Erick Thohir: Lima Pemain Diaspora Siap Perkuat Timnas Indonesia

Senin, 01 September 2025 | 09:37:54 WIB
Erick Thohir: Lima Pemain Diaspora Siap Perkuat Timnas Indonesia

JAKARTA - Perjalanan panjang sepak bola Indonesia menuju level dunia kini memasuki babak baru. Dukungan pemerintah bersama DPR dalam mempercepat proses naturalisasi lima pemain keturunan menjadi sinyal kuat bahwa mimpi besar bangsa untuk memiliki Timnas yang kompetitif semakin nyata.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyebut langkah ini bukan sekadar strategi teknis di lapangan, melainkan bagian dari upaya membangun pondasi jangka panjang. Kehadiran para pemain keturunan, khususnya Miliano Jonathans dan Mauro Nils Zijlstra, dinilai akan menjadi tambahan kekuatan vital untuk Timnas senior maupun U-23 yang bakal menghadapi agenda internasional padat hingga akhir tahun.

“Persetujuan dari para wakil rakyat yang terhormat ini bukan hanya soal teknis sepak bola, tapi juga tentang mimpi besar bangsa. Saya berterima kasih kepada Komisi X dan XIII atas komitmen dan dukungan terhadap kemajuan sepak bola Indonesia,” ujar Erick Thohir.

Pentingnya Percepatan Naturalisasi

Dalam beberapa tahun terakhir, naturalisasi pemain keturunan menjadi salah satu strategi PSSI untuk meningkatkan daya saing Timnas. Proses yang seringkali memakan waktu panjang, kali ini berjalan lebih cepat berkat sinergi pemerintah dan DPR. Setelah disetujui dalam rapat komisi, tahap selanjutnya adalah pengesahan di rapat paripurna DPR.

Apabila tidak ada hambatan, kelima pemain tersebut akan segera memperoleh Surat Keputusan Presiden (Keppres) sebagai syarat resmi pengambilan sumpah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Langkah ini diharapkan rampung sebelum Timnas memasuki kompetisi besar.

Kehadiran Miliano dan Mauro untuk Timnas Putra

Nama Miliano Jonathans dan Mauro Nils Zijlstra menjadi sorotan utama. Miliano, kelahiran Arnhem tahun 2004, kini memperkuat FC Utrecht di kasta tertinggi Belanda sebagai penyerang sayap. Sementara Mauro, yang lahir di Zaanstad pada November 2004, merupakan striker muda FC Volendam.

Keduanya diyakini akan memberi warna baru dalam pola serangan Timnas. Erick Thohir menilai kehadiran Miliano dan Mauro sangat krusial, bukan hanya karena skill individu, tetapi juga pengalaman bermain di level Eropa yang bisa menular ke pemain lokal.

Tiga Srikandi untuk Timnas Putri

Selain sektor putra, tiga pesepakbola diaspora wanita juga disiapkan untuk memperkuat Timnas Putri Indonesia. Mereka adalah Isabel Corian Kopp, Pauline Jeannette van de Pol, dan Isabelle Nottet. Ketiganya saat ini bermain di Telstar Vrouwen, klub papan atas Liga Wanita Belanda.

Keterlibatan ketiga pemain ini bukan sebatas tambahan personel, melainkan bagian dari proyek jangka panjang Timnas Putri. Erick Thohir menegaskan, target besar yang dipasang adalah menembus peringkat 50 besar dunia, masuk 10 besar Asia, lolos ke setiap putaran final AFC Women’s Asian Cup, dan bahkan tampil di FIFA Women’s World Cup 2035.

Dengan pengalaman bermain di kompetisi Eropa, ketiganya diharapkan bisa menjadi mentor bagi pemain muda di tanah air.

Data Pemain yang Segera Dinaturalisasi

Isabel Corian Kopp

Lahir di Amsterdam, 19 Februari 2002 (23 tahun)

Klub: Telstar Vrouwen (Belanda)

Posisi: Bek Sayap Kiri

Keturunan: Ayah kelahiran Mojokerto

Pauline Jeannette van de Pol

Lahir di Haarlem, 12 Maret 2003 (22 tahun)

Klub: Telstar Vrouwen

Posisi: Bek Sayap Kanan

Keturunan: Kakek dari Madiun, nenek dari Batavia

Isabelle Nottet

Lahir di Amstelveen, 6 Maret 2003 (22 tahun)

Klub: Telstar Vrouwen

Posisi: Penyerang Sayap

Keturunan: Kakek kelahiran Bandung

Miliano Jonathans

Lahir di Arnhem, 5 April 2004 (21 tahun)

Klub: FC Utrecht (Belanda)

Posisi: Penyerang Sayap

Keturunan: Kakek kelahiran Depok

Mauro Nils Zijlstra

Lahir di Zaanstad, 9 November 2004 (20 tahun)

Klub: FC Volendam (Belanda)

Posisi: Penyerang Tengah

Keturunan: Nenek kelahiran Bandung

Simbol Harapan Baru

Kehadiran lima pemain diaspora ini jelas menghadirkan optimisme baru. Naturalisasi mereka bukan hanya soal menambah kekuatan di atas lapangan, tetapi juga menjadi simbol bahwa sepak bola Indonesia memiliki daya tarik global. Anak-anak muda keturunan Indonesia yang lahir dan berkembang di Eropa tetap memilih untuk kembali mengabdi kepada tanah leluhurnya.

Pemerintah bersama PSSI kini dituntut untuk memaksimalkan potensi tersebut. Jika program ini konsisten dijalankan, mimpi Indonesia menembus Piala Dunia bukan lagi sekadar angan-angan, melainkan sebuah target yang realistis untuk dicapai.

Terkini