Pengertian Latar Belakang Masalah hingga Cara Membuatnya

Bru
Rabu, 06 Agustus 2025 | 17:20:44 WIB
pengertian latar belakang masalah

Memahami pengertian latar belakang masalah penting sebagai langkah awal sebelum menulis skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau proposal.

Elemen ini menjadi landasan utama yang menjelaskan alasan mengapa penelitian perlu dilakukan, karena memuat inti permasalahan yang hendak dibahas dalam proses penelitian tersebut.

Melalui bagian latar belakang inilah, kita mulai merumuskan masalah, mengumpulkan teori-teori yang relevan, hingga akhirnya melahirkan hipotesis yang nantinya akan diuji melalui kegiatan penelitian.

Dengan kata lain, penyusunan latar belakang masalah menjadi syarat utama sebelum seseorang bisa melangkah ke tahap-tahap lanjutan dalam proses penelitian ilmiah. 

Agar lebih memahami secara menyeluruh, berikut ini akan dibahas penjabaran lengkap mengenai pengertian latar belakang masalah, mulai dari isi, unsur-unsur penting, tips penyusunan, cara membuatnya, hingga contoh konkret yang bisa dijadikan referensi.

Pengertian Latar Belakang Masalah

Menulis karya ilmiah memang memerlukan ketelitian dan ketepatan. Sebuah karya ilmiah terdiri atas bagian pendahuluan, isi, dan penutup yang disusun secara sistematis.

Dalam proses menulisnya, sangat penting untuk mengetahui terlebih dahulu permasalahan apa yang akan dibahas serta bagaimana strategi untuk mengatasinya. Hal ini bertujuan agar penulisan tidak berjalan secara acak dan tetap fokus.

Penulisan karya ilmiah juga harus bersifat objektif dan tidak dipengaruhi oleh opini atau perasaan pribadi penulis. Salah satu komponen penting dalam penulisan karya ilmiah adalah bagian latar belakang. 

Bagian ini dibutuhkan dalam berbagai bentuk tulisan ilmiah seperti makalah, jurnal, skripsi, hingga proposal. 

Ketika latar belakang disusun dengan kuat, maka keseluruhan isi karya ilmiah akan terlihat lebih solid dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

Pengertian latar belakang masalah merujuk pada penjabaran sistematis mengenai sebuah fenomena maupun persoalan menarik yang layak untuk diteliti. 

Pernyataan ini sesuai dengan penjelasan Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd. dalam karyanya yang berjudul LATAR BELAKANG PERMASALAHAN DALAM PENELITIAN. 

Dalam konteks ini, latar belakang menjelaskan topik yang akan dibahas dalam penelitian serta alasan pemilihan topik tersebut.

Sebagai contoh, saat menyusun makalah, kamu perlu menyampaikan alasan mengapa karya ilmiah tersebut perlu dibuat. Dalam proposal kegiatan, kamu harus menjelaskan pentingnya penyelenggaraan suatu acara. 

Penjabaran ini bertujuan agar pembaca memahami konteks, maksud, dan tujuan dari tulisan ilmiah yang kamu buat. Penulisan latar belakang yang menarik dan jelas juga dapat meningkatkan ketertarikan pembaca terhadap karya tersebut.

Biasanya, dalam bagian latar belakang juga disampaikan kajian dari penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik. 

Dari situ, kamu bisa mengidentifikasi hal-hal yang belum dibahas dalam penelitian sebelumnya dan menunjukkan perbedaan serta keunikan pendekatan yang kamu gunakan dalam penelitianmu.

Tidak ada ketentuan mutlak mengenai panjang latar belakang dalam karya ilmiah. Panjangnya tergantung pada kompleksitas permasalahan yang akan diuraikan dalam tulisan tersebut.

Isi Latar Belakang Masalah

Secara umum, bagian awal dalam sebuah karya ilmiah memuat elemen-elemen penting yang menjadi dasar argumen penelitian, di antaranya:

Informasi atau bukti empiris yang relevan

Data konkret atau bukti yang telah dikumpulkan menjadi titik tolak penyusunan bagian awal ini. Melalui bukti tersebut, penulis diminta untuk menjelaskan persoalan utama yang menjadi fokus penelitian. 

