar negeri,” ujar Yogie H. Nainggolan, Pimpinan BRI Kantor Cabang Jakarta S Parman.

Langkah ini dinilai efektif dalam menyiapkan UMKM menghadapi tantangan pasar global yang kompetitif, terutama dalam era digital yang menuntut adaptasi cepat.

Dari Garasi Jadi Global

Kisah Kaya Hutan menjadi bukti bahwa kreativitas, ketekunan, dan dukungan ekosistem yang tepat dapat membawa UMKM ke level yang lebih tinggi. Dengan mengusung konsep ramah lingkungan dan estetika seni tembikar yang unik, usaha ini mampu membangun jembatan dari garasi kecil di Bekasi menuju pasar ekspor yang luas.

Transformasi dari penjual tanaman hias menjadi eksportir tembikar artistik dalam kurun waktu lima tahun membuktikan potensi besar UMKM Indonesia jika diberi akses dan pelatihan yang memadai.

Ke depan, Nisa berencana memperluas jaringan mitra pengrajin, meningkatkan kapasitas produksi, serta memperkuat branding Kaya Hutan di pasar global. Ia juga berharap semakin banyak UMKM di Indonesia yang percaya diri untuk menembus pasar internasional.

Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, Kaya Hutan membuktikan bahwa dari lorong sempit rumah, mimpi besar bisa tumbuh—bahkan hingga ke luar negeri.

Terkini

ASUS Vivobook Pro 16X OLED N7601, Laptop Kreator Andal 2024

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:30 WIB

Huawei MatePad 11, Tablet Murah dengan Layar Keren

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:26 WIB

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:18 WIB

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Rabu, 10 September 2025 | 15:45:13 WIB