JAKARTA -Tragedi menyedihkan terjadi di Desa Krangean, Kecamatan Kertanegara, Kabupaten Purbalingga, ketika seorang pria ditemukan tewas di dasar sumur yang memiliki kedalaman sekitar 12 meter. Kejadian ini diduga karena korban menghirup gas beracun saat melakukan aktivitas pengurasan sumur. Korban yang merupakan warga Desa Adiarsa ini telah diidentifikasi bernama Warsono (45).
Peristiwa tragis ini terjadi pada hari Minggu, 16 Februari 2025, sekitar pukul 15.00 WIB. Menurut Koordinator Unit Siaga SAR (USS) Banyumas, Trisno, pihaknya menerima laporan bahwa ada seorang yang terjebak di dasar sumur, yang ditengarai mengalami kondisi membahayakan.
"Pada Minggu sekitar pukul 15.00 WIB, korban sedang melakukan kegiatan pengurasan sumur. Setelah air sumur terkuras, Warsono kemudian turun untuk mematikan mesin diesel dan membersihkan dasar sumur," jelas Trisno dalam siaran pers resmi yang diterima, Senin pagi 17 FEBRUARI 2025.
Dugaan Menghirup Gas Beracun
Kecurigaan muncul ketika rekannya yang berada di atas sumur menyadari bahwa Warsono tidak kunjung naik setelah 10 menit berada di dalam sumur. Saat ia melihat ke bawah, rekannya menemukan Warsono sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Kondisi ini menimbulkan dugaan bahwa Warsono menghirup gas beracun yang berasal dari sumur tersebut.
"Kami menduga bahwa korban menghirup gas beracun setelah melihat dia tidak sadarkan diri di dasar sumur," terang Trisno lebih lanjut.
Proses Evakuasi
Setelah laporan diterima, satu tim rescue dari USS Banyumas segera diberangkatkan menuju lokasi kejadian dengan membawa peralatan Confined Space Rescue (CSR) atau alat pertolongan yang digunakan di ruang terbatas. Operasi penyelamatan menantang ini dimulai petang hari, tepatnya pukul 19.00 WIB, ketika tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi Warsono dari dasar sumur menggunakan sistem lifting dan lowering. Sayangnya, korban sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
"Pukul 19.00 WIB, tim kami bersama dengan tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi korban dari dasar sumur dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Setelah itu, jenazah Warsono langsung kami bawa ke rumah duka untuk mendapatkan penanganan lanjutan," ujarnya.
Penyebab dan Langkah Pencegahan
Insiden tragis yang menimpa Warsono memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya memperhatikan keselamatan saat bekerja di lokasi yang berpotensi memproduksi gas beracun, seperti sumur dalam. Gas beracun yang sering terjebak di ruang sempit seperti sumur bisa mematikan tanpa peralatan yang tepat dan pemantauan keamanan yang ketat.
Dalam beberapa kasus, gas beracun seperti karbon monoksida dan hidrogen sulfida dapat muncul secara alami dalam sumur yang tertutup dan kurang ventilasi. Karenanya, menggunakan alat detektor gas serta memastikan adanya sirkulasi udara yang baik sangat penting sebelum mulai bekerja di daerah berpotensi bahaya ini.
Tragedi yang dialami Warsono mengingatkan kita akan pentingnya alat keselamatan seperti respirator, masker gas khusus, dan sistem pengaman saat masuk ke dalam ruang terbatas dengan risiko gas beracun. Insiden ini seharusnya menjadi peringatan bagi pekerja lainnya dan juga para pemilik sumur untuk senantiasa waspada dan mengutamakan keselamatan dalam setiap aktivitas yang dilakukan di lingkungan yang berisiko tinggi.
Penanganan Pascainsiden
Menanggapi insiden ini, semua elemen SAR yang terlibat operasi telah kembali ke kesatuan masing-masing setelah tugas dinyatakan resmi berakhir. Koordinator USS Banyumas, Trisno, mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim SAR gabungan yang telah berusaha keras dalam operasi penyelamatan ini.
"Dengan telah dievakuasinya korban, maka operasi SAR dinyatakan selesai. Seluruh unsur SAR yang terlibat dapat kembali ke kesatuannya masing-masing," tutup Trisno dengan penuh rasa terima kasih dan duka atas kejadian yang menimpa Warsono.
Kepedihan menyelimuti keluarga dan masyarakat setempat atas kehilangan yang tidak terduga ini. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk selalu memprioritaskan protokol keselamatan dalam setiap pekerjaan, terutama yang berkaitan dengan tempat sempit dan ventilasi terbatas yang berpotensi menghadirkan bahaya besar.