Fakta tersebut nantinya akan diperbandingkan dengan kerangka teori atau prinsip-prinsip ilmiah yang berlaku. Ketidaksesuaian antara keduanya menjadi indikator adanya persoalan.

Pendekatan kajian terhadap masalah

Bagian ini memuat pemaparan mendalam terhadap permasalahan hingga seluruh elemen permasalahan tergambar dengan jelas.

Alasan perlunya dilakukan pengkajian lebih lanjut

Hasil penelaahan terhadap permasalahan di atas seharusnya mengarah pada penarikan simpulan awal yang menjawab pertanyaan: mengapa hal ini layak dan penting untuk dijadikan objek kajian lanjutan?

Berdasarkan pandangan Sugiyono (1999:302), bagian ini mencakup uraian terkait latar peristiwa atau kondisi yang melatarbelakangi kegiatan riset. 

Dalam kajian tersebut harus benar-benar terdapat situasi bermasalah atau kondisi yang menyimpang jika dilihat dari norma keilmuan maupun ketentuan yang ada. Ketidakwajaran atau ketidaksesuaian inilah yang menjadi dasar urgensi penelitian. 

Pada bagian ini pula dijelaskan secara rinci melalui pendekatan analisis, sehingga persoalan yang diangkat menjadi lebih mudah dipahami oleh pihak pembaca.

Dari proses analisis itu pula, peneliti dituntut untuk mampu menerangkan ketidaksesuaian yang ada, serta mengapa hal tersebut penting untuk ditelusuri lebih lanjut melalui pendekatan ilmiah.

Sementara itu, menurut pendapat Husein Umar (2001:238), bagian ini terdiri atas pemaparan mengenai suatu persoalan atau kemungkinan yang berpotensi menjadi topik penelitian, lengkap dengan alasan-alasan mendasar yang mendukung munculnya masalah tersebut dan perlunya dilakukan penelaahan akademik secara lebih mendalam.

Komponen Latar Belakang Masalah

Saat menyusun bagian awal dalam karya ilmiah, penulis perlu memasukkan sejumlah elemen penting yang menjadi dasar pembentukan minat pembaca terhadap penelitian yang dilakukan. 

Elemen-elemen ini tidak hanya berfungsi untuk menarik perhatian, tetapi juga menguji kemampuan penulis dalam menyusun alur pemikiran yang logis serta menyampaikan gagasan melalui tulisan yang terstruktur. Beberapa elemen tersebut meliputi: menjelaskan dengan gamblang area kajian atau persoalan yang menjadi fokus utama, membangun konteks melalui ulasan singkat dari sumber pustaka relevan yang dipilih secara selektif dan berkaitan langsung dengan persoalan utama, mengemukakan dugaan awal terhadap persoalan yang sedang diteliti, serta menyertakan alasan mengapa topik tersebut dipilih sebagai fokus kajian.

Dalam menyusun dugaan awal atau hipotesis untuk karya ilmiah, penting untuk mendasarkannya pada penalaran yang kuat. Penalaran tersebut umumnya sudah tersusun secara rinci dalam bagian pendahuluan. 

Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk menyusun latar awal yang kokoh, agar dugaan awal yang diajukan tidak terkesan muncul secara tiba-tiba tanpa fondasi pemikiran yang memadai.

Cara Membuat Latar Belakang Masalah

Dalam proses penyusunan karya ilmiah, tidak sedikit penulis yang merasa kesulitan ketika harus menguraikan bagian pembuka yang menjelaskan konteks masalah. 

Bagian ini memuat berbagai informasi penting dan membutuhkan penjabaran yang cukup panjang, yang jika tidak disusun dengan baik bisa membuat pembaca kehilangan ketertarikan.

Agar pembaca tetap tertarik, cobalah membuka penjelasan dengan narasi menarik yang relevan dengan pokok bahasan. 

Namun, pastikan uraian tersebut tidak menyimpang dari inti persoalan agar pembaca tetap dapat memahami konteks dan isu yang akan dianalisis.

Untuk menghasilkan bagian pembuka yang baik dan mudah dipahami, ada sejumlah kesalahan umum yang sebaiknya dihindari. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Penyusunan informasi awal tidak boleh dilakukan secara sembarangan

Jika pembahasan yang disusun tidak mengikuti urutan logis, maka akan menyulitkan pembaca dalam memahami isi tulisan. Oleh karena itu, penting untuk menyusun bagian ini dengan sistematis dan tertata rapi. 

