Daftar Properti Tari Topeng, Alat Musik, dan Gerakannya

Bru
Jumat, 22 Agustus 2025 | 07:55:27 WIB
properti Tari Topeng

Properti Tari Topeng adalah bagian penting dalam sebuah pertunjukan tradisional dari Cirebon, Jawa Barat. 

Tarian ini dikenal sebagai tarian yang menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Keunikan dari pertunjukan ini terletak pada topeng yang dipakai penari, di mana setiap topeng memiliki karakter berbeda yang mampu menghadirkan nuansa dan cerita yang tidak sama pada setiap pementasan. 

Hal inilah yang membuat Tari Topeng menjadi begitu memikat untuk disaksikan. Lalu, apa saja perlengkapan yang wajib digunakan dalam setiap penampilan tarian ini? Mari kita kenali lebih dalam mengenai properti Tari Topeng!

Properti Tari Topeng

Berikut merupakan beberapa jenis properti Tari Topeng beserta penjelasan lengkapnya. Yuk, perhatikan dengan baik agar lebih mudah dipahami!

Topeng

Sesuai namanya, tarian ini tentu erat kaitannya dengan penggunaan topeng. Benda ini dikenakan di wajah untuk menutupi wajah asli penari. Keberadaan topeng menjadi unsur yang wajib dalam setiap pementasan.

Bahan pembuatnya bisa dari plastik maupun kayu, namun yang paling umum digunakan adalah topeng kayu berukir. Jenisnya pun beragam, mulai dari topeng bergambar wajah manusia hingga tokoh tertentu.

Cara mengenakannya ada dua, yaitu dengan tali yang diikat di bagian belakang kepala atau dengan menggigit karet/bantalan di balik topeng. Dalam pertunjukan, topeng berwarna merah adalah yang paling sering dipakai.

Baju Kurung Lengan Pendek

Baju kurung merupakan pakaian tradisional Melayu yang dikenal di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Modelnya longgar di bagian lengan, dada, dan perut, serta panjangnya sejajar dengan pangkal paha atau lutut.

Ciri khas lain dari busana ini adalah tidak berkancing, tidak berkerah, dan dihiasi renda di bagian ujung. Ada yang bermotif maupun polos, dengan kebanyakan berlengan panjang.

Namun, dalam tarian ini digunakan baju kurung lengan pendek sebagai pakaian dalam. Hal ini dimaksudkan agar gerakan tangan penari tampak lebih jelas. 

Biasanya dilengkapi motif atau renda benang emas di bagian lengan, dengan warna merah atau warna mencolok lainnya.

Mongkron

Mongkron adalah kain penutup dada yang dikenakan penari. Bahannya bisa berupa kain dari baju kurung yang dibordir atau kain batik. Warna yang dominan adalah emas atau merah, dengan bordiran benang emas maupun perak sebagai hiasan.

Bentuk dan pola mongkron berbeda-beda tergantung budaya lokal, ada yang berbentuk kotak, segitiga, maupun bulat.

Sampur

Sampur merupakan kain panjang yang dikenakan di leher penari, biasanya berwarna cerah seperti merah, hijau, atau kuning. Selain sebagai bagian dari busana, sampur juga digunakan dalam gerakan tari.

Cara penggunaannya yaitu dengan ujung kain diselipkan pada jari tengah sehingga bergerak seiring gerakan tangan penari, memberikan kesan tegas sekaligus anggun. Selain di leher, sampur juga kadang diikatkan di pinggang penari.

Celana Kurung Sepertiga

Sebagai pasangan baju kurung, penari mengenakan celana longgar yang panjangnya hanya sampai di bawah lutut. Celana ini tidak bermotif, namun berwarna mencolok seperti merah. 

Pada bagian ujungnya biasanya terdapat hiasan berupa bordiran dan benang emas. Desain longgar pada celana ini berfungsi untuk memudahkan gerakan penari saat tampil.

Kain Penutup

Selain celana, busana penari juga dilengkapi dengan kain penutup. Kain ini dikenakan dengan cara dililitkan di pinggang hingga menutupi bagian atas paha. Umumnya terbuat dari kain batik dengan warna yang serasi dengan baju kurung. 

