Saham Emiten MIND ID Cetak Kinerja Cemerlang di 2024, Analis Rekomendasikan Aksi Beli di Tengah Volatilitas Komoditas

Jumat, 11 April 2025 | 09:21:15 WIB
Saham Emiten MIND ID Cetak Kinerja Cemerlang di 2024, Analis Rekomendasikan Aksi Beli di Tengah Volatilitas Komoditas

JAKARTA — Emiten-emiten anggota Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang impresif sepanjang tahun 2024. Meski menghadapi tantangan berupa volatilitas harga komoditas akibat ketidakpastian global, mayoritas perusahaan pelat merah ini tetap mampu mencetak pertumbuhan pendapatan yang signifikan. Para analis pun memberikan rekomendasi positif terhadap saham-saham sektor ini, seraya mengingatkan pentingnya strategi jangka panjang untuk menjaga profitabilitas di tengah tekanan pasar.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA), salah satu anggota MIND ID, mencatat kenaikan pendapatan sebesar 11% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp42,76 triliun pada akhir 2024. Pencapaian ini ditopang oleh peningkatan volume penjualan batubara yang naik 16% yoy menjadi 42,89 juta ton. Penjualan ekspor PTBA juga melonjak 30% yoy menjadi 20,26 juta ton.

Namun demikian, tekanan harga komoditas berdampak pada laba bersih PTBA yang turun 16,41% yoy menjadi Rp5,1 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh koreksi harga batubara secara global, termasuk rata-rata indeks harga batubara Indonesia Coal Index (ICI-3) yang turun 12% yoy ke US$74,19 per ton, serta harga batubara Newcastle yang terkoreksi 22% yoy menjadi US$134,85 per ton.

Menanggapi kondisi tersebut, Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, menegaskan bahwa perusahaan akan terus berfokus pada efisiensi dan penguatan pasar domestik maupun ekspor.

“Kami juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal,” ujar Niko.

Sementara itu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencetak rekor pendapatan tertinggi dalam sejarah perusahaan, yakni Rp69,19 triliun atau naik 68,55% yoy pada 2024. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk ANTM turut tumbuh 18,51% yoy menjadi Rp3,65 triliun.

Kinerja gemilang ANTM didorong oleh lonjakan harga emas global dan meningkatnya permintaan domestik. Volume penjualan emas perusahaan melonjak 68% yoy menjadi 43.776 kg (setara 1.407.431 troy oz), mencatatkan rekor baru.

“Kami bersyukur masyarakat Indonesia terus menjadikan produk logam mulia Antam sebagai pilihan utama dalam berinvestasi emas,” ungkap Direktur Utama ANTM, Nico Kanter.

PT Timah Tbk (TINS) juga menunjukkan pemulihan kinerja dengan pendapatan naik 29,37% yoy menjadi Rp10,86 triliun pada 2024. Laba bersih TINS mencapai Rp1,19 triliun setelah sebelumnya mencatat kerugian sebesar Rp449,69 miliar pada tahun 2023. Kinerja operasional TINS membaik, dengan produksi bijih timah naik 31% yoy menjadi 19.437 ton dan produksi logam timah naik 23% yoy menjadi 18.915 ton. Penjualan logam timah pun meningkat 22% yoy menjadi 17.507 ton.

Harga jual rata-rata logam timah yang naik 17% yoy menjadi US$31.181 per ton turut memberikan angin segar bagi pendapatan perusahaan.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, menilai bahwa secara umum, kinerja emiten anggota MIND ID sepanjang 2024 menunjukkan tren positif.

“Pendapatan emiten-emiten tersebut masih mampu tumbuh positif sepanjang tahun lalu. Kalaupun ada penurunan dari sisi bottom line, hal ini disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata komoditas yang bersangkutan,” ujar Ekky.

Meski begitu, Ekky mengingatkan bahwa fluktuasi harga komoditas mineral dan batubara (minerba) masih akan menjadi tantangan pada 2025. Namun, dengan strategi seperti diversifikasi bisnis, efisiensi operasional, dan ekspansi ke pasar ekspor, potensi pertumbuhan tetap terbuka.

“Masih ada peluang untuk tumbuh, terutama pada emiten yang mulai beralih fokus pada komoditas yang lebih mampu memberi imbal hasil lebih baik,” tambahnya.

Dia juga menyoroti pentingnya konsistensi emiten dalam menyeimbangkan investasi pada proyek strategis nasional seperti BPI Danantara dengan kapasitas keuangan perusahaan. Hal ini penting untuk menghindari tekanan terhadap kinerja keuangan jangka panjang.

Dari sisi pasar modal, saham-saham emiten MIND ID tetap dinilai menarik untuk dikoleksi investor. Ekky memproyeksikan saham ANTM berpotensi bergerak di kisaran Rp2.000—Rp2.300 per saham. Saham PTBA ditargetkan mencapai Rp2.800—Rp3.000 dalam jangka pendek. Adapun saham TINS diperkirakan berada di level Rp1.200 dalam jangka pendek dan Rp1.500—Rp1.600 dalam jangka panjang.

Senada dengan itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, juga merekomendasikan akumulasi beli untuk saham ANTM dengan level support di Rp1.395 dan Rp1.335, serta target harga hingga Rp1.930 per saham. Untuk saham PTBA, dia memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp3.050 per saham.

Dengan kinerja yang positif dan dukungan strategi perusahaan yang solid, saham emiten anggota MIND ID berpotensi tetap menjadi primadona di tengah ketidakpastian pasar komoditas global tahun 2025.

Terkini

Galaxy S25 FE: Fitur Premium Harga Terjangkau

Rabu, 10 September 2025 | 11:13:08 WIB

OPPO Find X9 Usung Bezel Super Tipis dan Desain Baru

Rabu, 10 September 2025 | 11:13:07 WIB

Xiaomi 15T dan 15T Pro Siap Meluncur 24 September

Rabu, 10 September 2025 | 11:13:03 WIB