Perlu diketahui bahwa cara penjabaran dalam studi kuantitatif dan kualitatif berbeda. Penelitian dengan pendekatan kualitatif biasanya menggunakan penalaran induktif, sementara kuantitatif lebih mengandalkan penalaran deduktif. 

Maka dari itu, struktur penyampaian perlu disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilakukan.

Hindari pernyataan yang membingungkan atau tidak tegas

Hal ini sering terjadi ketika penjelasan topik hanya disampaikan secara setengah-setengah. Untuk menghindarinya, bayangkan dirimu sebagai pembaca yang belum memahami apa pun tentang topik tersebut. 

Pendekatan ini akan membantumu menjabarkan latar konteks secara gamblang dan tidak membingungkan.

Tetap berfokus pada isu utama yang diangkat

Jangan memasukkan informasi yang tidak berhubungan dengan pokok studi. 

Soroti aspek penting dalam riset yang mencakup kesenjangan antara kajian sebelumnya dengan topik yang kamu angkat, hal baru apa yang ingin dibahas, serta alasan pentingnya penelitian ini untuk dilakukan. 

Dengan cara ini, pembaca akan merasa bahwa topikmu memang layak untuk ditelusuri lebih lanjut.

Selain kesalahan-kesalahan tadi, ada juga kekeliruan umum lainnya yaitu menjabarkan bagian ini secara berlebihan atau justru terlalu singkat. 

Sebaiknya susun pokok-pokok inti dari penelitianmu dengan gaya penulisan yang padat dan langsung ke inti, tanpa terlalu banyak berputar-putar.

Agar lebih mudah dipahami, berikut ilustrasi penjabaran yang baik:

Misalnya kamu mengangkat judul penelitian: Ideologi dan Kebudayaan dalam Anime Attack on Titan. 

Maka bagian pembuka perlu menjawab berbagai pertanyaan mendasar, seperti alasan pemilihan aspek ideologi dan kebudayaan sebagai fokus, serta alasan memilih anime Attack on Titan sebagai objek. 

Selain itu, kamu juga harus menjelaskan apa yang menjadi objek kajian, isu yang akan dianalisis, dan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan isu tersebut. 

Jika ada riset sebelumnya yang relevan, masukkan juga pembahasan mengenai itu, lalu tunjukkan perbedaan antara studi yang terdahulu dan riset yang sedang kamu kerjakan sekarang.

Tips Menulis Latar Belakang Masalah

Kalau kamu masih merasa kesulitan untuk memulai penelitian, coba ikuti beberapa saran berikut ini:

  • Melakukan Observasi: Perhatikan lingkungan di sekitarmu, atau kamu juga bisa menelusuri berbagai media sosial. Dari sana mungkin saja kamu akan menemukan permasalahan yang menarik perhatianmu.
  • Melakukan Identifikasi: Setelah kamu menemukan suatu permasalahan, coba gali lebih dalam. Tanyakan apakah permasalahan tersebut berdampak besar atau kecil dan seperti apa pengaruhnya.
  • Melakukan Analisis: Lanjutkan dengan menganalisis masalah tersebut. Apakah kamu bisa menemukan solusi atau justru belum ada pemecahan yang jelas?
  • Kesimpulan: Tuliskan kesimpulan dari permasalahan yang sudah kamu temukan tadi. Sertakan pula hipotesis secara singkat dan mudah dipahami.

Contoh Latar Belakang Masalah

Untuk menambah pemahamanmu tentang latar belakang masalah penelitian, simak beberapa contoh latar belakang penelitian berikut.

1. Contoh Latar Belakang Makalah

Judul: Pemanfaatan Internet untuk Transaksi Jual Beli

Saat ini, kemajuan teknologi dan internet berkembang dengan sangat pesat. Lewat jaringan internet, hampir semua aktivitas dapat dilakukan dengan lebih mudah, mulai dari berkomunikasi dengan orang yang berada di negara berbeda, memesan layanan transportasi, hingga bertransaksi jual beli. 

Aktivitas jual beli kini tidak terbatas antar kota saja, melainkan bisa lintas negara dengan proses yang praktis dan biaya yang efisien.