Selain berfungsi sebagai pelengkap, kain penutup juga menjadi hiasan celana agar tampak lebih indah.

Sumping

Sumping merupakan aksesori yang dikenakan di bagian telinga penari, baik sebelah kanan maupun kiri. Fungsinya adalah mempertegas penampilan sekaligus gerakan tarian. 

Umumnya, sumping berwarna keemasan, mirip dengan yang digunakan oleh tokoh wayang orang.

Mahkota

Hiasan kepala yang dipakai penari disebut mahkota. Bentuk dan coraknya harus sesuai dengan karakter yang sedang diperankan. 

Biasanya mahkota berwarna hitam dan dihiasi bordiran berwarna emas sehingga menambah kesan anggun sekaligus berwibawa.

Kupluk

Kupluk adalah penutup kepala berbahan kain yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tarian ini, kupluk khusus dipakai oleh penari sebagai pelengkap busana. 

Biasanya kupluk yang digunakan berwarna hitam dan dilengkapi dengan hiasan tambahan agar lebih menarik.

Anting

Selain sumping, penari juga menghiasi telinga dengan anting yang dipasang di kedua sisi. Biasanya, anting tersebut dilengkapi dengan bandul berwarna-warni. Terdapat variasi anting panjang maupun pendek yang bisa dikenakan. 

Pemilihan warnanya umumnya menggunakan warna terang seperti kuning, hijau, atau merah. Pemakaian warna mencolok ini dimaksudkan untuk menggambarkan suasana gembira dan penuh keceriaan.

Ikat Pinggang

Penari juga mengenakan ikat pinggang berupa kain yang dililitkan di bagian pinggang. Fungsinya tidak hanya sebagai penahan pakaian, tetapi juga menambah keindahan kostum yang dipakai. 

Warna ikat pinggang biasanya dipilih dari nuansa cerah, misalnya kuning, biru, atau hijau. Selain itu, ikat pinggang juga berperan sebagai tempat menyelipkan keris yang menjadi atribut penari.

Keris

Keris merupakan senjata tradisional masyarakat Jawa yang turut dijadikan bagian dari atribut tari Topeng. Namun, berbeda dengan keris asli yang digunakan sebagai senjata, keris dalam tarian ini hanya berfungsi sebagai pelengkap kostum. 

Simbol yang terkandung dalam keris mencerminkan wibawa, keberanian, status bangsawan, serta kekuatan. 

Oleh karena itu, properti ini sangat sesuai digunakan, khususnya pada karakter tari Topeng yang menggambarkan tokoh ksatria atau bangsawan.

Gelang Tangan

Untuk mempercantik penampilan, penari juga memakai gelang tangan yang bisa terbuat dari kertas, logam, atau kain berwarna emas. Kehadiran gelang ini bertujuan menambah kesan indah dan menarik dalam keseluruhan tampilan penari.

Gelang Kaki

Selain gelang tangan, penari Topeng juga mengenakan gelang kaki yang memiliki nilai estetik dan makna tertentu. Gelang ini bisa dibuat dari kain maupun logam. 

Jika berbahan kain, biasanya ditambahkan hiasan bordir dengan benang berwarna emas agar terlihat lebih indah. Warna yang umum digunakan adalah merah, meski bisa juga diganti dengan warna lain sesuai kebutuhan.

Ronce Bunga

Aksesori yang terpasang di mahkota penari Topeng disebut ronce bunga. Properti ini berbentuk rangkaian bunga yang menyerupai anting panjang. 

Umumnya, bunga melati digunakan untuk membuatnya, tetapi bisa pula diganti dengan gantungan berwarna merah atau kuning sebagai variasi.

Alat Musik Pengiring Tari Topeng

Alat musik yang dipakai untuk mengiringi pertunjukan tari Topeng terdiri dari beberapa instrumen gamelan. 

Beberapa di antaranya yaitu saron satu pangkon, gong yang terbagi menjadi tiga jenis yakni kiwul, sabet, dan telon, lalu ada bonang satu pangkon, titil satu pangkon, hingga seperangkat kecrek. 

