JAKARTA - Usai membuka musim dengan kemenangan besar atas Torino, Inter Milan kembali bertanding di Serie A dengan harapan melanjutkan tren positif di markas Sabatini, San Siro. Namun langkah mereka mendadak tersendat ketika melawan Udinese—klub yang berhasil mematahkan tren tak terkalahkan Inter sejak 2017—dalam pertandingan penuh drama berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan tamu.
Drama Awal: Dumfries Cetak Gol Pembuka
Pertandingan berjalan seperti harapan tuan rumah saat Denzel Dumfries mencetak gol pertama pada menit ke-17, memanfaatkan umpan matang dari Marcus Thuram. Inter unggul dan perasaan optimistis langsung terasa di tengah fans yang hadir.
Balik Angin oleh Udinese
Namun, momentum itu terganggu ketika Dumfries melakukan handball di kotak penalti. Wasit menunjuk titik putih, dan Keinan Davis dengan tenang mengeksekusi penalti menjadi gol penyama. Seakan belum puas, lima menit sebelum turun minum, Arthur Atta melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang tak terbendung dan membalikkan kedudukan di menit ke-43.
Momentum Hilang Karena VAR
Memasuki babak kedua, Inter tampil lebih agresif. Federico Dimarco terlihat berhasil menyamakan skor, tetapi kegembiraan itu langsung sirna saat VAR kabarnya menganulir gol tersebut karena posisi offside. Momen penting itu mencoreng peluang Inter untuk membalikkan keadaan.
Udinese Bertahan Tangguh
Udinese tak hanya bangkit, tetapi juga bertahan dengan gigih. Pelatih Kosta Runjaic menyebut performa bertahan timnya seperti membangun tembok kokoh, khusus di babak kedua yang penuh tekanan. Mereka bertahan dengan determinasi tinggi, menghalau usaha Inter meski terus mendapat serangan bertubi.
Refleksi Pelatih dan Evaluasi Inter
Di konferensi pers, Marcus Thuram menyadari kelemahan tim terutama di awal laga. Ia menekankan perlunya start lebih agresif seperti di babak kedua agar mampu membalikkan situasi.
Dengan kekalahan ini, Inter kini tertahan di posisi mengejar klasemen, mengiringi Napoli, Juventus, AS Roma, dan promosi Cremonese sebagai pemuncak dengan poin penuh.