Banyak perusahaan mulai memanfaatkan internet untuk memasarkan berbagai jenis produk maupun jasa. Mulai dari layanan ekspedisi, kebutuhan pokok sehari-hari, dan masih banyak lagi. 

Ketika produk atau jasa dipromosikan melalui internet, maka siapa pun yang menggunakan internet dari berbagai belahan dunia bisa mengakses informasi tersebut.

Dalam transaksi jual beli online, kini sudah tersedia platform khusus yang disebut E-Commerce. 

Di Indonesia, tren E-Commerce sudah mulai populer sejak tahun 2010. Bahkan, pada tahun 2019 Indonesia ditetapkan sebagai negara dengan tingkat adopsi E-Commerce tertinggi di dunia.

Pengguna internet berusia 16 hingga 65 tahun telah banyak yang memanfaatkan platform E-Commerce untuk bertransaksi. 

Saat ini tersedia berbagai pilihan E-Commerce di Indonesia, seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan lainnya. Proses jual beli melalui platform tersebut menjadi lebih praktis untuk penjual maupun pembeli.

E-Commerce mempermudah penjual karena tidak perlu menanggung biaya tinggi seperti sewa toko atau gaji karyawan. Di sisi lain, pembeli juga diuntungkan karena tidak harus pergi langsung ke toko fisik. 

Secara keseluruhan, kehadiran E-Commerce membuat proses jual beli menjadi lebih efisien dan cepat bagi pengguna internet di seluruh dunia.

2. Latar Belakang Proposal

Judul: Proposal Kegiatan dalam Memperingati 17 Agustus di RW 13

Tanggal 17 Agustus merupakan peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, sudah sewajarnya kita ikut merasa bangga dan turut menyemarakkan hari bersejarah tersebut.

Keikutsertaan dalam perayaan hari kemerdekaan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat nasionalisme terhadap tanah air. 

Selain itu, momen ini menjadi pengingat atas jasa besar para pahlawan yang telah berjuang bersama melawan penjajah, tanpa membedakan latar belakang suku, agama, maupun ras.

Oleh karena itu, diharapkan partisipasi dari seluruh warga RW 13 untuk turut serta dalam memeriahkan peringatan hari kemerdekaan. Apalagi kegiatan perayaan ini memang sudah menjadi tradisi tahunan di lingkungan RW 13.

Beragam kegiatan akan diselenggarakan untuk menyambut 17 Agustus, seperti kerja bakti bersama, upacara bendera, serta berbagai perlombaan untuk anak-anak hingga orang dewasa.

Melalui kegiatan ini, diharapkan tali persaudaraan antarwarga RW 13 semakin kuat dan harmonis.

3. Latar Belakang Jurnal

Judul: Polisemi Verba Toru dalam Kalimat Bahasa Jepang

Dalam kajian linguistik, polisemi merujuk pada kondisi ketika suatu istilah memiliki lebih dari satu arti. Dalam bahasa Jepang, istilah ini dikenal dengan sebutan tagigo. 

Fenomena polisemi tidak terbatas pada satu jenis kata saja, melainkan dapat dijumpai hampir di seluruh kelas kata.

Salah satu contohnya adalah verba toru yang dapat dimaknai sebagai ‘mengambil’, ‘memperoleh’, ‘memiliki’, dan sejumlah arti lain yang akan dijelaskan lebih rinci dalam studi ini. 

Dalam kamus, arti yang pertama kali muncul biasanya dianggap sebagai makna utama, sedangkan makna berikutnya dikategorikan sebagai perluasan dari makna dasar tersebut.

Keberadaan lebih dari satu makna pada suatu kata sering menimbulkan kesalahan ketika dilakukan penerjemahan. 

Masalah umum yang sering timbul dalam alih bahasa antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia adalah penerapan kaidah yang tidak sesuai dengan tata bahasa Jepang, dan terkadang justru menggunakan pola bahasa Indonesia.

Permasalahan ini dapat muncul karena pemahaman terhadap makna utama dan turunan dari suatu kata masih terbatas. 

Selain itu, pelajar bahasa Jepang kerap kali tidak mencermati pergeseran makna atau tidak menyadari perbedaan makna dari suatu istilah.

