JAKARTA — Seorang penumpang Kapal Kelud milik PT PELNI, yang sedang dalam perjalanan dari Pelabuhan Belawan, Medan menuju Batam, Kepulauan Riau, dinyatakan meninggal dunia di tengah pelayaran pada Kamis siang, 10 April 2025. Korban diketahui bernama Adrina (43), warga Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Informasi meninggalnya penumpang tersebut pertama kali diterima oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Belawan, yang kemudian segera melaporkannya ke Kantor Basarnas Medan. Tim SAR gabungan pun langsung dikerahkan untuk melakukan proses evakuasi terhadap jenazah korban.
"Berdasarkan informasi yang diterima, kejadian terjadi tidak lama setelah kapal bertolak dari Pelabuhan Belawan. Saat itu, awalnya korban tidak sadarkan diri dan langsung mendapat penanganan awal dari petugas medis yang berada di kapal," jelas Kepala Kantor Basarnas Medan, Hery Marantika, Kamis malam.
Menurut keterangan Basarnas, setelah menerima laporan, personel SAR langsung bergerak cepat menggunakan Kapal SAR RB 203 dari Dermaga Pelabuhan Belawan menuju posisi kapal PELNI yang sedang berlayar. Evakuasi dilakukan dengan lancar oleh tim penyelamat, yang segera mengamankan jenazah untuk dibawa kembali ke daratan.
Evakuasi Berlangsung Cepat dan Kondusif
Evakuasi dilakukan dalam waktu singkat setelah Kapal Kelud melakukan pelayaran dari Medan. Sekitar pukul 15.40 WIB, tim SAR gabungan berhasil membawa jenazah korban kembali ke Dermaga Pelabuhan Belawan, dan langsung diserahkan kepada pihak keluarga yang sudah menunggu di lokasi.
"Selanjutnya, korban diserahkan kepada pihak keluarga yang akan dibawa menuju rumah duka di Kabupaten Langkat. Setelah semua proses dokumen dan administrasi selesai," ujar Hery Marantika.
Meski korban sempat mendapatkan penanganan medis di atas kapal, nyawa Adrina tidak dapat diselamatkan. Hingga saat ini, pihak Basarnas belum dapat memastikan penyebab pasti kematian korban karena keterbatasan informasi medis yang tersedia selama pelayaran.
Pihak Keluarga Terima Jenazah dengan Penuh Duka
Pihak keluarga korban yang menjemput jenazah di Pelabuhan Belawan tampak terpukul atas peristiwa tersebut. Namun, proses serah terima berjalan dengan tertib dan sesuai prosedur yang berlaku. Setelah seluruh dokumen administrasi diselesaikan, jenazah langsung diberangkatkan menuju Kabupaten Langkat untuk dimakamkan.
Kejadian ini menambah daftar insiden medis darurat yang terjadi di kapal penumpang selama masa mudik dan balik Lebaran 2025. Pihak otoritas pelabuhan dan Basarnas mengimbau seluruh penumpang agar memperhatikan kondisi kesehatan sebelum melakukan perjalanan laut, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit serius.
"Kami selalu siap siaga melakukan pertolongan jika terjadi kejadian darurat di laut, namun pencegahan tetap yang utama. Penumpang disarankan mengecek kondisi fisik dan membawa obat pribadi saat bepergian," tegas Hery.
Pengamanan dan Kesiapsiagaan Basarnas Ditingkatkan
Kantor Basarnas Medan selama ini aktif dalam menjaga keselamatan pelayaran di kawasan perairan Belawan, salah satu pelabuhan tersibuk di Sumatera Utara. Terlebih selama masa angkutan Lebaran, intensitas perjalanan laut meningkat tajam, baik oleh penumpang kapal PELNI maupun kapal-kapal niaga lainnya.
Sebagai bagian dari sistem tanggap darurat laut nasional, Basarnas Medan mengoperasikan sejumlah kapal penyelamat dan tim SAR yang siaga 24 jam. Kapal SAR RB 203 yang digunakan dalam misi kali ini merupakan salah satu armada utama yang rutin digunakan untuk misi penyelamatan dan evakuasi di laut.
Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapan layanan medis di kapal laut serta pentingnya edukasi bagi penumpang mengenai keselamatan dan tanggap darurat. Pemerintah dan operator kapal diharapkan meningkatkan pemeriksaan medis serta memberikan informasi yang lebih komprehensif kepada calon penumpang sebelum pelayaran.