Perbankan di Bali Sukses Salurkan Kredit Sebesar Rp112,3 Triliun di Tahun 2024

Senin, 17 Februari 2025 | 12:00:01 WIB
Perbankan di Bali Sukses Salurkan Kredit Sebesar Rp112,3 Triliun di Tahun 2024

JAKARTA - Perbankan di Bali menunjukkan performa luar biasa sepanjang tahun 2024 dengan berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp112,3 triliun. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 6,81 persen dibandingkan tahun 2023, di mana total kredit mencapai Rp105,1 triliun. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, di Denpasar, Bali.

Kinerja Kredit Ditopang Pertumbuhan Pariwisata

Pertumbuhan kredit di Bali ini tidak terlepas dari menggeliatnya perekonomian lokal, terutama dipacu oleh sektor pariwisata yang terus menunjukkan tren positif. Sepanjang tahun 2024, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Bali mencapai angka 6,33 juta, meningkat 20,1 persen dibandingkan 2023 yang mencatat 5,27 juta kunjungan. "Capaian kunjungan turis asing ini bahkan melampaui angka sebelum pandemi COVID-19 pada tahun 2019 yang mencapai 6,2 juta orang," jelas Kristrianti Puji Rahayu.

Kredit yang disalurkan ke sektor-sektor pendukung pariwisata seperti penyediaan akomodasi dan makanan-minuman mengalami pertumbuhan signifikan mencapai 15,16 persen. Selain itu, sektor perdagangan besar dan eceran juga menunjukkan pertumbuhan kredit yang luar biasa dengan peningkatan sebesar 28,79 persen.

Fokus Kredit pada UMKM dan Sektor Konsumtif

Sektor konsumtif turut andil dalam mendorong pertumbuhan serapan kredit dengan kenaikan sebesar 34,14 persen. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat untuk menggunakan fasilitas kredit dalam pemenuhan kebutuhan pribadi.

Dalam hal kategori debitur, lebih dari setengah atau sebesar 52,50 persen dari total kredit disalurkan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). “Pertumbuhan kredit pada UMKM hampir mencapai enam persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata Puji. Menurutnya, UMKM di Bali masih memiliki potensi besar sebagai pendorong ekonomi lokal yang lebih kuat.

Menjaga Kualitas Kredit dan Likuiditas

Meski pertumbuhan kredit menggembirakan, OJK Bali tetap memberikan perhatian khusus terhadap kualitas kredit yang disalurkan oleh perbankan. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross berhasil dijaga pada posisi aman 2,94 persen, mengalami perbaikan dibandingkan dengan Desember 2023 yang mencatat NPL 2,95 persen.

Otoritas juga mencatat penurunan rasio risiko kredit atau Loan at Risk (LaR) menjadi 11,96 persen dari 19,55 persen pada akhir tahun 2023. "Penyelesaian kredit yang direstrukturisasi dan ekspansi kredit turut berdampak positif pada pengurangan risiko kredit," ungkap Puji. Dengan demikian, perbankan di Bali dinilai mampu mempertahankan keseimbangan antara pertumbuhan kredit dan kualitas kredit.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

Perbankan di Bali juga mencatat kenaikan signifikan dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai 13,85 persen pada tahun 2024. Total DPK yang terhimpun mencapai Rp189,75 triliun, naik dari Rp166,67 triliun pada tahun sebelumnya.

Instrumen tabungan menjadi pilihan utama bagi masyarakat Bali dalam menyimpan uang di bank, dengan peningkatan nominal yang mencapai Rp12,84 triliun. "Minat masyarakat Bali untuk menyimpan uang di bank masih sangat tinggi, ini menunjukkan kepercayaan pada sistem keuangan kita," tandas Puji.

Melihat capaian yang mengesankan di tahun 2024 ini, OJK Bali berkomitmen untuk terus mendorong kinerja intermediasi perbankan dengan tetap berfokus pada keberlanjutan dan stabilitas sistem keuangan di Bali. "Kami akan terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas," tutup Puji.

Terkini