Untuk meminimalisasi kekeliruan dalam proses alih bahasa antara kedua bahasa tersebut, penulis berupaya menjelaskan secara terperinci bagaimana perbedaan dan perkembangan makna pada kata yang memiliki sifat polisemik.

Kata kerja toru menjadi objek utama yang dianalisis dalam penelitian ini. Penulis ingin menekankan bahwa toru tidak hanya mengandung arti ‘mengambil’, melainkan juga memiliki makna lain yang relevan dalam konteks bahasa Jepang.

Penulisan jurnal ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada pembelajar agar memahami secara lebih dalam tentang keragaman makna dalam bahasa Jepang, khususnya kata toru. 

Dengan adanya penjelasan ini, diharapkan para pembaca memiliki bekal tambahan dalam pelajaran bahasa Jepang dan mampu menghindari kesalahan dalam proses penerjemahan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya.

4. Latar Belakang Skripsi

Judul: Globalisasi Budaya dalam Perluasan Sister Group AKB48 di Mancanegara

Jepang telah berhasil memperkenalkan kebudayaan populernya ke berbagai penjuru dunia. Capaian besar ini terlihat dari penyebaran elemen budaya populer Jepang yang mulai dikenal secara luas sejak akhir tahun 1980-an.

Budaya populer tersebut mencakup anime, manga, grup idola, serta musik pop Jepang atau J-Pop. 

Penyebaran budaya ini didukung oleh berbagai media, mulai dari media cetak seperti surat kabar dan majalah, media elektronik seperti televisi dan radio, hingga media berbasis internet serta film layar lebar.

Sejak memasuki abad ke-21, salah satu bentuk budaya populer Jepang yang paling diminati adalah grup idola. Grup idola menjadi bagian penting dalam penyebaran budaya Jepang. 

Melalui elemen tersebut, Jepang berusaha menarik minat masyarakat dunia untuk mengenal negerinya secara lebih dekat, dan menjadikannya sebagai alat diplomasi budaya yang dikenal dengan istilah soft power.

Salah satu contoh nyata adalah AKB48, grup penyanyi wanita yang berhasil meraih popularitas besar sejak kemunculannya pada tahun 2005. 

Kepopuleran grup ini kemudian memunculkan grup serupa di berbagai lokasi, dimulai dari pembentukan grup saudari di Nagoya bernama SKE48 pada tahun 2008.

Selanjutnya, model ini berkembang pesat dengan kemunculan grup serupa di wilayah lain, termasuk di luar Jepang, seperti JKT48 di Indonesia, TPE48 di Taiwan, MNL48 di Filipina, dan BNK48 di Thailand.

Awalnya, konsep idol group di Jepang diperkenalkan oleh agensi hiburan ternama, Johnny’s Associates, yang membawahi sejumlah grup pria populer seperti Arashi dan Hey! Say! JUMP, yang pernah melakukan tur di berbagai negara Asia.

Model bisnis dan budaya idol group Jepang kian berkembang ketika perusahaan yang menaungi AKB48 mulai membentuk grup-grup saudari di negara-negara lain. 

Inilah yang kemudian menjadi latar belakang penulis dalam mengkaji fenomena penyebaran budaya Jepang melalui keberadaan grup-grup saudari AKB48 di mancanegara.

Fokus penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh serta dampak penyebaran budaya Jepang lewat globalisasi budaya, khususnya melalui ekspansi idol group tersebut.

Permasalahan utama yang dibahas adalah sejauh mana pengaruh dan konsekuensi globalisasi budaya dalam konteks penyebaran budaya Jepang melalui jaringan grup idola AKB48. 

Objek kajian penelitian ini adalah grup-grup saudari AKB48 yang tersebar di luar negeri.

Berdasarkan isu utama tersebut, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh serta dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi terhadap perluasan budaya Jepang melalui grup idola.

Dengan melakukan kajian terhadap pengaruh globalisasi, penulis berusaha mengungkap bagaimana budaya Jepang tersebar ke berbagai negara dengan memanfaatkan unsur budaya populer, yaitu grup idola.

Sebagai penutup, pengertian latar belakang masalah menjadi dasar penting dalam memahami konteks penelitian dan membantu merumuskan tujuan yang ingin dicapai secara jelas.

Terkini