Selain itu, juga digunakan kenong, ketuk, klenang, serta jengglong masing-masing satu pangkon. Tak ketinggalan dua buah kemanak dan seperangkat kendang yang terdiri dari ketiping, gendung, serta kepyang ikut melengkapi rangkaian musik pengiring tari ini.

Sejarah Tari Topeng

Tarian Topeng Cirebon pertama kali berkembang antara abad ke-10 hingga ke-16 Masehi, tepatnya pada masa pemerintahan Kerajaan Jenggalan yang dipimpin oleh Prabu Amiluhur atau Prabu Panji Dewa. 

Keunikan dari seni tari ini adalah kemunculannya di Cirebon melalui peran seniman jalanan.

Dari situ, terjalin perpaduan berbagai unsur budaya yang kemudian melahirkan tarian khas Cirebon tersebut. Selain itu, hadirnya agama Islam juga memberikan pengaruh besar. 

Sekitar tahun 1470, ketika Sunan Gunung Jati berkuasa, Cirebon menjadi salah satu pusat penyebaran ajaran Islam. Tarian Topeng pun digunakan olehnya sebagai sarana untuk menyampaikan ajaran agama.

Seni pertunjukan ini tidak berdiri sendiri, melainkan ditampilkan bersama bentuk kesenian lain, seperti gamelan renteng, wayang kulit, reog, brai, angklung, hingga berokan.

Pada masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati di tahun 1479, muncul ancaman dari Pangeran Welang dan Karawang yang dikenal memiliki kekuatan luar biasa. 

Bahkan, kemampuan mereka sulit ditandingi oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, maupun Pangeran Cakrabuana. Untuk meredakan konflik, ditempuhlah jalan diplomasi melalui kesenian.

Kesepakatan tersebut kemudian melahirkan sebuah kelompok seni tari dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. 

Pangeran Welang akhirnya jatuh hati pada sosok penari tersebut, lalu menyerahkan pedang Curug Sewu yang menjadi sumber kesaktiannya. 

Sejak saat itu, kekuatannya hilang, ia tunduk pada Sunan Gunung Jati, dan berganti nama menjadi Pangeran Graksan. Seiring waktu, tarian tradisional ini semakin dikenal luas sebagai Tari Topeng Cirebon. 

Perkembangannya melahirkan lima bentuk tari berbeda, yaitu Tari Topeng Tumenggung, Tari Topeng Kelana, Tari Topeng Samba, Tari Topeng Rumyang, serta Tari Topeng Panji.

Kelima jenis tari itu kemudian populer dengan sebutan Panca Wanda, yang masing-masing menghadirkan karakter dan makna berbeda.

Gerakan Tari Topeng

Gerakan dalam tarian Topeng biasanya disesuaikan dengan jenis topeng yang dipakai oleh penarinya. 

Jika penari mengenakan Topeng Panji, maka gerakannya lebih menekankan pada isyarat lembut yang berpadu antara pergerakan dan keheningan, sebab topeng ini melambangkan fase kehidupan seorang bayi atau manusia yang baru dilahirkan. 

Berbeda halnya ketika penari memakai Topeng Tumenggung, di mana ia akan membawakan tarian dengan gaya yang mencerminkan pribadi yang penuh kebijaksanaan. 

Sedangkan saat Topeng Kelana digunakan, gerakan tari harus mengekspresikan sosok dengan watak angkara murka atau sifat jahat.

Makna Tari Topeng Menurut Daerahnya

Yuk, simak penjelasan mengenai makna tari Topeng dari berbagai daerah berikut ini!

Topeng Dayak

Di Pulau Borneo, suku Dayak mempersembahkan tarian Hudoq yang menggunakan topeng dalam pelaksanaannya. Tarian ini biasanya dilakukan dalam upacara keagamaan oleh suku Dayak Bahau dan Modang. 

Tujuannya adalah memohon kekuatan agar dapat mengatasi serangan hama sekaligus berharap kesuburan tanaman. 

