Kaca Retak Akibat Pelemparan, Kereta Api Srilelawangsa Tujuan Binjai-Medan Jadi Sorotan Masyarakat

Sabtu, 22 Februari 2025 | 11:59:49 WIB

JAKARTA - Pelemparan batu terhadap Kereta Api Srilelawangsa (U87) rute Binjai-Medan mengundang keprihatinan masyarakat luas serta pihak berwenang. Insiden yang terjadi pada Kamis, 20 Februari 2025, ini tidak hanya merusak fasilitas umum, tetapi juga mengancam keselamatan penumpang serta mencoreng kenyamanan perjalanan kereta api yang seharusnya aman dan terlindungi.

Keberadaan kereta api seperti Srilelawangsa di Sumatra Utara memegang peranan penting dalam melayani mobilitas masyarakat, terutama bagi para komuter antara Binjai dan Medan. Sebagai sarana transportasi massal yang efisien dan terjangkau, kenyamanan dan keamanannya seharusnya menjadi prioritas utama. Namun, sayangnya, tindakan merusak oleh oknum tidak bertanggung jawab justru mengancam fungsi vital ini.
 

Kronologis Kejadian

Insiden pelemparan batu tercatat terjadi ketika kereta api sedang dalam perjalanan menuju Medan. Salah satu kaca jendela kereta pecah akibat lemparan batu yang dilakukan oleh pihak tidak dikenal. Meski tidak ada korban luka dalam insiden ini, kerusakan pada fasilitas kereta api merupakan suatu kebiadaban yang tak bisa didiamkan.

Seorang penumpang yang berada dalam kereta tersebut, Andi Simanjuntak, menggambarkan situasi yang menegangkan saat insiden berlangsung. "Ketika batu mengenai kereta dan kaca pecah, kami semua terkejut dan panik. Syukurlah tidak ada yang terluka, namun kejadian ini sangat mengganggu dan menakutkan," ungkap Andi.

Reaksi Masyarakat dan Pihak Berwenang

Peristiwa ini memancing reaksi keras dari masyarakat yang berharap pihak berwenang segera bertindak mengantisipasi kejadian serupa di masa depan. "Kami sangat kecewa dan mengutuk keras tindakan ini. Kejadian ini mengancam keselamatan kami sebagai penumpang," ujar Dewi, salah seorang warga Medan yang kerap menggunakan layanan kereta api untuk beraktivitas.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) I Sumatra Utara segera merespons insiden ini dengan memperketat pengamanan di sepanjang jalur kereta serta menggandeng kepolisian untuk menyelidiki lebih jauh guna menemukan pelaku pelemparan tersebut. Kajian terkait penempatan petugas keamanan dan pemasangan kamera pengawas juga sedang dipertimbangkan untuk meningkatkan keamanan di jalur yang rawan.

Dirut Divre I Sumatra Utara, Fahrul Rizki, menyatakan, "Kami tidak akan menoleransi tindakan kriminal seperti ini dan akan berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang kami. Kami juga mengajak masyarakat untuk proaktif melaporkan jika melihat aktivitas mencurigakan di sekitar jalur kereta."

Perlunya Kesadaran Masyarakat

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga fasilitas umum menjadi fokus perhatian dalam upaya mengurangi insiden seperti pelemparan batu terhadap kereta. Edukasi kepada masyarakat tentang dampak panjang dari tindakan perusakan fasilitas publik harus terus diupayakan. Pemerhati transportasi publik, Arief Santoso, menekankan pada pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam memelihara ketertiban di sekitar lingkungan mereka.

"Masyarakat harus diberi pemahaman bahwa kereta api adalah milik bersama. Merusaknya sama dengan merugikan diri sendiri dan orang banyak," jelas Arief. Selain itu, peningkatan patroli serta pendekatan persuasif kepada warga sekitar jalur kereta dinilai perlu untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Insiden pelemparan batu terhadap fasilitas kereta api tidak hanya menimbulkan kerugian materiil akibat kerusakan, tetapi juga dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas. Biaya perbaikan dan penambahan sistem keamanan meningkat, sementara kepercayaan masyarakat terhadap keamanan transportasi publik bisa menurun. Hal ini akan berpengaruh pada minat masyarakat menggunakan transportasi massal yang justru efisien dan ramah lingkungan.

Pengamat ekonomi lokal, Rahma Darmawan, menerangkan, "Ketidaknyamanan dan kekhawatiran penumpang bisa berdampak pada penurunan jumlah pengguna. Ini tentu akan mengganggu upaya promosi penggunaan transportasi publik di kota besar seperti Medan."

Solusi dan Langkah Ke Depan

Adanya insiden ini membuka mata semua pihak bahwa masalah keamanan transportasi publik memerlukan pendekatan komprehensif. Selain dari pihak berwenang, keterlibatan aktif masyarakat dan kerjasama lintas sektoral sangat dibutuhkan. Pemerintah daerah diharapkan juga mendukung dengan kebijakan yang mendukung keamanan transportasi publik secara menyeluruh.

Pengembangan teknologi keamanan dalam sistem kereta api, termasuk kamera pengawas berteknologi tinggi dan penguatan sistem komunikasi darurat, bisa menjadi solusi jangka panjang yang efektif. Pelatihan kepada petugas lapangan pun menjadi esensial dalam mengatasi situasi darurat dan memberikan perlindungan maksimal kepada para penumpang.

Seiring dengan upaya-upaya tersebut, diharap insiden seperti ini tidak akan terulang sehingga kereta api bisa terus menjadi pilihan utama transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat Sumatra Utara. Mari bersama-sama menjaga dan merawat fasilitas publik untuk kepentingan bersama.

Terkini