Topeng yang dipakai berwarna hitam, putih, dan merah, yang masing-masing melambangkan kekuatan alam, pembawa air, serta pelindung tanaman agar bisa tumbuh pada musim tertentu.

Topeng Bali

Di Bali, topeng memiliki kaitan erat dengan tradisi upacara keagamaan Hindu. Seni topeng ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekaligus perwujudan kepercayaan mereka. 

Tari Topeng Bali bukan sekadar hiburan, melainkan sarat dengan unsur ritual magis, dan biasanya ditampilkan di tengah masyarakat sebagai bagian dari kegiatan budaya maupun keagamaan.

Topeng Cirebon

Nah, kalau yang sedang kita bahas di sini adalah Tari Topeng Cirebon. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di wilayah Cirebon, menjadi salah satu bentuk tarian Topeng yang memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan daerah lain.

Topeng Malang

Tarian Topeng yang berasal dari Malang, Jawa Timur ini dikenal dengan nama Topeng Malang. Ceritanya umumnya diambil dari kisah panji, yang mengisahkan perjalanan cinta Raden Panji Asmoro Banung dengan Putri Sekartaji.

Topeng Reog

Mungkin kamu baru menyadari bahwa Reog Ponorogo juga termasuk dalam jenis tari Topeng. Sesuai namanya, tarian ini berasal dari daerah Ponorogo.

Topeng Ireng

Topeng Ireng merupakan wujud seni tradisi yang telah mengalami akulturasi dengan budaya lokal Jawa Tengah. Tarian ini juga dikenal sebagai seni berdaya, yaitu bentuk tari rakyat hasil kreasi baru yang berkembang dari seni Kubro Siswo.

Jenis Tari Topeng

Tari Topeng biasanya menampilkan lima tokoh berbeda yang masing-masing diwujudkan melalui topeng dengan warna serta bentuk khas. Setiap jenis topeng menghadirkan karakter dan makna tersendiri. Berikut penjelasannya:

Topeng Panji

Topeng ini melambangkan sosok yang masih suci, baru hadir di dunia, dengan gerakan halus serta lembut. Maknanya mencerminkan perpaduan antara gerak dan diam yang murni.

Topeng Samba

Mewakili masa kanak-kanak, tarian dengan topeng ini menghadirkan gerakan yang lincah, lucu, dan penuh keindahan. Ekspresinya dibuat menggemaskan layaknya anak-anak.

Topeng Rumyang

Topeng ini menggambarkan masa remaja. Gerakan tarinya menyampaikan pesan moral bahwa manusia hendaknya senantiasa melakukan kebaikan dalam hidupnya.

Topeng Tumenggung

Menggambarkan sosok yang berwibawa, berbudi luhur, serta penuh ketegasan. Tokoh ini merepresentasikan kepribadian dengan kesetiaan yang kuat terhadap sesama.

Topeng Kelana

Berbeda dengan yang lain, topeng ini memerankan sifat angkara murka, amarah, dan keburukan. Meskipun menampilkan karakter antagonis, pesan yang dibawanya tetap positif, yakni manusia sebaiknya mencari kebahagiaan dengan jalan yang benar.

Sebagai penutup, keberagaman properti Tari Topeng bukan hanya memperindah pertunjukan, tapi juga menyimpan pesan kehidupan yang mendalam bagi penonton maupun penarinya.

Terkini

12 Contoh Bisnis Jasa yang Menghasilkan Keuntungan Tinggi

Jumat, 05 September 2025 | 21:07:23 WIB

Daftar Terbaik Mobil 2 Pintu Paling Direkomendasikan

Jumat, 05 September 2025 | 20:59:45 WIB

Inilah Besaran Gaji Pensiunan PNS 2025, Adakah Kenaikan?

Kamis, 04 September 2025 | 13:05:36 WIB

Begini Cara Mengatasi Hiperinflasi & Faktor Penyebabnya

Kamis, 04 September 2025 | 14:49:36 WIB

Refinancing Adalah: Definisi, Manfaat, dan Tips Melakukannya

Kamis, 04 September 2025 | 11:52:54 WIB